Berita Viral
DETIK-DETIK Kematian Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi, Ucap Nama Kakak Kelas Terduga Pelaku Pengeroyokan
Seorang bocah kelas 2 SD di Sukabumi, Jawa Barat meninggal setelah menjadi korban pengeroyokan kakak kelas. Ia sempat kuak nama terduga pelaku.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - MIRISNYA nasib MHD, seorang bocah kelas 2 SD di Sukabumi, Jawa Barat.
Di usianya yang baru 9 tahun, ia harus merasakan sakit hingga akhirnya meninggal setelah menjadi korban pengeroyokan kakak kelas.
Sebelum benar-benar menghembuskan napas terakhirnya, MHD masih sempat menyebut nama diduga pelaku. Siapa?
Baca juga: SAKIT HATI Sering Di-Bully, Pria di Surabaya Balas Dendam Curi Motor Teman Satu Kos
Kasus dugaan bullying pada pelajar kembali terjadi di Sukabumi, kali ini menimpa murid SD.
MHD (9), bocah kelas 2 SD meninggal dunia usai diduga jadi korban pengeroyokan kakak kelasnya.
Korban merupakan murid SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Rupanya, sebelum meninggal dunia, korban sempat menyebut nama salah seorang yang diduga pelaku pemukulan.
Nama tersebut disebut korban saat detik-detik masa kritis menghembuskan nafas terakhirnya.
Kakek korban, MY (52), mengatakan, nama salah satu terduga pelaku inisial AZ itu disebutkan saat suara korban akan menghilang akibat luka yang dialami korban.
"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).
"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY
Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orang tua pelaku.
Baca juga: KISAH Wanita Menikah dengan Pria Tukang Bully Dirinya saat SMA, Kecelakaan Mobil Jadi Titik Balik
Peristiwa penganiayaan oleh kakak kelas yang menimpa korban terjadi saat berlangsungnya pembelajaran di sekolah.
"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," pungkas MY
Sementara itu, Kapolsek Sukaraja, Kompol Dedi Suryadi, mengatakan kasus dugaan pengeroyokan MHD masih dalam penyelidikan.
Terkait meninggalnya MHD, Dedi menuturkan, baru mendapatkan laporan dari warga dan langsung menemui keluarga korban.
"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi (dugaan pengeroyokan) sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita, hanya kita mendapatkan informasi (dan) langsung ke tempat korban," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).
Pihaknya akan segera meminta keterangan keluarga korban dan pihak sekolah untuk mengungkap kejadian sebernarnya dialami korban, sehingga meninggal dunia.
"Kami akan menindaklanjuti informasi tersebut, ke sekolah maupun memintai keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait atau yang terlibat," ungkapnya.
Kisah Lainnya - Miris Bocah SD di Malang Dikeroyok Kakak Kelas hingga Koma, Polisi : Kepalanya Ditendang, Dada Sesak
Bocah kelas 2 sekolah dasar di Desa Jenggolo di Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi korban dugaan perundungan dan penganiayaan teman sekolah.
Korban berinisial MWF (7), warga Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang mengalami luka-luka hingga tidak masuk sekolah dan belakangan masuk rumah sakit.
Sementara pelaku penganiayaan diduga siswa kelas 6 di sekolah yang sama.
Peristiwa ini pun viral usai diunggah ke media sosial.
Tampak anak tersebut terbaring seperti dalam kondisi tidak sadar diduga koma dan tangan diinfus, dengan kondisi napas masih tersengal-sengal.
Baca juga: MIRIS Aksi Bullying Siswa SMP di Bandung, Kepala Dipakaikan Helm, Lalu Ditendang hingga Pingsan
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor (Polres) Malang, Iptu Ahmad Taufik membenarkan dugaan penganiayaan tersebut.
"Kejadiannya pada Jumat (11/11/2022) lalu di kawasan tidak jauh dari sekolah korban dan pelaku.
Tepatnya di depan Bendungan Sengguruh," ungkap Ahmad saat ditemui, Rabu (23/11/2022).
