Berita Kriminal
Kejanggalan Kematian Pelaku Pembuang Bayi di Panti Asuhan Gresik, Ada 2 Versi Penyebab Kematian
Keluarga merasa janggal atas kematian pelaku pembuang bayi di Gresik, ngaku sempat transfer uang ke oknum rutan.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus kematian tersangka tersangka pembuang di Gresik menjadi sorotan.
BP (24) harus kehilangan nyawanya. BP diketahui sebgai tersangka pembuangan bayi di Panti Asuhan Al Hikmah, Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Pihak keluarga pun merasa janggal dengan kematian BP. Apalagi pihak keluarga sempat mentransfer uang sebesar Rp 3,5 juta kepada seseorang diduga di dalam tahanan Rutan Kelas IIB Gresik.

Keluarga BP, BY tidak percaya, kematian BP akibat serangan jantung.
Menurutnya, BP mengalami dehidrasi saat di dalam Rutan Kelas IIB Gresik yang ada di Banjarsari, Gresik.
"Keponakan saya tidak punya riwayat jantung. Kenapa kepala rutan bilang itu, keluarga mendapat informasi kalau almarhum BP dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di RSUD Ibnu Sina Gresik, keponakan saya sudah meninggal dunia. Kata dokter itu karena dehidrasi kekurangan air," ujarnya, Sabtu (28/10/2023).
BY menceritakan semasa masuk Rutan Kelas IIB Gresik, BP kerap menelepon ibunya. Mengeluhkan kekurangan air hingga kesulitan air. Berbeda saat masuk di Rutan Polres Gresik. Kondisinya tidak apa-apa.
Baca juga: Denise Chariesta Soroti Kasus Selebgram Semarang Buang Jasad Bayi di Bandara Bali, Pertanyakan Nasib
"Masuk Rutan Gresik belum seminggu nyawanya sudah melayang (meninggal dunia)," katanya.
BP bisa menelepon ibunya melalui smartphone milik Tamping (Tahanan Pendamping). BP mengeluhkan soal ruangan karantina karena sesak dan kurangnya air minum maupun air bersih untuk mandi dan buang air.
MM, ibu BP, melalui sambungan seluler, mengatakan, putranya sering tidak kebagian air.
BP mengaku ingin pindah ruangan. Kemudian mendapat tawaran dari Tamping berinisial AF untuk mentransfer uang.
Diberi keterangan pindah blok kamar dalam bukti transfernya ke rekening BCA AF.
MM saat ini berada di Kalimantan. Sementara ayah BP telah meninggal dunia.
"Selama ini saya berusaha agar anak saya bisa pindah ruangan. Hingga ada tawaran dari Tamping itu pindah blok lebih enak dengan bayar Rp 3,5 juta," ucapnya.
MM setelah mentransfer uang Rp 3,5 juta menyimpan bukti transfer tersebut.
Dia mendapat kabar, bahwa keesokan harinya anaknya akan dipindah.
Namun malam harinya, mendapat kabar putranya meninggal dunia.
Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Gresik, Disri Wulan Agus Tomo membantah keterangan keluarga korban.
BP merupakan tahanan baru, masuk di tempat karantina selama beberapa hari sebelum ditempatkan di blok hunian.
"BP dalam masa karantina pengenalan lingkungan. Baru seminggu di rutan, mengeluhkan sesak dada kemudian dibawa ke rumah sakit hasilnya serangan jantung. Berdasarkan keterangan tahanan lainnya yang baru masuk, dia minumnya banyak tidak ada dehidrasi," ujar Disri Wulan Agus Tomo.
Pihaknya juga membantah adanya transaksi uang melalui transfer yang diungkapkan keluarga BP.
"Tidak ada bayar itu. BP masih masuk tempat karantina bersama 25 orang, itupun untuk tempat tidur masih luas," tukasnya.
Kepergian BP meninggalkan seorang istri yang sama-sama mendekam di balik jeruji besi. Sementara buah hatinya dirawat sang nenek.
2 versi akibat kematian
Kematian BP (24) warga Menganti, tersangka pembuang bayi di depan Pondok beberapa waktu lalu menyisakan kejanggalan.
Pihak keluarga korban menyebut kematian BP pada Rabu, kemarin disebabkan dehidrasi. Sedangkan Kepala Rumah Tahanan Kelas II B Gresik menyebut karena serangan jantung.
BP berada di Rumah Tahanan Kelas II B Gresik baru satu minggu.
Direktur RS Ibnu Sina, dr Soni mengatakan BP datang ke rumah sakit dalam kondisi Cardiac Arrest atau henti jantung.
"Cardiac arrest, masuk dengan dehidrasi berat dan penurunan kesadaran," ujarnya, Sabtu (28/10/2023).
Disinggung kepastian penyebab kematian BP apakah karena serangan jantung, dr Soni menyebut belum bisa dipastikan.
"Belum bisa dipastikan, pasien datang dalam kondisi kesadaran menurun, dehidrasi berat dan cardiac arrest( jantung berhenti berdenyut)" katanya.
BY paman korban tidak percaya pernyataan Karutan Gresik, kematian BP akibat serangan jantung. Menurutnya, BP mengalami dehidrasi saat di dalam rumah tahanan Kelas II B Gresik yang ada di Banjarsari, Gresik.
"Keponakan saya tidak punya riwayat jantung. Kenapa kepala rutan bilang itu, keluarga mendapat informasi kalau almarhum BP dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di RSUD Ibnu Sina, keponakan saya sudah meninggal dunia. Kata dokter itu karena dehidrasi kekurangan air," ujarnya.
BY menceritakan semasa masuk Rutan Kelas II B Gresik, BP kerap menelepon ibunya. Mengeluh kekurangan air hingga kesulitan air besar. Berbeda saat masuk di Rutan Polres Gresik. Kondisinya tidak apa-apa.
"Masuk Rutan Gresik belum seminggu nyawanya sudah melayang (meninggal dunia)," katanya.
(*)
Artikel diolah dari TribunJatim.com
Penulis: Willy Abraham
Sumber: Surya
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|