Breaking News:

Berita Kriminal

KRONOLOGI Video Viral Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya, Korban Teriak Tolong, 4 Pelaku Ditangkap

Kronologi peristiwa kawin tangkap di Sumba Barat Daya, diungkap polisi, korban sempat berteriak minta tolong.

Editor: Dhimas Yanuar
Pos Kupang
Kronologi peristiwa kawin tangkap di Sumba Barat Daya, diungkap polisi. 

TRIBUNSTYLE.COM - Viral sebuah video yang memperlihatkan kejadian kawin tangkap di Sumba Barat Daya, NTT.

Kapolsek Wewewa Barat Bernandus Kandi mengungkapkan kronologi kejadian kawin tangkap di Desa Waimangura tersebut.

Peristiwa itu terjadi di simpang Waimangura, Kamis 7 September 2023 siang.

Pelaku teridentifikasi bernama Yohanis Bili Tanggu, warga Desa Wekura, Kecamatan Wewewa Barat.

Tangkapan layar video yang menunjukkan aksi kawin tangkap di Sumba Barat Daya.
Tangkapan layar video yang menunjukkan aksi kawin tangkap di Sumba Barat Daya. (via Kompas.com)

Sedangkan wanita yang menjadi korban adalah Dinasiana Malo, warga Kelurahan Weetabula, Kecamatan Kota Tambolaka.

"Keduanya tidak memiliki hubungan pacaran," ujar Kapolsek Wewewa Barat Bernandus Kandi saat dikonfirmasi via telepon seluler, Kamis sore. 

"Hanya saja, pelaku Yohanis Bili Tanggu mengaku pernah sekali datang ke rumah Dinasiana Malo di Kampung Belakang, Kelurahan Weetabula, beberapa waktu silam," tambahnya.

Menurut Bernandus Kandi, korban Dinasiana Malo hendak pergi ke rumah neneknya di Kecamatan Wewewa Barat.

Baca juga: Tak Mau Miskin, Wanita Ini Kawin Cerai 8 Kali, Enggan Urus Rumah Tangga, Malah Menyuruh Ibu Mertua!

Korban bersama anggota keluarganya, menggunakan sepeda motor.

Saat tiba di simpang Desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, sepeda motor tersebut berhenti karena ada anggota keluarganya mau membeli rokok di kios yang ada dipinggir jalan raya.

Sementara korban Dinasiana Malo menunggu di tepi jalan raya.

"Tiba-tiba saja datang sejumlah orang menangkapnya, lalu menaikannya ke mobil pikap yang sudah disiapkan para pelaku di pinggir jalan raya," terang Bernandus Kandi.

Menurutnya, korban Dinasiana sempat berteriak meminta tolong. "Namun kalah cepat dengan mobil pikap yang membawanya pergi," katanya.

Setelah menerima laporan, polisi bertindak cepat pasca. Tak butuh waktu lama, polisi berhasil menangkap pelaku yang diduga terlibat aksi kawin tangkap.

"Semua pelaku (4 orang) dan korban sudah diamankan di Polres Sumba Barat Daya," kata Bernandus Kandi.

Polisi juga mengamankan satu unit mobil pikap sebagai barang bukti kasus kawin tangkap.

Wakapolres Sumba Barat Daya, Kompol I Ketut Mastina mengatakan, penangkapan pelaku melibatkan anggota Polres Sumba Barat Daya bersama Polsek Wewewa Barat.

"Semua pelaku dan barang bukti berupa satu unit kendaraan pikap dan korban sudah diamankan di Polres Sumba Barat Daya," kata Kompol I Ketut Mastina, Kamis sore.

"Hingga sekarang, para pelaku masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik," tambahnya.

Wakapolres Kompol I Ketut Mastina memastikan proses hukum terhadap kasus itu terus berlanjut guna memberi efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya.

Selain itu, lanjut Kompol I Ketut Mastina, memberi kesadaran kepada masyarakat Sumba Barat Daya bahwa tindakan para pelaku itu salah dan bertentangan dengan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). 

....

Aksi kawin tangkap kembali terjadi di Sumba Barat Daya.

Sekelompok pria terekam CCTV menangkap seorang perempuan yang berdiri di pinggir jalan.

Mereka menggendong korban lalu memasukkannya ke mobil pikap warna hitam dan membawanya pergi.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Baca juga: MASIH Sedih Pacar Tak Datang saat Lamaran, Gadis Sumba Jadi Korban Kawin Tangkap Sepupu, Luka-luka

Dua tayangan video aksi kawin tangkap di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral di media sosial dan grup WhatsApp.

Pihak kepolisian sedang menelusuri aksi kawin tangkap tersebut.

Aksi kawin tangkap itu terekam kamera pengawas CCTV dari dua sisi yang berbeda.

Video pertama berdurasi 30 detik terekam CCTV dari rumah warga dan video kedua terekam CCTV sebuah toko berdurasi 29 detik.

Video tersebut mempertontonkan aksi kawin tangkap sejumlah pria terhadap seorang perempuan.

Aksi ini direkam beberapa warga.

Sejumlah pria yang mengenakan pakaian adat dan bercelana pendek menangkap seorang perempuan yang berdiri dengan rekannya di samping sepeda motor di pinggir jalan raya.

