Berita Viral
KISAH Pilu Ayah Disabilitas Jualan Tisu Sambil Gendong Anak, Rela Capek dan Sering Tahan Lapar
PERJUANGAN pilu ayah disabiltas mencari nafkah, jalan keliling sambil gendong anak: rela capek dan sering tahan lapar.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - PERJUANGAN pilu ayah disabiltas mencari nafkah, jalan keliling sambil gendong anak: rela capek dan sering tahan lapar.
Seorang ayah disabilitas rela gendong anaknya sambil berkeliling mencari nafkah.
Pria tersebut bernama Alam, seorang penyandang disabilitas yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang tisu keliling.
Biasanya, ia kerap mengajak sang anak untuk berjualan mencari nafkah.
Hal ini dikarenakan bocah laki-laki itu hanya seorang diri di rumah dan tak ada yg menjaganya.
Di tengah keterbatasan fisik yang ia miliki, Alam bahkan rela menggendong buah hatinya itu untuk berkeliling jualan.
Tak jarang, mereka harus menahan lapar bila dagangannya tak juga laku dibeli orang.

Baca juga: PERJUANGAN Pria Disabilitas Lulus dari Sarjana Hukum Setelah 7 Tahun Kuliah, Ibu Rela Pensiun Dini
Dengan penuh keikhlasan hati, Alam menjalani perannya setiap hari sebagai sosok ayah sekaligus kepala keluarga untuk anak laki-lakinya itu.
Menahan lapar dan lelah, sudah menjadi hal yang biasa ia rasakan sehari-hari.
Kisah ini pun dibagikan oleh seorang Tiktoker bernama Donny Ramadhan.
Lewat akun Tiktoknya @donnyrapu, ia membagikan momen saat Alam tengah menjajakan dagangannya sambil menggendong anak laki-lakinya itu.
Awalnya, sang Tiktoker bertanya tentang harga tisu yang Alam tawarkan.
Alih-alih hanya sekadar membeli tisu dagangannya, ia lantas mengajak Alam untuk makan bersama di sebuah warung bakso.
"Udah makan belum, mau makan di situ gak?," tanya Donny.
"Belum, nggak boleh masuk," kata Alam menjawabnya.
"Kan ada saya, gak apa-apa Pak," kata Donny lagi.
Diketahui, Alam setiap hari berjualan tisu dengan berkeliling Cikarang dan juga Bekasi.
Ia setiap hari membawa anak laki-lakinya itu berjualan karena di rumah tak ada orang yang menjaganya.
Sebelum berjualan keliling, Alam akan terlebih dahulu menunggu anaknya itu untuk bersekolah.
Hingga saat sang anak sudah pulang sekolah, ia baru mengajaknya pergi berjualan bersama.
"Emang Sultan gak capek?," tanya Donny.
Bocah itu hanya geleng-geleng kepala menjawab pertanyaan tersebut.
Alam pun lalu berujar, ia selalu menggendong anak laki-lakinya itu agar ia tak kelelahan saat dibawanya mencari nafkah.
"Makanya dia saya gendong, ya udah resikonya jadi orangtua (capek)," kata Alam.
Alam bercerita, anak laki-lakinya itu memiliki fisik yang lemah.
Setiap merasa kelelahan, ia sering kali jatuh sakit.
Ialah alasan Alam rela menahan berat dan rasa lelahnya demi sang buah hati.
Ia tak mau anak yang ia bawa mencari nafkah itu, merasakan sakit akibat kelelahan.
"Kalau capek sakit dia," kata Alam.
"Makanya saya rela gendong-gendong kalau udah capek. Soalnya kalau sakit repot biayanya, kalau lagi ada rejekinya ya alhamdulillah saya bisa jual Rp 5 ribu,"
"Kalau nggak ya harga Rp 4 ribu, Rp 3 ribu," kata Alam.
Pernah tak makan
Mengadu nasib di jalan, tentu Alam banyak berharap pada keberuntungan.
Biasanya Alam menjual tisu dagangannya seharga Rp 5 ribuan.
Walau demikian, tak jarang Alam mengaku dagangannya itu tak laku dibeli orang.
Pernah suatu ketika, ia dan Sultan bahkan sampai harus menahan lapar dan tak bisa makan.
Hal itu karena dirinya sama sekali belum mendapatkan uang, lantaran dagangannya belum juga ada yang beli.
"Pernah seharian kita dagang, nggak makan. Pernah gak dapat (uang) karena gak dibeli sama sekali,"
"Ya pernah diobral, yang penting bisa buat ongkos pulang," tutur dia.
Sang anak berprestasi
Walau hidup dengan kesederhanaan, Alam mengungkap bahwa anaknya adalah sosok yang berprestasi.
Nilai Sultan, selalu bagus di sekolahnya meski setiap hari terpaksa harus ikut sang ayah mencari nafkah.
Bahkan kata Alam, anak laki-lakinya itu juga mendapat peringkat 1 di kelas.
"Ranking mulu dia," kata Alam.
Alam berharap, kedepan ia bisa menjalankan usaha yang lebih baik.
Ketimbang jualan tisu keliling, ia ingin sekali bisa membuka usaha jualan es teh di sekitaran rumahnya.
Dengan begitu, ia tak perlu lagi berkeliling sambil menggendong anak laki-lakinya itu lantaran khawatir tak ada yang jaga.
Sultan pun berharap, keinginan ayahnya itu bisa segera terwujud.
"Pengennya sih, cuma modalnya nggak ada," kata dia.
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com
Tangis Ibu Affan Kurniawan Dapat Rumah Baru, Impian Mendiang Anaknya Kini Terkabul, Sujud Syukur |
![]() |
---|
'Ada yang Nemu Tas LV?' Ahmad Sahroni Sibuk Cari Flashdisk Putih Miliknya, Isinya Data Penting |
![]() |
---|
'Habis Ngapain?' Anak Pulang Bawa Jam Tangan Rp11 M Ahmad Sahroni, Ibu Cemas Telepon RW, Kembalikan |
![]() |
---|
Nasib Jam Tangan Rp 11 M Milik Ahmad Sahroni, Sempat Dijarah Bocah, Kini Dikembalikan Lagi |
![]() |
---|
Jejak Karier Ahmad Sahroni, Dulu Tukang Cuci Kapal, Mendadak Crazy Rich hingga Jadi DPR RI |
![]() |
---|