Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Mbah Yuni, Nenek 70 Tahun Mendaki Gunung Slamet, Sudah Taklukkan 14 Gunung

Meski harus mendapat bantuan di beberapa medan, Mbah Yuni tersebut akhirnya sampai ke puncak Gunung Slamet di usianya yang sudah menginjak 70 tahun.

Editor: Amirul Muttaqin
Instagram/@ibuyuni1953
Wahyuni atau Mbah Yuni, wanita 70 tahun asal Pekalongan yang berhasil mendaki Gunung Slamet. 

TRIBUNSTYLE.COM - Siapa sosok Mbah Yuni pendaki Gunung Slamet berusia 70 tahun?

Mbah Yuni berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah meski usianya sudah tak lagi muda.

Ini bukan kali pertama, Mbah Yuni ternyata sudah menaklukkan banyak gunung di Indonesia.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Baca juga: Hamil Besar, Artis Mengandung 7 Bulan Nekat Naik Gunung hingga Menyelam, Dokter Panik: Saya Khawatir

Sosok Mbah Yuni pendaki tertua asal Pekalongan taklukkan puncak Gunung Slamet di usia 70 tahun
Sosok Mbah Yuni pendaki tertua asal Pekalongan taklukkan puncak Gunung Slamet di usia 70 tahun (Istimewa via Tribun Jateng)

Mbah Yuni, nenek berusia 70 tahun disorot lantaran aksinya mendaki Gunung Slamet.

Meski sudah berusia lebih dari 50 tahun, Mbah Yuni masih kuat untuk mendaki gunung.

Adapun Mbah Yuni sebelumnya juga viral setelah pendakiannya yang ke-14 yakni Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan.

Wahyuni alias Mbah Yuni merupakan warga Pekalongan, Jawa Tengah.

Mbah Yuni memiliki cita-cita untuk mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia.

Meski harus mendapat bantuan di beberapa medan, Mbah Yuni tersebut akhirnya sampai ke puncak.

Ia pun bersujud ketika sampai di puncak sebagai bentuk rasa syukurnya.

"Bu Yuni, seorang pendaki asal Pekalongan Jawa Tengah ini merupakan wanita kelahiran 24 Juni 1953.

Walau usianya sudah tak muda lagi dan tenaganya tak seprima dulu lagi,

 niatnya untuk mendaki gunung bukanlah suatu halangan baginya.

Sebuah pencapaian di usia yang ke-70 tahun.

Alhamdulillah beliau selamat dan sukses sampai ke puncak atap Jawa Tengah (Gunung Slamet)

Semangaaat......! Semoga Sehat dan Sukses Slalu," keterangan video yang beredar di grup WhatsApp, dilansir dari Tribun Jateng.

Sebelumnya nama Mbah Yuni juga sempat viral seusai pendakiannya yang ke-14 di Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan.

Mbah Yuni viral seusai fotonya di puncak Gunung Latimojong diunggah oleh akun @mountnesia.

Mbah Yuni didampingi dua anaknya, Endang Cahyo Wiroyowati dan Mohammad Menang Susilo.

Dalam perjalanannya juga tidak sedikit pendaki lainnya yang yang mengabadikan dengan merekam dan meminta foto bersama Mbah Yuni.

Kemudian pada 2022, Mbah Yuni bersama tim berjumlah tujuh orang juga melakukan ekspedisi ke tiga puncak gunung.

Yakni puncak Gunung Andong di Magelang, Gunung Raung di Banyuwangi, dan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Melansir Tribun Jateng, saat ditemui di kediamannya, Mbah Yuni memiliki cita-cita untuk mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia.

Namun menurut ibu 9 anak tersebut, cita-citanya itu memang tidak mudah karena untuk mendaki tak hanya perlu kesiapan fisik.

Baca juga: Anar Tiur, Peraih Rekor Muri Wanita Tertua Pendaki Gunung Rinjani, Usia 71 Tahun Raga Masih Muda

Mbah Yuni, nenek 70 tahun mendaki gunung.
Mbah Yuni, nenek 70 tahun mendaki gunung. (Tribun Kalteng)

"Biaya yang saya keluarkan bersama dua anak saya sekitar Rp 10 juta untuk mendaki Gunung Latimojong.

Uangnya dari keuntungan berdagang nasi ditambah dengan biaya hasil jualan kaos anak saya," ujarnya.

Pendaki yang tinggal di Gang Arjuna, Kelurahan Sapuro Kebulen, Pekalongan Barat itu juga memiliki pesan untuk para pecinta alam.

Yakni untuk tetap menghargai alam dan merawat supaya tetap lestari.

"Jangan sampai alam rusak, nanti anak dan cucu tidak bisa menikmatinya.

Jangan sekali-kali mengotori gunung, serta persiapkan peralatan yang aman saat mendaki," pesan Mbah Yuni.

Diolah dari artikel di TribunJatim.com

Baca artikel lainnya terkait berita viral

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
YuniGunung SlametWahyuniPekalongan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved