TRIBUNSTYLE.COM - Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dr Moewardi Solo gerak cepat atasi virus corona. Gebrakan barunya siap membuat alat pelindung diri (APD) sendiri dengan modal Rp 40 ribu.
Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta berhasil membuat alat pelindung diri ( APD) bagi tenaga medis untuk menangani pasien corona virus disease 2019 (Covid-19).
Pembuatan alat pelindung diri tersebut dilatarbelakangi sulitnya mencari alat tersebut dan kalaupun ada harganya sangat mahal.
"Maka kita tim dari Moewardi itu mengakali bagaimana supaya kita mandiri dan tidak bergantung.
Dan, kita bisa membuat suatu bahan alat pelindung diri sesuai dengan standar tapi murah," kata Direktur RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta, Cahyono Hadi, ketika ditemui di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/3/2020).
Alat pelindung diri tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dari material polypropylene spunbond.
• 4 Poin Kunci Mengatasi Pandemi Corona dari Taiwan, Negara Pertama yang Tutup Penerbangan dari Wuhan
• Andrea Dian Positif Corona, Nirina Zubir Beri Semangat & Ingatkan Semua: Jangan Meremehkan Virus Ini
Bahan ini diklaim bebas dari bakteri sehingga aman saat digunakan para tenaga medis RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta dalam menangani pasien yang terinfeksi virus corona.
"Memang bahan ini kita pakai saat flu burung.
Jadi ini sudah sesuai dengan standar kita," ungkap dia.
Pihaknya turut menggandeng pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Solo dalam pembuatan alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Sehari bisa membuat sebanyak 100-200 buah alat pelindung diri.
"Karena produksinya hanya untuk sendiri, jadi maksimal kita hanya bisa membuat 100-200 buah alat pelindung diri per hari," kata dia.
"Dan itu tidak kita komersilkan.
• Suami di Australia, Melaney Ricardo Cemas Tyson Tak Bisa Pulang ke Indonesia Karena Pandemi Corona
Tapi, setelah kita pakai ada sisa banyak maka kita kirimkan ke dinas kesehatan dan kita membantu rumah sakit- rumah sakit yang lain yang memerlukan," ujarnya.
Dikatakan, bahan yang digunakan untuk pembuatan alat pelindung diri tersebut bisa dibeli di toko kain di Solo.
Adapun untuk biaya produksi satu buah alat pelindung diri tersebut berkisar antara Rp 35.000-Rp 40.000.
"Tapi kita tidak jualan pada prinsipnya.
Tapi terserah pada pemerintah daerah kalau dikembangkan untuk kebutuhan kita mendatang, ya siap untuk eksistensi," tuturnya.
Lebih jauh, Cahyono mengatakan kebutuhan alat pelindung diri bagi tenaga medis tidak bisa ditentukan.
Tergantung dengan jumlah pasien terpapar virus corona yang ditangani.
"Jadi kalau pasiennya satu kita butuh sekitar 15 alat pelindung diri satu harinya.
Karena satu tim ada dokter dan perawat.
Sehari ada tiga shift," kata Cahyono.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul RSUD Dr Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Modalnya Rp 40 Ribu
UPDATE: Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Bertambah 65 Kasus, Total 579 Kasus
Pemerintah kembali megumumkan data pasien positif virus corona pada hari Senin (23/3/2020).
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB.
Hingga Senin sore, diketahui ada 579 kasus infeksi virus corona di Indonesia.
Total kasus infeksi ini bertambah 65 kasus sejak pemerintah mengumumkan data pada hari Minggu (22/3/2020) sore, atau dalam 24 jam terakhir.
"Ada penambahan kasus baru 65 orang, yang tersebar di berbagai provinsi. Sehingga total kasus ada 579 orang," kata Achmad Yurianto.
Sebelumnya, pemerintah menyebukan bahwa ada 514 orang yang positif terinfeksi virus corona, dengan total pasien yang meninggal dunia sebanyak 49 orang.
Pada senin sore ini, pemerintah menyebutkan pasien meninggal dunia total ada 49 orang.
Sedangkan, ada 30 pasien yang telah dinyatakan sembuh dan sudah bisa pulang dari perawatan di rumah sakit.(TribunStyle.com/Anggie)
• Peduli Corona,Google Luncurkan Halaman Khusus Informasi Terkait Covid-19
• Prihatin Tenaga Kesehatan Kekurangan APD saat Corona, Leony & Aming Sebar Imbauan untuk Masyarakat
Diberitakan sebelumnya, IDI mengumumkan ada enam dokter yang meninggal dunia saat bertugas menangani wabah virus corona.
IDI Umumkan 6 Dokter yang Menangani Wabah Corona Meninggal Dunia
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah virus corona ( Covid-19) di Indonesia meninggal dunia.
Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus corona.
Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus corona.
"Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi Covid-19," demikian dilansir Kompas.com dari akun resmi Instagram PB IDI @ikatandokterindonesia, Senin (23/3/2020).
Lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Covid-19, yakni dokter Hadio Ali Sp. S, dokter Djoko Judodjoko Sp. B, dokter Laurentius P Sp. Kj, dokter Adi Mirsa Putra Sp. THT dan dokter Ucok Martin Sp. P.
Adapun, dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar Covid-19.
Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus corona dan edukasi masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
"Semoga apa-apa yang menjadi perjuangan para sejawat kita diterima oleh Allah SWT dengan limpahan pahala yang mulia. Amin," imbuh keterangan itu.
Jumlah dokter meninggal dunia yang disampaikan PD IDI ini diketahui lebih banyak dibanding yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona pada Minggu (23/3/2020) kemarin.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto menyatakan, ada tiga dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Ketiganya adalah dokter Hadio Ali Khazatsin, dokter Djoko Judodjoko, dan dokter Adi Mirsa Putra.
Pemerintah pun menyampaikan bela sungkawa dan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian para tenaga medis itu.
Para dokter yang telah berjibaku dalam mengatasi dampak penyebaran virus corona dinilai telah mendedikasikan diri terhadap bangsa dan negara.
"Pemerintah bersedih untuk ini dan kami menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Yakinlah kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat kita yang dicintai ini," kata Yurianto dalam keterangan tertulis, Minggu.
(Kompas.com/Dani Prabowo)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDI Umumkan 6 Dokter yang Menangani Wabah Corona Meninggal Dunia"
• Positif Corona, Andrea Dian Ucapkan Terima Kasih untuk Dukungan, Wulan Guritno Kirim Makanan
• Lawan Wabah Corona, Siwon Choi Super Junior Beri Semangat dalam Bahasa Indonesia
• Tak Bisa Mencium Bau Jadi Gejala Paling Baru Virus Corona, Termasuk Kehilangan Indra Pengecap Rasa