Penangkapan itu terjadi ketika perempuan tersebut menunggu pengemudi kendaraan yang ditumpanginya sedang berada di dalam kios pinggiran jalan.

Rekaman dari sebelah jalan memperlihatkan sejumlah orang yang lari mengarah pada perempuan yang mengenakan sarung.

Mereka langsung menangkap perempuan yang dikabarkan berasal dari Kampung Belakang, Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Sambil memeluk korban dari belakang, sejumlah pria langsung menggendong korban ke mobil pikap warna hitam yang sudah menunggu di sisi jalan raya.

Belasan pria lain langsung meloncat ke pikap tersebut dan sang sopir langsung tancap gas.

Seorang perempuan mengenakan sarung diduga rekan korban berusaha mencegah dengan mendatangi pikap, namun ia kalah kuat dari belasan pria tersebut.

Pikap lalu tancap gas dan seorang pria lain mengejar dan ikut menumpangi pikap tersebut lalu kabur.

Setelah pengemudi yang sedang di dalam kios keluar dan mendekati motor itu, dirinya tidak lagi menemukan perempuan yang bersamanya.

Kepala Kepolisian Resor Sumba Barat Daya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sigit Harimbawan membenarkan adanya kejadian dugaan kawin tangkap tersebut.

"Kejadiannya di wilayah hukum Polsek (Kepolisian Sektor) Wewewa Barat," kata Sigit kepada Kompas.com, Jumat (8/9/2023) pagi.

Menurut Sigit, setelah video itu viral pada Kamis (7/9/2023), pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi kejadian untuk mengecek informasi tersebut.

"Intinya kita masih cek dulu. Nanti kita akan sampaikan perkembangannya," kata dia.

Baca juga: PILU Wanita Diperkosa 5 Pria, Syok Salah Satunya Kakak Ipar, Ternyata Jadi Alat Bayar Utang!

Diculik untuk dinikahi

Dikutip dari Kompas.com, pemaksaan perkawinan atas dasar aturan adat sampai saat ini masih kerap terjadi, tidak hanya di Lombok tetapi juga di gugusan pulau Nusa Tenggara yang lain hingga ke Sumba di Nusa Tenggara Timur.

Di wilayah tersebut ada istilah kawin culik untuk Lombok Timur. Sedangkan di Sumba dikenal sebagai kawin tangkap.

Semua ini berinti pada pernikahan paksa yang digelar atas tuntutan adat. Di Sumba, tradisi pemaksaan perkawinan juga ada dalam bentuk yang berbeda.

Unsur kekerasan dari laki-laki hadir dalam adat yang populer sebagai kawin tangkap.

Dalam sejumlah praktiknya, menurut Pendeta Aprissa L. Taranau, kawin tangkap terjadi ketika seorang laki-laki menangkap dan bahkan bisa bermakna menculik perempuan untuk dijadikan istrinya secara paksa.

Aprissa adalah Ketua Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi dan tinggal di Sumba.

Setiap hari, dia mengambil pendekatan keagamaan untuk mengikis praktik kawin tangkap ini.

“Sangat berlapis perjuangan kami disini, karena bukan saja berhadapan dengan kekerasan seksual itu sendiri, tetapi karena diatasnamakan sebagai tradisi, adat atau budaya sehingga sangat sulit dihilangkan,” kata Aprissa.

Secara budaya, kata Aprissa, konteks kawin tangkap adalah pernikahan yang dilakukan tanpa proses melamar.

Dari berbagai sumber tertulis, lanjutnya, budaya ini memang ada di Sumba.

Sayangnya, tradisi ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kawin tangkap. Di masyarakat, khususnya anak muda, kemudian muncul pemahaman bahwa tradisi ini dilakukan dengan seenaknya menangkap seorang perempuan dan memaksanya untuk menikah.

“Kekerasan yang dialami perempuan berlapis, ditarik, dipaksa, dipukul kalau melawan. Kekerasan seksual juga karena ada pelecehan seksual, ada permaksaan perkawinan. Ada kekerasan psikis,” tambah Aprissa.

Di Sumba, Aprissa berjuang mengubah paradigma masyarakat yang mempertahankan praktik adat tersebut.

Dia mengaku, gereja memiliki pekerjaan rumah untuk memberi pemahaman masyarakat mengenai nilai kesetaraan.

Mereka juga terus bersuara, dengan harapan pemerintah mendengarkan suara korban, sehingga tergerak untuk membuat payung hukum yang mampu menghentikan tradisi ini.

Sampai saat ini, kata Aprissa, jika kasus sejenis terjadi, penegak hukum cenderung melihatnya persoalan adat.

“Selalu dibenturkan dengan pernyataan, bahwa ini adat dan dikembalikan ke keluarga, biar nanti mereka yang mengurus,” pungkasnya.

(KOMPAS.com/ Sigiranus Marutho Bere)

Diolah dari artikel di KOMPAS.com

Baca artikel lainnya terkait berita kriminal

(*)

Artikel ini diolah dari Pos-Kupang.com

Penulis: Petrus Piter

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita viral hari iniberita kriminalKawin TangkapSumba Barat Daya
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved