Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Virus Corona, Kendalikan Kecemasan dan Sibukkan Diri

Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona atau Covid-19

TRIBUNSTYLE.COM - Pandemi virus corona tentu akan menimbulkan kecemasan dan stres karena penyebarannya yang semakin meluas.

Tak hanya itu, peningkatan jarak sosial atau social distancing dan rekomendasi untuk isolasi diri mungkin akan memengaruhi kesehatan mental.

Beberapa negara termasuk Indonesia sudah menerapkan kebijakan social distancing untuk menekan laju penyebaran virus corona.

“Kita adalah makhluk sosial. Kita suka terhubung dan bersentuhan, serta dekat dengan orang-orang, dan kami harus mengubah perilaku, yang dapat menciptakan perasaan terisolasi,” kata Patricia Thornton, PhD, seorang psikolog berlisensi di New York City, seperti dilansir oleh Kompas.com.

Meskipun harus menjalani masa isolasi dan social distancing sehingga kehidupan terasa tidak seperti biasanya, ada cara untuk memanfaatkan waktu dalam perspektif dan belajar bagaimana melanjutkannya.

Di Tengah Wabah Corona, Cemas & Stres Bisa Akibatkan Kekebalan Tubuh Lemah, Ini Cara Pencegahannya

5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Kecemasan di Tengah Mewabahnya Virus Corona

“Berfokus pada kesiapsiagaan, tetap tenang, menyempatkan diri memeriksa kesejahteraan orang lain, serta melakukan perawatan diri akan membantu kita melalui momen yang menantang dalam sejarah ini," ujar Deborah Serani, PsyD, psikolog dan penulis Sometimes When I’m Sad.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi virus corona.

  • Kendalikan kecemasan
Ilustrasi cemas. (anxiety.jeanhailes.org.au)

Banyak orang yang merasa cemas, bahkan orang tanpa gangguan kecemasan pun merasa cemas.

Dikutip dari kompas.com, Psikolog Patricia Thornton menggambarkan kecemasan sebagai kekhawatiran yang diantisipasi tentang sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.

Ia mengatakan bahwa dunia kita merasakan pukulan telak kecemasan karena virus corona.

“Karena virus ini adalah virus yang tidak bisa kita lihat, dan tidak cukup banyak orang yang diuji, kita tidak tahu siapa penyebarnya. Hal ini juga membuat kita menjadi lebih waspada terhadap orang lain dan permukaan yang kita sentuh, dan tempat yang kita tuju,” ujarnya.

ia juga mengatakan bahwa yang membuat kita menjadi cemas adalah bahaya yang nyata, ketidakpastian, dan kurangnya informasi tentang virus corona.

Selain itu, menyaksikan orang lain merasa cemas juga bisa meningkatkan kekhawatiran.

“Kecemasan itu menular. Jika kamu melihat seseorang di dekatmu panik dan berkata, ‘Dunia akan segera berakhir’, kamu akan mulai khawatir tentang hal tersebut," kata Thornton.

Thornton juga menganalogikan, jika suatu suku keluar di ladang dan satu anggota melihat seekor harimau di kejauhan dan mulai berlari, anggota suku yang lain juga akan mengikutinya.

"Walaupun virus corona adalah ancaman nyata, kita semua harus berada dalam sebuah keabu-abuan, merangkul ketidakpastian mengetahui bahwa kita tidak dapat melakukan segalanya dan bergerak di dalam batas-batas seperti apa,” ujarnya.

Bagi orang-orang yang memiliki kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau PTSD, psikolog Deborah Serani mengatakan bahwa akan sangat rentan selama menghadapi pandemi ini.

Ia menyarankan untuk mendapatkan resep setiap bulannya dan mempertimbangkan pengiriman ke rumah dari apotek setempat.

Jika merasa kesulitan dalam mengelola stres karena pandemi, ia menyarankan untuk membuat rencana darurat dengan psikiater pribadi.

  • Beri waktu tubuh untuk marah
Ilustrasi (Huffington Post)

Situasi saat pandemi memang bisa membuat kita menjadi frustasi.

Thornton menyarankan untuk hanya membiarkan diri merasa marah selama 15 menit per hari kemudian lanjutkan kehidupan.

"Jangan menganggapnya sebagai kiamat. Lihatlah itu sebagai hal normal baru yang ditemukan.

Tanyakan kepada diri sendiri, ‘Bagaimana saya ingin menjalani hidup saya sekarang dengan kendala-kendala ini?’

Dan batasi berbicara dengan keluarga jika mereka mulai membahas berbagai informasi yang tak jelas kebenarannya.

Katakan, 'Kita hanya akan membicarakannya selama 15 menit," katanya.

Serani juga mencarat bahwa berfikir positi selama terjadi bencana yang mengancam memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

“Salah satu cara terbaik adalah membina diri dalam pengetahuan.

Tetap terhubung dengan departemen kesehatan setempat atau negara bagian untuk mendapatkan informasi akurat," katanya.

Selain itu, hindari juga membaca medial sosial, dimana fakta bisa menjadi kabur dan dibesar-besarkan.

Serta selalu mengingat bahwa wabah penyakit menular ini telah menjadi bagian dari sejarah, dan akan segera berlalu.

  • Batasi membaca berita
Ilustrasi (Confused.com)

Membaca berita memang baik untuk mengetaui informasi terkini seputar virus corona, akan tetapi jika dilakukan secara berlebihan akan mengganggu kondisi psikologis dan membuat cemas.

Tentukan waktu membaca berita yang tepat dan hindari waktu-waktu yang mengganggu, seperti sebelum tidur.

Membaca berita sebelum tidur akan membuat pikiran menjadi cemas dan waktu tidur terganggu.

Thornton juga menyarankan untuk menonton berita yang kedibel sehari sekali agar tetap mengetahui perkembangan terkini.

"Norma-norma baru dapat berubah setiap hari, jadi kamu bisa mengatakan,

'Setiap hari saya akan membatasi berita saya sampai setengah jam di pagi hari dan di malam hari untuk melihat apakah ada sesuatu yang perlu saya ubah tentang perilaku saya.'

Dan jangan memikirkan kembali keputusan yang telah kamu ambil,” katanya.

  • Tetap beraktivitas dan sibukkan diri
Ilustrasi (Wide Open Eats)

Meskipun melakukan isolasi diri dan social distancing, menjaga aktivitas dan tetap sibuk sehari-hari sangat penting.

Selain itu, waktu tidur dan waktu terjaga juga harus dikendalikan sembari meyibukkan diri di rumah.

Serani menyarankan untuk mencoba menjadi kreatif dengan kegiatan yang bisa dilakuakan di rumah.

"Pilih kegiatan yang menenangkan atau memberimu tujuan," katanya, seperti bermain papan permainan, membaca, menyusun puzzle, atau mandi.

(TribunStyle.com/Anggie)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Langkah Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus Corona"

5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Kecemasan di Tengah Mewabahnya Virus Corona

Gangguan Kesehatan yang Bisa Muncul Akibat Stres, dari Nyeri Otot hingga Naiknya Kadar Gula Darah

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Amunisi selama Melakukan Social Distancing agar Tidak Stres