Virus Corona

7 Kesalahan Pemakaian Hand Sanitizer yang Membuat Virus Corona Tak Bisa Mati, Jangan Sentuh Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hand Sanitizer

TRIBUNSTYLE.COM -  Hindari 7 kesalahan pemakaian hand sanitizer yang bikin corona tak bisa mati. Salah satunya, jangan sentuh wadahnya, jangan buru-buru dan jangan melewatkan sela-sela jari. 

Hingga kini pandemi Virus Corona sudah menginfeksi lebih dari 1,9 juta orang di seluruh dunia.

Virus COVID-19 ini diketahui sangat cepat menular dari orang ke orang.

Untuk pencegahan yang disarankan yakni dengan mencuci tangan yang benar.

Mencuci tangan menjadi kunci menghindari penularan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China akhir tahun 2019 lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun sudah cukup efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

Namun sudahkah Anda melakukannya dengan benar?

• BEREDAR Peringatan: Golongan Darah A Paling Berisiko Corona, Benarkah? Ini Kata Ahli Respirologi

• 5 Doa Agar Murah Rezeki dan Selalu Diberi Kemudahan Saat Virus Corona Mewabah

Pejabat kesehatan memeriksa suhu penumpang di jalan yang dekat dengan hotspot selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah terhadap penyebaran virus corona COVID-19, di Bangalore pada 13 April 2020. (Manjunath Kiran / AFP)
 

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), memandang banyak dari kita mungkin merasa sudah mencuci tangan dengan tepat.

Padahal, jika dievaluasi atau dilihat lagi dengan seksama, proses mencuci tangan yang dilakukan tersebut belum sempurna sehingga tetap membuka risiko tubuh terserang kuman.

dr. Pras menjelaskan beberapa kesalahan umum yang banyak dilakukan saat mencuci tangan, di antaranya yakni:

1. Terlalu sebentar

Berapa Banyak Waktu yang Anda Habiskan untuk Mencuci Tangan? Ini Jawabannya (ilustrasi)

Dia menegaskan proses mencuci tangan yang benar sebaiknya dilakukan tidak tergesa-gesa. Menurut dia, proses mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun sebaiknya dilakukan minimal selama 20 detik.

Durasi itu penting diperhatikan karena sabun membutuhkan waktu untuk mengangkat kuman-kuman di tangan untuk dibuang bersama aliran air. Selain itu, mencuci tangan selama 20 detik juga diperlukan agar sabun bisa mengingat molekul air dan minyak secara bersamaan dengan maksimal.

2. Melewatkan sela-sela jari

Dia berharap dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, masyarakat juga bisa belajar cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Menurut dia, sebelumnya, banyak ditemui masyarakat yang masih mencuci tangan hanya mengusap dan memberi sabun di area telapak tangan.

 “Padahal kuman masih ada di sela-sela jari dan di balik kuku. Jadi bagian ini jangan sampai terlewat,” kata dr. Pras saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

3. Tidak mengeringkan tangan dengan maksimal

dr. Pras menyampaikan, banyak dari kita sudah mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, tapi kurang tepat dalam pengeringannya.

Beberapa orang masih terlihat hanya mengibaskan tangan untuk menghilangkan air. Dia menganjurkan, proses pengeringan tangan setelah mencuci tangan sebaiknya menggunakan kertas tisu.

dr. Pras tak menganjurkan penggunaan sapu tangan atau handuk untuk mengeringkan tangan, apalagi yang dimanfaatkan oleh banyak orang.

Sapu tangan atau handuk yang digunakan berulang kali dan bergantian malah bisa menjadi media penyaluran kuman penyebab penyakit.

4. Menutup keran air dengan tangan

dr. Pras mengingatkan, jangan menutup keran air manual dengan tangan setelah mencuci tangan. Pasalnya, keran air tersebut bisa saja sudah terkontaminasi kuman saat kita menyentuhnya di awal. Dengan begitu, lebih baik tutup keran dengan tisu yang baru digunakan untuk mengeringkan tangan.