Setelah dianiaya, korban ditinggalkan para pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Korban lalu ditemukan dalam keadaan lemas oleh kakek pencari rumput.
"Kakek pencari rumput itulah yang mengantarkan korban ke rumahnya saat itu," ujarnya.
Beberapa hari setelah dianiaya kakak kelasnya, MWF mengeluh sakit perut, muntah-muntah, dan sakit kepala.
MWF lalu dilarikan ke rumah sakit.
"Berdasarkan laporan keluarga, korban mendapat penganiayaan dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada.
Namun saat ini masih proses visum, dan hasilnya belum keluar.
Nanti hasil visum yang akan menjelaskan secara lengkap," jelasnya.
Ahmad menyebut, pelaku penganiayaan itu diduga sekitar enam hingga tujuh orang.
"Mereka rata-rata kelas 6 SD. Hari ini, Rabu, mereka sudah dipanggil ke Polres Malang untuk menjalani pemeriksaan," ujarnya.
Sementara itu, ayah korban, Edi Subandi mengatakan, anaknya kerap dianiaya oleh terduga pelaku sejak duduk di kelas I.
"Motifnya pemalakan. Jadi (uang) saku anak saya itu kan Rp 6.000 per hari.
Kemudian diminta oleh kakak kelasnya itu Rp 5.000.
Jadi yang dibuat jajan tinggal Rp 1.000," terangnya saat ditemui di Polres Malang, Rabu.
Saat kejadian terakhir, korban sedang pemulihan dari penyakit tifus yang dialaminya selama 10 hari terakhir.
Korban terpaksa masuk sekolah karena sudah lama libur sekolah.
"Hari itu, anak saya terlambat pulang. Kemudian beberapa waktu kemudian diantar oleh seorang kakek pencari rumput," ujarnya.
Tiba di rumah, korban bercerita baru saja dianiaya kakak kelasnya.
"Menurut pengakuan anak saya, pada saat di parkiran itu ia diseret tiga atau empat anak, kita kurang jelas, yang jelas diseret ke Bendungan Sengguruh yang ada di depan sekolah.
Dianiaya di situ. Ditendang kepalanya, dadanya, sempat sesak nafas," ujarnya.
Baca juga: MIRIS Siswi SMP di Medan Jadi Korban Bullying, Teman Malah Nonton, Beruntung Diselamatkan Sosok Ini
Pada keesokan harinya atau Sabtu (12/11/2022), korban tak masuk sekolah karena mengalami muntah-muntah.
Korban juga mengeluh kepalanya pusing.
"Saat itu saya berpikir mungkin tifusnya kambuh. Kami bawa ke bidan langganan, dua hari kemudian agak mereda, tapi masih pusing," ujarnya.
Namun, tiga hari kemudian, pusing yang diderita korban tak kunjung sembuh.
"Disertai kejang," imbuhnya.
Atas peristiwa yang dialami putranya, Edi melapor ke Polres Malang pada Selasa (22/11/2022).
"Sudah, kemarin kita putuskan lapor ke polisi. Karena sudah fatal, jadi banyak keluarga, termasuk kita tidak menerima," pungkasnya.
(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)(Kompas.com/Imron)
Diolah dari artikel TribunJabar.id dan Kompas.com
Sumber: Tribun Jabar
| Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Tergeletak Nyaris di TKP Bom Rakitan, Saat Ini Dioperasi |
|
|---|
| Guru di Subang Ganti Rugi Rp150 Ribu Usai Tampar Siswa, Viral di Media Sosial, Dibela Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Pembakaran Pria di Madura: Pasangan Suami Istri Jadi Tersangka Utama |
|
|---|
| Siswa Diduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Sering Gambar Kekerasan, Medsos Diduga Berpengaruh |
|
|---|
| Siswa SMAN 72 Jakarta Bantah Tuduhan Korban Bully Pelaku Ledakan, Unggah Postingan Klarifikasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/mhd-bocah-kelas-2-sd-korban-pengeroyokan-dimakamkan-oleh-keluarga-dan-masyarakat-sekitar.jpg)