Sosok
SOSOK Surindro Supjarso Suami Pertama Megawati Soekarnoputri, Ganteng, Gagah, Gugur Tak Ketemu Jasad
Inilah sosok Surindro Supjarso, suami pertama Megawati Soekarnoputri, ganteng, gagah, tinggi jangkung, gugur dalam tugas, tak ketemu jasadnya
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Agung Budi Santoso
Inilah sosok Surindro Supjarso, suami pertama Megawati Soekarnoputri, ganteng, gagah, tinggi jangkung, gugur dalam tugas sebagai pilot TNI AU, tak ketemu jasadnya
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah sosok Surindro Supjarso, seorang pilot pesawat AURI di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Republik Indonesia, suami pertama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri .
Sosok ganteng yang tinggi jangkung ini merupakan sahabat karib Guruh Soekarnoputra, kakak Megawati Soekarnoputri yang berjodoh dengan sang adik (kini Ketua Umum DPP PDI Perjuangan).
Surindro meninggal karena kecelakaan pesawat saat Megawati mengandung anak kedua.

Siapa Surindro Supjarso?
Kapten Pnb (Anm.) Surindro Supjarso (5 Juli 1943 – 22 Januari 1970) bukan sekadar seorang perwira muda Angkatan Udara Indonesia.
Ia adalah sosok gagah berani yang sempat merebut hati Diah Permata Megawati Setiawati Soekarno Putri, putri Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI, yang kelak menjadi Presiden Indonesia kelima.
Di lingkaran rekan-rekannya, pria asal Sulawesi ini akrab disapa “Pacul” atau “Mas Pacul”.
Bukan hanya seorang penerbang tangguh, Surindro juga dikenal sebagai sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati. Dari persahabatan itulah, lahir jodoh yang menyatukan dua insan muda dalam ikatan suci.
Resepsi pernikahan mereka digelar meriah pada 1 Juni 1968. Setahun kemudian, kebahagiaan pasangan ini semakin lengkap dengan kelahiran dua putra: Muhammad Rizki Pratama dan Muhammad Prananda Prabowo.

Awal Kehidupan dan Karier Militer
Surindro lahir di Jakarta pada 5 Juli 1943 dari pasangan dr. A. Dadi Djokrodipo dan istrinya. Masa kecilnya dihabiskan di Tanjung Karang, Lampung, di mana ia menempuh pendidikan dasar hingga SMP.
Setelah lulus SMA Bagian B di Cikini, Jakarta, pada 1962, semangatnya untuk mengabdi kepada tanah air membawanya masuk ke Akademi Angkatan Udara pada 1963. Empat tahun kemudian, ia resmi dilantik sebagai Letnan Dua Penerbang.
Karier militernya dimulai di Koops Halim Perdanakusuma, sebelum akhirnya ditempatkan di Skadron 42 Wing Ops 003 Lanud Iswahjudi pada 1968. Ia dipercaya menerbangkan pesawat pengebom strategis TU-16 KS BADGER B—salah satu alutsista paling mutakhir yang dimiliki Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Soekarno, lengkap dengan persenjataan canggih termasuk rudal anti-kapal dan sistem serangan jarak jauh.
Pada masa itu, TU-16 menjadi simbol kekuatan udara Indonesia yang disegani dunia. Di balik kokpit pesawat raksasa inilah, Surindro menunjukkan keberanian dan dedikasinya sebagai prajurit muda penjaga langit Nusantara.

Pernikahan yang Penuh Cinta
Pada 27 Mei 1968, Surindro dan Megawati resmi menikah. Di tengah kesibukannya sebagai penerbang, Surindro tetap memegang teguh perannya sebagai suami dan ayah. Kebahagiaan mereka terasa sempurna ketika dua putra lahir melengkapi rumah tangga muda itu.