Apakah Anda mencuci tangan dengan air panas atau dingin? (ilustrasi)

5. Menyentuh wadah sabun yang juga digunakan orang lain Jika sedang pergi ke tempat umum

dr. Pras menganjurkan siapa saja untuk bisa membawa sabun sendiri. Hal ini penting untuk mengantisipasi penggunaan sabun di wadah sabun isi ulang yang mungkin bisa disentuh juga oleh orang lain. Dia menjelaskan, tombol di wadah sabun bisa jadi media penularan kuman penyebab penyakit dari orang lain ke tubuh kita, maupun sebaliknya.

6. Hanya setelah menggunakan kamar mandi

dr. Pras menyampaikan, saat terjadi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, aktivitas mencuci tangan alangkah baiknya tidak hanya dilakukan setelah dari kamar kecil.

Dia menganjurkan, siapa saja untuk rajin mencuci tangan, terutama setelah melakukan aktivitas yang berpotensi membawa kuman.

Sebagai contoh, pergi ke ATM, membeli keperluan di swalayan, dan memegang barang yang tidak diketahui kebersihannya. Menurut dia, kebiasaan ini juga baik dilakukan meski pandemi virus corona telah berakhir.

7. Menganggap air hangat lebih baik dari air dingin

Menurut dr. Pras, mencuci tangan dengan air dingin maupun air hangat bisa sama-sama ampuh membunuh kuman asal dilakukan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Cuci Tangan"

Ilustrasi virus corona (freepik)

Resiko Kena Corona Berdasar Golongan Darah, Benarkah A Rentan & O Rendah? Ini Kata Ahli Respirologi

Belakangan beredar pernyataan yang mengaitkan resiko tertular corona dengan golongan darah.

Benarkah golongan darah A paling rentan sedang golongan O lebih rendah resikonya?

YouTube/ Kompas TV/Nastiti Kaswandani menjawab kaitannya antara golongan darah dengan peluang terkena corona.

Nastiti Kaswandani seorang konsultan respirologi anak FK-UI RSCM menjawab mengenai kaitan antara golongan darah dan peluang terjangkit virus corona.

Nastiti mulanya menjelaskan kalau anggapan tersebut muncul saat China melaporkan hampir 2.200 pasien Covid-19 yang golongan darah A paling tinggi presentasenya.

"Praktik mengaitkan golongan darah dengan Covid-19 itu dipicu dari laporan di China.

• Dinyatakan Positif Corona, Ini 5 Fakta Sosok Twindy Rarasati, dari Artis hingga Seorang Dokter

"Dia melaporkan hampir 2.200 pasien yang confirm Covid-19 lalu dilihat presentase blood type-nya," jelas Nastiti Kaswandani.

Sebesar 38 persen pasien di China dengan golongan darah A dilaporkan positif  Covid-19.

Kemudian, Nastiti menjelaskan soal presentasi pasien positif corona dengan golongan darah O.

"Lalu kalau golongan darah O itu sekitar 25 persen, sehingga jurnal itu melaporkan bahwa golongan darah A lebih tinggi risikonya terkena Covid-19.

"Sedangkan golongan darah O lebih rendah risikonya terkena Covid-19 melihat dari presentase," jelas Nastiti Kaswandani.

Meski begitu, Nastiti menjelaskan kalau 25 persen bukan angka yang kecil.

"Dan itu studinya preliminary study artinya itu studi pendahaluan yang hasilnya tidak bisa serta merta diterapkan.

"Artinya kalau golongan darah kita A juga tidak perlu panik berlebihan, kalau kita golongan darah O kita jangan menjadi santai-santai," jelas Nastiti.

Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Jambi dengan judul 'Benarkah Golongan Darah A Rentan COVID-19, Sementara O Resikonya Rendah? Ini Kata Ahli Respirologi'