Breaking News:

PERJUANGAN Dokter RS Indonesia di Gaza, Bekerja dengan Obor Kecil, Ungkap Senjata Baru Israel

Direktur medis Dokter Marwan Sultan khawatir Rumah Sakit Indonesia memasuki tahap akhir dan tidak bisa beroperasi sama sekali.

Editor: Amirul Muttaqin
FACEBOOK THE INDONESIAN HOSPITAL via BBC INDONESIA
Kapasitas Rumah Sakit Indonesia tak mampu menampung korban serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia. Banyak pasien terpaksa diletakkan di atas lantai. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kisah perjuangan Dokter Marwan Sultan yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Dia terpaksa mengandalkan obor kecil sebagai penerangan untuk merawat pasien.

Dokter Marwan Sultan juga mengungkap senjata jenis baru milik Israel berdasarkan observasi luka para pasiennya.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Baca juga: Biasa Lihat Korban Tewas di RS, Dokter di Gaza Pingsan Lihat 2 Jenazah di UGD, Syok Ternyata Anaknya

Dokter Marwan Sultan, Direktur Medis RS Indonesia di Gaza.
Dokter Marwan Sultan, Direktur Medis RS Indonesia di Gaza. (BBC INDONESIA)

Rumah Sakit Indonesia di kawasan Gaza utara kedatangan korban luka dan tewas terbanyak akibat serangan udara Israel ke pengungsian Jabalia, pada Selasa, 31 Oktober lalu.

Pengeboman yang menyebabkan 400 korban tewas dan luka itu digambarkan sebagai "hari kiamat" oleh seorang penyintas serangan tersebut.

Setidaknya 270 orang dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia akibat serangan itu, kata Dokter Marwan Sultan, direktur medis di fasilitas kesehatan tersebut.

Padahal, kata dia, rumah sakit yang dibangun dengan pendanaan dari Pemerintah Indonesia dan sumbangan warga Indonesia tersebut hanya memiliki 140 tempat tidur.

Situasi di Rumah Sakit Indonesia saat itu memburuk karena generator listrik kehabisan bahan bakar. Dua hari setelah pengeboman kamp pengungsian Jabalia atau pada 2 November lalu, rumah sakit itu kehilangan daya listrik.

"Konsekuensinya kami berhenti melakukan operasi terhadap pasien kecuali operasi itu untuk menyelamatkan nyawa," ujar Dokter Marwan kepada BBC.

"Bangsal pasien tidak dapat berfungsi. Kami mengandalkan obor kecil sementara pasien di unit perawatan intensif (ICU) menggunakan generator listrik kecil," kata Marwan.

Marwan berkata, ketika itu dia khawatir Rumah Sakit Indonesia memasuki tahap akhir dan tidak bisa beroperasi sama sekali.

Dokter Marwan sangat yakin bahwa pada pengeboman kamp pengungsian Jabalia, dia melihat senjata jenis baru yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia mendasarkan pendapatnya berdasarkan observasi luka para pasiennya.

Marwan menjelaskan, sebagian besar luka korban bervariasi, antara lain luka laserasi anggota tubuh bagian dalam dan pendarahan internal yang masif akibat tekanan darah tinggi yang terjadi secara instan.

Kepala Rumah Sakit Indonesia, Dokter Atef Kahlout, menuturkan hal serupa.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
IsraelPalestinaGazaRumah Sakit IndonesiaMarwan Sultan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved