Nama Tanamur sendiri adalah singkatan dari Tanah Abang Timur yang merupakan lokasi dari diskotek tersebut.
Menurut Gurbenur Jakarta saat itu, Ali Sadikin, hiburan malam merupakan suatu syarat dan keharusan Jakarta untuk menjadi sebuah kota metropolitan.
4. Biaya Pembangunan
Achmad Fahmy Alhady merogoh kocek hingga Rp 25 juta untuk membangun dan menyempurnakan Tanamur.
Mulanya bangunan itu hanyalah rumah tua biasa. Atapnya berbentuk segitiga.
Tepat di sebelahnya terdapat sebuah kubah besar berbentuk setengah lingkaran
5. Tiket Masuk
Tiket masuknya saat itu Rp10-20 ribu dan pengunjung bisa mendapat satu porsi minuman gratis dengan menukar tiket masuk.
Saat terjadi krisis moneter pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di tahun 90-an, Tanamur mulai meredup.
6. Mulai Tutup
Saat terjadi krisis moneter pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di tahun 90-an, Tanamur mulai meredup.
Kemudian, penurunan pengunjung drastis dimulai sejak peristiwa bom Bali 2002 yang membuat masyarakat merasa tak aman berada dalam diskotek.
Tanamur akhirnya resmi menyudahi gemerlapnya lampu disko pada tahun 2005. (TribunStyle.com/Anggraini Nurul Fatimah)