TRIBUNSTYLE.COM - Dokter Li Wenliang, sosok ahli medis pertama yang ingatkan bahaya virus corona di China, meninggal dunia karena terjangkit virus ini.
Kabar ini pun benar-benar membuat terpukul rakyat Tiongkok.
Dulu, sosok Li Wenliang pernah dianggap menebar teror lantaran pesan-pesan dan saran-sarannya.
Namun kini ia berbalik menjadi pahlawan yang peringatan dininya tak didengar pemerintah.
Akibatnya kini tak hanya China yang menderita, puluhan negara warganya ikut terinfeksi virus corona.
Andai saran dan peringatan Dr Li Wenliang didengar pemerintah, tentu tak seperti ini jadinya.
Seperti diketahui, adalah satu dari delapan dokter yang mengirim pesan kepedulian kepada petugas medis agar mereka memakai masker dan perlindungan lainnya untuk menghindari infeksi virus corona.
Ia lempar warning keras itu setelah ia melihat beberapa pasien di RS Pusat Wuhan terinfeksi virus yang mirip dengan SARS.
Sayangnya, alih-alih didengar, Dr Li dipanggil polisi dan disuruh menandatangani surat yang menuduhnya "membuat komentar palsu" dan menyebarkan desas-desus, selang beberapa hari kemudian.
• Takut Tamu Tak Datang, Pengantin Tunda Resepsi Lantaran Rumah Dekat Karantina Virus Corona di Natuna
• Virus Corona Bisa Menyerang Segala Usia, Inilah Daftar Vaksinasi yang Penting untuk Orang Dewasa
Dalam kondisi tertekan, ia masih peduli keselamatan banyak orang.
Ia mengunggah surat intimidasi polisi itu di jejaring sosial Weibo, akhir Januari.
Tepatnya beberapa hari setelah dirinya sendiri divonis terinfeksi virus corona.
Artinya, Li Wenliang tak ingin korban terus berjatuhan, cukup dirinya yang terakhir.
Bunyi intimidasi polisi itu adalah ............
"Ini peringatan keras buat Anda: Bila tetap ngotot dengan kekurangajaran seperti itu dan terus melakukan tindakan ilegal ini, Anda akan dibawa ke pengadilan. Mengerti?" demikian warning intimidasi surat polisi tersebut.
Di bawah tekanan, Dr Li menambahkan tulisan tangan yang menyatakan, "Ya, paham".
Kematiannya Memicu Kemarahan
Kematian Li Wenliang, seorang dokter Tiongkok yang mencoba memperingatkan tentang wabah koronavirus telah memicu kemarahan dan kesedihan masyarakat luas di Tiongkok.
Li Wenliang dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) setelah terinfeksi virus saat merawat pasien di Wuhan.
Pada Desember 2019 lalu Dr Li mengirim pesan ke sesama petugas medis, ia memperingatkan adanya virus yang ia pikir mirip dengan SARS.
Akan tetapi, pihak kepolisian memperingatkannya untuk berhenti membuat komentar palsu dan ia juga diselidiki karena menyebarkan desas-desus.
"Kurasa dia bukan penyebar rumor. Bukankah ini berubah menjadi kenyataan sekarang?" Ujar ayah Dr Li, Li Shuying, dikutip dari bbc.com.
"Anakku luar biasa," tambahnya.
Kepemimpinan China telah menghadapi tuduhan meremehkan keparahan virus dan juga berusaha merahasiakannya pada awal kemunculannya.
Hingga hari ini, Sabtu (8/2/2020) virus ini telah menginfeksi sebanyak 34.375 orang dan 719 orang dinyatakan meninggal dunia.
Selain itu, jumlah negara yang menjadi lokasi penyebaran virus ini ada 28 negara.
Dari jumlah yang terinfeksi ada 1.565 orang dinyatakan sembuh.
Berita kematian Dr Li menjadi trending topik teratas di media sosial China, berisi sekitar 1,5 miliar pendapat.
Kematiannya juga membawa tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah China.
Masyarakat ramai menyuarakan taggar "pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada Dr Li Wenliang" dan "Kami ingin kebebasan berbicara".
Namun, kedua tagar itu dengan cepat disensor.
Penelusuran BBC pada Weibo (sejenis Twitter) pada hari Jumat pagi, ratusan ribu komentar telah dihapus dan hanya menyisakan sedikit komentar.
Sebuah foto yang beredar di Twitter pada akun @sanverde, yang dilaporkan bersumber dari platform perpesanan WeChat menunjukkan pesan dalam bahasa China yang mengatakan "Perpisahan Li Wenliang" yang ditulis di salju di tepi sungai.
Kisah seorang Dr Li
Li Wenliang atau kerap disapa Dr Li ini sebelumnya pernah memposting kisahnya di media sosial.
Dr Li menuliskan peringatan bahaya virus corona di tempat tidur.
Pada status Dr Li tersebut, dia sudah memperhatikan kasus virus corona yang dikatakan seperti SARS.
Pada 30 Desember 2019 lalu, Dr Li mengirim pesan berantai pada sesama dokter di obrolan grup.
Dr Li meminta rekan seprofesinya untuk memakai pakaian pelindung untuk menghindari infeksi virus baru.
Empat hari kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum di mana ia diminta menandatangani surat.
Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengundang keributan.
Nama Dr Li pun masuk ke dalam satu dari delapan orang yang masih diselidiki polisi sebagai penyebar hoaks.
Pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Dr Li atas tuduhan tersebut.
Dalam unggahan akun Weibo-nya, Dr Li menjelaskan pada 10 Januari 2020 dia mulai batuk, hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit.
Dia didiagnosis teinfeksi virus korona pada 30 Januari 2020.
(TribunStyle.com/ *)
Sebagian isi artikel mengutip Tribunnews.com dengan judul: Dokter Li Wenliang Meninggal Akibat Terinfeksi Virus Corona, Picu Kemarahan Masyarakat China