Berita Kriminal
Tawuran Pasar Rebo, Orang Tua Pelaku dengar Teriakan 'Tangannya Putus!', Ada Celurit 1,2 Meter
Cerita orang tua pelaku tawuran di Pasar Rebo, Jakarta Timur, syok terbangun dari tidur mendengar teriakan "tangan putus".
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Tawuran masih menjadi insiden yang kerap terjadi di berbagai wilayah di Jakarta.
Termasuk tawuran yang pecah di Jalan Layang Pasar Rebo, Jakarta Timur ini.
Bahkan tawuran antar dua geng anak-anak ini sempat viral viral di media sosial karena tangan salah satu korban mengalami putus dan jadi gunjingan warganet.

Orang tua salah satu pelaku, YA (50), memberikan kesaksiannya ketika pertama kali mengetahui kejadian tersebut.
YA diketahui merupakan orang tua dari salah satu pelaku berinisial PA (15) yang saat ini masih diperiksa.
Saat itu, YA sedang tertidur di bawah jalan layang. Dirinya tiba-tiba terbangun usai mendengar ada teriakan.
"Tangannya putus, ada tangan yang putus," katanya menirukan suara itu.
Baca juga: PAMIT Beli Nasi, Remaja di Medan Tertembak Polisi yang Bubarkan Tawuran, Kepala Bolong Kena Peluru
Ia langsung mencari anaknya setelah mendengar kegaduhan itu, tetapi tidak ditemukan.
"Saya baru bertemu ketika sudah ditangkap polisi," tambahnya.
Kini, YA menyerahkan kasus tawuran yang melibatkan anaknya kepada polisi.
Ia menerima apapun sanksi yang diterima anaknya.
"Biarkan peristiwa ini menjadi pelajaran buat anak saya," katanya.
Tawuran ini terjadi tak hanya sekali saja. Sudah beberapa kali terjadi.
Kedua kelompok ini diberi nama anak empang dan induk.
Pemberian nama disesuaikan dengan kawasan tempat tinggal mereka.
Anak Empang di kawasan Ciracas, kalau anak Induk di Pasar Induk Kramat Jati.
Polisi menangkap para pelaku tawuran bersenjata tajam tersebut berinisial AM (17), AP (16), RA (15) dan PA (15).
Penggerak tawuran berinisial FAA (16) masih dalam pengejaran.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyebut motif di balik tawuran bermula dari saling ejek.
Sementara senjata tajam mereka peroleh dari pasar daring sekitar Rp 300 ribu. Salah satunya celurit sepanjang 1,2 meter.
"Siapapun yang kena tebas pasti akan terluka, bahkan (bisa) tewas," pungkas Nicolas.
Karena pelaku dan korban semua berada di bawah umur, mereka harus mengikuti proses peradilan anak.
Mereka dititipkan di Sentra Handayani Bambu Apus, Jakarta Timur, sembari menunggu proses hukum yang sedang berjalan.
(*)
Artikel diolah dari TribunJakarta.com
Sumber: Tribunnews.com
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|