Berita Viral
DUGAAN Husen Bukan Otak Pembunuhan Bos di Semarang Dimutilasi dan Dicor, Ormas PBB: 'Orang Terdekat'
Update kasus pembunuhan bos air minum dimutilasi dan dicor, Irwan Hutagalung, ada dugaan sosok lain selain Muhammad Husen sebagai otak pembunuhan.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Alasan Membunuh

Husen mengungkapkan, alasan membunuh lantaran sakit hati sering dimaki dan dipukuli korban.
Pengakuan pelaku, dipukul oleh korban karena ada kesalahan kecil seperti salah pesanan jumlah galon maupun ada kerusakan mesin galon.
"Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli," katanya.
Pelaku dipukuli korban menggunakan tangan kosong di bagian bagian mata, pelipis, dan dada. Proses pemukulan sering dilakukan selepas dua minggu bekerja di tempat tersebut.
"Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi," jelasnya.
Pelaku kerja di tempat tersebut baru satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.
Ia bisa masuk kerja di tempat itu karena saat kerja di Warmindo dekat lokasi kejadian sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.
"Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban. Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu," ungkapnya.
Husen menyebut, hendak kabur dari tempat kerja korban juga susah karena KTP ditahan.
"Korban sempat pula mengancam bila saya keluar dari kerjaan saya yang dihabisi, saya mau dibunuh," ujarnya.
Penjual Angkringan Terseret
Muhammad Husen (28), pelaku pembunuhan mayat dicor di Semarang, Jawa Tengah, sempat pergi ke angkringan usai membunuh bosnya yang merupakan pemilik usaha air minum galon, Irwan Hutagalung (53).
Husen bahkan mengaku sempat bercerita ke penjual angkringan bahwa ia habis membunuh bosnya.
Penjual Angkringan bernama Imam pun terancam jadi tersangka.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebut Imam dianggap mengetahui pembunuhan yang dilakukan Husen dan tidak melapor polisi.
Meski begitu, hingga saat ini dia berstatus saksi.
"Imam (pedagang angkringan) statusnya saat ini saksi tapi kita dalami lagi, maksimal nanti dikenai pasal mengetahui tapi tidak melapor ke polisi," kata Irwan.
Kapolres menyebut Husen sebagai pelaku tunggal.
Dia dijerat pasal pembunuhan berencana.
"Dari hasil penyelidikan mengerucut kepada pelaku, sekarang sudah kita jadikan pelaku di sini atas nama Muhammad Husen ini adalah pelaku tunggal," katanya.
Dalam pengakuan Husen, Imam memang tak terlibat dalam pembunuhan itu.
Namun, Husen sempat menceritakan aksinya dan mengajak Imam bersenang-senang.
Cerita itu disampaikan Husen usai menikam korban.
Imam juga disebut tak pernah masuk ke depot air isi ulang yang menjadi TKP pembunuhan sadis itu.
"Tahu (Husen melakukan pembunuhan), cuma sehabis minum bareng dia langsung pergi," kata Husen.
Kebencian Memuncak
Psikolog Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengatakan Husen sang pelaku mutilasi majikannya dinilai tidak mengalami gangguan jiwa.
Hanya katanya, Husen diliputi rasa dendam yang memuncak.
"Pelaku tidak alami gangguan jiwa, dia orang waras yang tidak bisa mengendalikan emosi dan perilakunya yang dikuasi oleh dendam," ucapnya.
Menurutnya, pelaku diduga mengalami kebencian yang menumpuk tetapi tidak berani melawan. Namun, sewaktu kebencian itu memuncak, pelaku lalu merencanakan tindakan tersebut.
"Pelaku merencanakan, mencari celah, dan memiliki niat membalas sehingga dia tega memotong atau memutilasi yang membuatnya sakit atau biasa saja dia memiliki keyakinan lain yang kita tidak tahu," jelasnya.
Ia menambahkan, pelaku bisa saja melakukan perbuatan itu tanpa penyesalan sebab sudah sering disakiti.
Dari dendam itulah, pelaku melakukan tindakan yang berawal dari emosi sesaat.
"Dalam proses tindakan tersebut, pelaku tampak bukan profesional sehingga tidak rapi seperti saat melakukan pengecoran terhadap korban," imbuhnya.
Diolah dari atikel TribunSumsel.com