Lucinta Luna Terjerat Narkoba

Simak Fakta dan Efek dari Amfetamin, Jenis Zat Psikotropika yang Dikonsumsi oleh Lucinta Luna

Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Dhimas Yanuar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lucinta Luna gunakan psikotropika

TRIBUNSTYLE.COM - Berdasarkan pemeriksaan rambut, Lucinta Luna positif menggunakan amfetamin, apa itu amfetamin? Simak penjelasannya berikut ini.

Hasil pemeriksaan rambut miliki Lucinta Luna yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba ternyata positif menggunakan zat psikotropika jenis amfetamin.

Hal ini diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus.

“Iya positif amfetamin,” kata Yusri Yunus saat dihubungi pada Senin (17/2/2020), seperti dilansir dari Kompas.com.

Sebelumnya dalam pemerikasaan urin, Lucinta Luna positif menggunakan zat psikotropika jenis benzodiazepine.

Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan obat jenis Tramadol dan Riklona dalam tas miliki Lucinta Luna.

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan memeriksa rambutnya, Lucinta Luna ternyata juga positif menggunakan zat psikotropika jenis amfetamin.

Lucinta Luna minta maaf (TribunStyle.com/YouTube KH Infotainment)

Tes Rambut Ungkapkan Lucinta Luna Positif Amfetamin, Ini Penjelasan Ahli

Terungkap Lucinta Luna Konsumsi Ekstasi Selama 1 bulan, Polisi Selidiki Asal Amfetamin

Lucinta Luna Blak-blakan Alasan Konsumsi Psikotropika, Polisi: Depresi dan Stres Jadi Alasan Klasik

  • Lalu, apa itu amfetamine?
Amphetamine (Flickr)

Amfetamin adalah salah satu jenis narkotika yang memiliki produk turunannya seperti metamfetamina (sabu) dan metilendioksimetamfetamina/MDMA (ekstasi)

“Secara farmakologi, amfetamin sejatinya termasuk psikotropika. Ini adalah obat-obatan jenis stimulan, dalam dunia kedokteran digunakan untuk tujuan pengobatan,” tutur Pakar Adiksi dan Peneliti Obat-obatan Terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr Hari Nugroho, seperti dilansir dari kompas.com.

Amfetamin sering digunakan dalam menangani kondisi ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Selain itu, amfetamin juga digunakan untuk menangani gangguan sistem saraf tidur atau narkolepsi.

Obat jenis ini banyak disalahgunakan dan pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Amfetamin biasanya digunakan dengan cara disuntikkan dan diisap.

Setelah mengonsumsi jenis narkoba ini, biasanya efek yang ditimbulkan akan bertahan selama 12 jam.

  • Efek dari amfetamin
Ilustrasi (The Indian Express)

Meskipun bisa dimanfaatkan sebagai obat dalam menangani berbagai masalah seperti ADHD, konsumsi amfetamine memiliki risiko yang berbahaya.

Amfetamin jika dikonsumsi memang akan memberikan efek bahagia dan percaya diri yang bertambah.

Biasanya efek yang muncul setelah mengonsumsi amfetamin adalah bahagia, percaya diri, berbicara lebih banyak dan enerjik.

Selain itu, efek yang terjadi pada organ tubuh dalah mulut kering, pupil membesar, jantung berdetak kencang, pernapasan cepat, nafsu makan berkurang dan peningkatan gairah seks.

Amfetamin adalah jenis obat yang harus menggunakan resep dokter dalam konsumsinya.

Mengonsumsi amfetamin dalam dosis yang tinggi dan tanpa resep dokter akan berakibat pada efek samping yang parah.

Amfetamin bisa meningkatkan kadar dopamin dalam otak dengan sangat cepat.

Selain itu, penggunaan secara berlebihan bisa menimbulkan berbagi masalah kesehatan yang lebih serius.

Dilansir dari Medical News Today, penggunakan amfetamin secara berlebihan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan berikut ini.

- Psikosis dan delusi

- Kerusakan otot dan gizi buruk

- Pengurangan kemampuan kognitif

- Perasaan paranoia dan permusuhan

- Gejala penarikan diri termasuk depresi dan gangguan tidur

- Masalah kardiovaskuler termasuk stroke

- Orang yang menghancurkan dan menyuntikkan tablet akan mengalami penyumbatan di pembuluh darah kecil mereka.

Selain itu, konsumsi amfetamin dalam dosis yang tinggi dan berat akan menyebabkan psikosis amfetamin.

Kondisi tersebut akan menyebabkan delusi paranoid, halusinasi, dan perilaku agresif dan kasar.

Bahkan, psikosis amfetamin ini bisa terjadi dalam jangka waktu beberapa hari setelah menggunakan amfetamin.

  • Golongan psikotropika
Ilustrasi (unsplash/Thought Catalog)

Amfetamin masuk kedalam jenis psikotropika golongan 2, dimana jenis obat ini bisa menyebabkan ketergantungan yang tinggi.

Psikotropika golongan 1 ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan harus dikonsumsi dengan resep dokter.

Psikotropika golongan 2 memang menjadi jenis psikotropika yang sering disalahgunakan.

Selain amfetamin, golongan 2 adalah sabu, fenetilin dan lain-lain.

Total jenis zat yang tergolong dalam psikotropikan golongan 2 ini adalah 14 macam. (TribunStyle.com/ang)

Kena Tuduhan Pencemaran Nama Baik, Lucinta Luna Dilaporkan Gebby Vesta, Kasus Kian Bertumpuk

Cerita Mantan Manajer Tentang Sosok Lucinta Luna, Ungkap Penyesalan Saat Kekasih Abash Ditangkap

Ira Koesno Bongkar Penyesalan Lucinta Luna, Simpan Depresi di Balik Tipuan Keceriaan Sebagai Artis