Gempa Cianjur
Rumah Ambruk Akibat Gempa Cianjur, Kakek Nenek Kedinginan Tidur di Atas Makam : Kami Butuh Selimut
Kakek bernama Dedi (56) bersama istri dan juga 4 cucunya nekat tidur di atas makam setelah rumahnya ambruk akibat gempa Cianjur, kini butuh selimut.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Bencana gempa bumi yang melanda wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyisakan duka mendalam.
Melansir dari Kompas.com, jumlah korban jiwa dalam bencana ini mencapai 271 jiwa.
Dari data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Rabu (23/11/2022) sore, tercatat dari 271 korban jiwa, 37 persennya merupakan anak-anak.
Baca juga: Ya Allah Nak Ayah di Cianjur Nangis Temukan Anaknya di Kantong Jenazah: Itu Anak Saya, Baju Merah
"Persentasenya sekitar 37 persen.
Jadi memang banyak anak-anak, tapi kalau dilihat keseluruhan tetap banyak di luar anak-anak," kata Kepala BNPB Suharyanto.
"Ditemukan terakhir umur 6 tahun anak-anak, sudah hari kedua ternyata juga bisa selamat.
Artinya dalam gempa ini atau bencana ini maut tidak melihat usia dan apa yang melekat pada diri seorang manusia," tuturnya.
Sementara itu, korban luka-luka mencapai 2.043 orang dan jumlah warga mengungsi adalah 61.908 orang.

Selain banyaknya korban meninggal dunia dan luka-luka, banyak juga kisah mengharukan para korban yang tersajikan selama proses evakuasi.
Dilansir TribunStyle.com dari TribunnewsBogor.com, kali ini kisah pilu datang dari pasangan kakek nenek korban gempa Cianjur.
Mereka membagikan kisah pilu di penampungan.
Kakek bernama Dedi (56) bersama istri dan juga 4 cucunya harus tidur di atas makam pasca bencana gempa ini.
Mereka terpaksa tinggal di posko penampungan setelah rumah mereka rusak 50 persen akibat gempa bumi.
Mereka memutuskan mengungsi karena kerap terjadi gempa susulan.
"Daripada kenapa-kenapa, rumah juga sudah roboh sebagian temboknya, jadi kita kosongkan.
Bawa semua anak-anak mengungsi di sini," beber Dedi.
Dedi berserta istri dan cucunya tidur di tanah TPU Panumbangan sejak Senin (21/11/2022), dengan beralaskan karpet masjid dan tenda terpal seadanya.
TPU ini dulunya adalah sawah yang kini dihibahkan untuk menjadi pemakaman.
Disebut ada sekitar 20 orang telah dikubur TPU ini, sisa tanah yang masih kosong dimanfaatkan sementara menjadi posko penampungan.
Diketahui ada beberapa warga sekitar yang menjadi korban gempa juga dikubur di pemakaman itu.
Meski merasa sedikit takut, Dedi dan pengungsi lainnya tak memiliki pilihan lain.
"Sudah empat jenazah dikubur di TPU ini saat warga tinggal di atas pengungsian," jelasnya.
Dedi pun mengungkap sejumlah barang-barang yang sangat dibutuhkan saat di penampungan.
"Saat ini kami masih butuh selimut, tenda layak, pakaian, dan matras untuk warga saya," pungkas Dedi.
Baca juga: Sedihnya Ayah di Cianjur, Ibu dan Anaknya Belum Ditemukan, Bongkar Reruntuhan Pakai Alat Seadanya

Kisah Lain, Ayah Syok Temukan Anaknya di Kantong Jenazah
Tidak terkecuali dengan keluarga Deden, seorang ayah yang kehilangan anak akibat gempa Cianjur.
Perasaan Deden hancur seketika saat mendapati anaknya sudah tidak bernyawa saat ditemukan oleh tim evakuasi gabungan.
Baca juga: Kesaksian Adik Dinar Candy Korban Selamat Gempa Cianjur : Teman Lompat dari Lantai 3, Patah Tulang
Seperti diketahui, evakuasi area longsor di Jalan Raya Cugenang, Kecamatan Cougenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus dilakukan sejak Selasa (22/11/2022) pagi.
Tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan relawan bekerja sama bersama melakukan evakuasi.
Sekitar pukul 13.24 WIB, tim evakuasi berhasil menemukan jasad seorang anak yang langsung dimasukkan ke kantong jenazah.
Rupanya, anak tersebut sudah ditunggu oleh seorang pria yang merupakan ayahnya.
Sang ayah, Deden, sejak pagi menanti kepastian keberadaan sang buah hati.
Deden terlihat tampak terpukul dengan ditemukannya jasad seorang anak saat proses evakuasi tim gabungan di Cugenang.
Meski belum melihat wajah jenazah tersebut Deden sudah yakin betul itu anaknya.
"Itu anak saya, bajunya merah," kata Deden sambil menangis, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Ketika tangisan Deden semakin keras, kemudian petugas evakuasi berikan pelukan belasungkawa untuk menenangkannya.
Suara petugas ramai teriakan "Bapaknya ikut, bapaknya ikut mobil ambulans,"
Dengan berlahan Deden menuju mobil ambulans diiringi pelukan petugas.
"Kasih tahu keluarga ya pak," terdengar suara petugas.
Saat Deden masuki mobil ambulans untuk pastikan anak tersebut benar-benar buah hatinya.
Terdengar teriakan keras dari dalam mobil ambulans.
"Ya Allah naaak," terdengar teriak histeris Deden saat pastikan jenazah tersebut merupakan anaknya.

Baca juga: Pelukan Hangat Dinar Candy untuk Sang Adik, Trauma Akibat Gempa Cianjur : Aku Bawa ke Jakarta
Sambil menunduk dan menangis keras Deden seakan tidak menyangka jasad tersebut benar-benar buah hati tercintanya.
Kemudian sirine ambulan terdengar sangat kencang mengantarkan Deden dan jenazah anak tercintanya ke rumah rumah sakit terdekat.
Sebelumnya Komandan Korem (Danrem) 061 Surya Kencana Brigjen TNI Rudi Saladin mengatakan adapun proses evakuasi korban itu dilakukan secara bertahap pasca bencana gempa Senin kemarin.
"Alhamdulillah kami bisa mengevakuasi sampai saat ini 13 korban jiwa. Pagi ini satu, kemarin ada tujuh, pagi menjelang siang ada lima," kata Rudi di Jalan Raya Cugenang, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Adapun bertambahnya dua korban dalam pantauan Tribunnews.com, 14.32 WIB. Total jumlah korban di Cugenang, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat mencapai 15 orang.
Saat ini tim gabungan juga masih terus bekerja menggunakan eksavator guna kemungkinan menemukan korban lainnya.
(*)
Artikel ini diolah dari Grid.id dengan judul: Tidur di Atas Makam Bersama Cucunya Pacagempa Cianjur, Kakek Nenek Sebut Butuh Selimut