Breaking News:

Berita Kriminal

MISTERI Mahasiswi Kedokteran Jakarta Tewas dengan Mulut Berbusa di Semarang, Polisi Ungkap Fakta

Mahasiswi Kedokteran dari Jakarta tewas dengan mulut berbusa di Semarang, sempat ribut hingga keterangan penyelidikan polisi.

Editor: Dhimas Yanuar
@rsbhayangkarasmg
Rumah Sakit Bhayangkara Prof Awaloedin Djamin terletak di Jalan Majapahit Nomor 140, Gayamsari, Semarang. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kepolisian masih menyelidiki tewasnya seorang mahasiswi Kedokteran di Semarang,

Diketahui mahasiswi tersebut sedang mengikuti program profesi atau koas di RS Bhayangkara.

Korban yang bernama Dea (23) ini ditemukan meninggal dunia dengan mulut berbusa.

Dea meninggal dengan mulut berbusa di kamar kosnya di Jl Kijang Utara, Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang.

Ilustrasi jenazah.
Ilustrasi jenazah. (Istimewa)

Diketahui, Dea merupakan mahasiswa asal perguruan tinggi di Jakarta dan sedang menjalani koas di RS Bhayangkara Semarang.

Teman korban, Beatrice Purba mengatakan, korban ditemukan tewas pada Senin (21/8/2023) sekira pukul 15.00 WIB.

Ia menceritakan, sejak pagi teman kos korban dan Beatrice berusaha menghubungi korban karena ada sopir taksi online yang datang untuk menagih uang pembayaran.

Baca juga: 6 Fakta Kematian Mahasiswi IPB saat Penelitian, Laboratorium Tiba-tiba Berasap, Tak Ada CCTV

"Pertama, bapak kos hubungi saya sekitar jam 07.27 WIB minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban."

"Saya terus hubungi korban lewat WhatsApp tapi tidak direspons, saya gedor-gedor kamarnya juga tidak ada respons," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (21/8/2023).

Mengutip Kompas.com, Beatrice dan teman kos korban akhirnya patungan untuk membayarkan tagihan tersebut.

Saat itu lah, sopir taksi bercerita bahwa korban sempat ribut lewat telepon saat naik taksi online.

"Kami lalu bayarin tagihannya kan Rp 515.000. Terus bapake (sopir) itu cerita kalau ada masalah, korban teleponan gitu. Ribut di handphone," jelasnya.

Setelah lama menunggu dan tak ada tanggapan, akhirnya kaca jendela kamar korban pun dipecahkan dan mereka melihat korban sudah tak bernyawa.

"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelasnya.

Korban pun dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk penyelidikan.

TribunJateng.com mewartakan, Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo mengatakan, tak ada tanda kekerasan di tubuh korban.

Saat olah TKP, ditemukan minuman keras dan sejumlah obat-obatan.

"Tidak ada tanda kekerasan. Ada obat-obatan, ada botol miras, itu aja sama rokok,” ujar Hengky di lokasi, Senin (21/8/2023).

Selain itu, pihak kepolisian juga akan mendalami kejadian di Klaten.

"Kami masih dalami kegiatan korban di Klaten ya. Kami selidiki," pungkasnya.

....

INNALILLAHI, mahasiswi kedokteran ditemukan tewas di kamar kos Semarang, jasad kaku dan mulut berbusa, berawal dari tagihan sopir taksi online.

Mahasiswi kedokteran asal Jakarta berinisial D, ditemukan tewas di kamar indekosnya, di Jalan Kijang Utara, Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (21/8/2023) pukul 15.00 WIB.

Diketahui mahasiswi tersebut tengah mengikuti program profesi atau koas di Rumah Sakit Bhayangkari, Kota Semarang. 

Ilustrasi - Seorang mahasiswi kedokteran asal Jakarta berinisial D, ditemukan tewas di kamar indekosnya, di Jalan Kijang Utara, Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang
Ilustrasi - Seorang mahasiswi kedokteran asal Jakarta berinisial D, ditemukan tewas di kamar indekosnya, di Jalan Kijang Utara, Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang (Kompas.com)

Baca juga: INNALILLAHI Mahasiswi S2 IPB Meninggal Akibat Kebakaran Laboratorium Penelitian, Sosok Berprestasi

“Kami sudah hubungi keluarga di Jakarta. Dia mahasiswi semester akhir di Jakarta. Dia masih koas,” kata Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo, Senin (21/8/2023).

Polisi pun memeriksa tiga saksi dalam kasus meninggalnya mahasiswi kedokteran tersebut. Termasuk memeriksa kegiatan korban di Klaten. 

Pasalnya, sebelum ditemukan tewas, korban sempat diantar pulang oleh taksi online dari Klaten. 

“Kami masih dalami kegiatan korban di Klaten ya. Kami selidiki,” tuturnya.

Berawal dari Tagihan Sopir Taksi Online

Sopir taksi online yang menagih pembayaran menjadi awal mula penemuan jasad D di kamar indekosnya. 

Seorang saksi yang juga teman korban, Beatrice Purba mengatakan, sejak Senin (21/8/2023) pagi, dirinya dan teman indekos korban mencari D karena ada sopir taksi online yang menagih uang pembayaran.

"Pertama Bapak Kos hubungi saya sekitar jam 07.27 WIB, minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban," katanya.

Dia mengaku terus menghubungi korban tapi tak ada respons. Bahkan dia sempat menggedor-gedor kamar korban. 

"Saya terus hubungi korban lewat WhatsApp tapi tidak direspon, saya gedor-gedor kamarnya juga tidak ada respon," tuturnya.

Akhirnya tagihan taksi online korban dibayarkan oleh teman-teman indekosnya. Saat menyerahkan uang tersebut, sopir taksi mengungkapkan bahwa korban sempat terlibat keributan di telepon. 

"Kami lalu bayarin tagihannya kan Rp 515.000. Terus bapake (sopir) itu cerita kalau ada masalah, korban teleponan gitu. Ribut di handphone," jelasnya.

Lama tak ada respons, teman-temannya pun nekat membuka paksa kamar korban dengan memecahkan kaca jendela. Di situlah korban ditemukan tak bernyawa dengan mulut berbusa.

"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya. Terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelasnya.

Ditemukan Obat dan Miras

Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo menyampaikan, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam kamar kos yang terkunci dari dalam. 

“Keadaan terkunci dari dalam, ada upaya dari teman-temannya untuk didobrak. Kita datang kita cek sudah dalam keadaan sudah meninggal, kaku," ungkapnya. 

Dia mengatakan tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Namun polisi menemukan obat-obatan dan minuman keras (miras) di kamar korban. 

"Tidak ada tanda kekerasan. Ada obat-obatan, ada botol miras, itu aja sama rokok,” ujarnya. 

Kendati demikian pihaknya tetap melakukan pendalaman atas kasus ini.

Artikel ini diolah dari Kompas.com

(*)

(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Titis Anis Fauziyah)(TribunJateng.com, M Syofri Kurniawan)

Artikel diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita kriminalJakartaSemarangmahasiswiKedokteranpolisi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved