Virus Corona

BOLEHKAH Pasien Corona Berhubungan Badan? Ada Temuan Mengejutkan Ini di Sperma Pasien Covid-19

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hubungan badan

TRIBUNSTYLE.COM - Bolehlah pasien virus corona berhubungan badan? Waspada, peneliti di China menemukan virus corona bisa hidup di sperma manusia yang terinfeksi Covid-19.

Menurut mereka hal ini membuka kemungkinan penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (7/5/2020), fakta ini ditemukan oleh dokter di rumah sakit kota Shangqiu, China.

Sebanyak 38 pria pengidap Covid-19, enam atau 16 % di antaranya terbukti positif virus corona pada air mani mereka.

Para peneliti mengatakan bahwa sementara temuan itu adalah awal, dan hanya berdasarkan pada sejumlah kecil pria yang terinfeksi.

• DITUDING Amerika Serikat Jadi Biang Pandemi Corona, Lihat Penampakan Isi Laboratorium Virologi Wuhan

• VIRAL Temuan Baru Covid-19 di Korea Selatan, Ditemukan Ratusan Pasien Virus Corona Positif Palsu

Ilustrasi sperma. (The Drinks Business)

Apakah Covid-19 Bisa Menular Lewat Hubungan Seks?

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah penularan seksual mungkin berperan dalam pandemi Covid-19.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan sehubungan dengan informasi terperinci tentang pelepasan virus, waktu bertahan hidup, dan konsentrasi dalam air mani," tulis tim itu dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

Nantinya, ketika dapat dibuktikan bahwa Covid-19 bisa ditularkan dengan hubungan seksual, maka itu juga bisa jadi bagian penting dari pencegahan.

Hal itu, terutama mengingat fakta bahwa virus corona juga terdeteksi pada sperma pasien yang telah dinyatakan pulih.

Para ilmuwan yang juga mendukung penemuan ini menyebut penelitian perlu didalami lebih lanjut, terkait virus corona yang terdapat dalam sperma pasien positif dapat menimbulkan fakta penularan baru.

Ilustrasi berhubungan seksual. (iStock via Grid Health)

Apakah Virus dalam Air Mani Bisa Menyebabkan Infeksi?

Sebuah studi kecil sebelumnya terhadap 12 pasien Covid-19 di China pada Februari hingga Mei menemukan bahwa air mani mereka negatif dari virus corona.

Profesor andrologi di Universitas Sheffield Inggris mengatakan penelitian tidak boleh dianggap sebagai kesimpulan.

Hal itu dikarenakan terdapat sejumlah kerumitan teknik pada pengujian virus dalam air mani.

Menurutnya, kehadiran virus corona atau Sars-CoV-2 di dalam sperma belum menunjukkan apakah itu aktif dan mampu menyebabkan infeksi atau tidak.

"Namun, kita tidak perlu heran jika virus yang menyebabkan Covid-19 ditemukan dalam air mani beberapa pria, karena ini telah ditunjukkan dengan banyak virus lain seperti Ebola dan Zika," tuturnya.

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Profesor kedokteran reproduksi di Queen's University Belfast, Sheena Lewis, menekankan bahwa ini adalah studi yang sangat kecil.

Ia juga mengatakan temuannya juga menyatakan bahwa hasil tes air mani tidak menunjukkan adanya virus corona.

"Namun, efek jangka panjang Sars-CoV-2 pada reproduksi pria belum diketahui," ungkapnya.

Sementara itu, pakar independen menyatakan temuan terkait adanya virus corona pada sperma memang menarik.

Namun, hal itu harus ditinjual lebih mendalam secara hati-hati, sebab berkaitan dengan teori faktor pemicu penyebaran Covid-19 itu sendiri.

Belum bisa dipastikan juga seberapa lama virus corona akan berada pada sampel sperma dari partisipan yang baru 2-3 hari sebelumnya dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Ilustrasi dokter penanganan Covid-19. (Freepik)

Ahli Kesehatan WHO Ungkap Vaksin Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Ada

Sementara itu, jumlah kasus pasien positif Covid-19 di banyak negara terus bertambah setiap hari.

Beberapa negara juga sedang mengembangakan obat atau vaksin untuk menyembuhkan pasien dari virus corona.

Namun, seorang ahli kesehatan perwakilan dari WHO, dr. David Nabarro, mengatakan vaksin untuk virus corona kemungkinan tak akan pernah ada.

Dikutip dari foxnews.com, Nabarro berkata bahwa masyarakat nantinya harus tetap bisa menjalani kehidupan seperti biasanya namun tetap waspada akan ancaman corona.

"Ada beberapa virus yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya," ungkap Nabarro.

Nabarro berharap masyarakat tidak terlalu berharap akan adanya vaksin untuk corona.

"Kita tidak bisa membuat kemungkinan yang mutlak bahwa kelak akan ada vaksin atau tidak akan ada vaksin," terangnya.

Pendapat ini juga didukung oleh dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi.

Fauci mengklaim bahwa dunia tak akan bisa kembali seperti sebelum corona menyerang.

"Kelak jika kondisi dunia mulai pulih, kita akan kembali ke titik di mana kita bisa kembali bermasyarakat," kata Fauci.

"Jika Anda ingin kembali ke masa seperti sebelum corona menyerang, masa itu tak akan pernah terjadi lantaran ancaman ini akan terus ada," tegasnya.

Saat ini yang terpenting adalah masyarakat harus tetap patuh terhadap anjuran physical distancing.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

• MENGEJUTKAN! Tipe Corona di Indonesia Paling Berbeda dengan 3 Jenis Lain di Dunia, Simak Alasannya

• Virus Corona Bisa Saja Tak Akan Ada Vaksinnya, Pandemi Bertahan Selama 2 Tahun, Ini Kata Ahli WHO