Berita Viral
Sosok Pilot yang Menjatuhkan Bom Atom di Jepang, Tak Menyesal Bunuh 140.000 Orang: Aku Tidur Nyenyak
Inilah sosok pilot yang menjatuhkan bom atom di Jepang yang menelan 140 ribu korban jiwa saat Perang Dunia II, tak pernah menyesal selama hidupnya.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah sosok pilot yang menjatuhkan bom atom di Jepang yang menelan 140 ribu korban jiwa saat Perang Dunia II, tak pernah menyesal dan mengaku bisa tidur nyenyak.
Pria yang menjatuhkan bom di Jepang itu ialah Jenderal Paul Warfield Tibbets.
Brigadir Jenderal Paul Warfield Tibbets adalah bagian dari kru yang terbang di atas Hiroshima selama Perang Dunia II.
Ia menjatuhkan bom atom yang dijuluki Little Boy seberat lima ton.
Penggunaan bom menandai yang pertama dari dua serangan atom di Jepang.
Pesawat perang Enola Gay bertanggung jawab atas jatuhnya bom pertama.
Baca juga: PROFIL Lee Ji Han, Aktor Meninggal Dunia Tragedi Itaewon, Pernah Bintangi Iklan Kopi di Indonesia
Bom berjuluk Little Boy itu dijatuhkan dari atas kota Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945.
Akan tetapi, Jenderal Tibbets sepertinya tak menyesali serangannya menewaskan sekitar 140 ribu orang.
Ia menyatakan bahwa perannya dalam perang adalah untuk mengakhiri pembunuhan selama Perang Dunia II secepat mungkin.
Paul Tibbets pensiun dari Angkatan Udara Amerika Serikat pada 31 Agustus 1966.
Ia tak pernah menyesalkan pengeboman Hiroshima.
Tibbets bahkan mengatakan bahwa bila terjadi keadaan yang sama, ia akan mengulanginya.
Baca juga: Lebah di Ukraina Ikut Perang Lawan Rusia, Cegah Granat Meledak dengan Madu yang Mereka Hasilkan

Bicara soal aksinya dalam penugasan itu, Tibbets mengingat jatuhnya hulu ledak nuklir di Jepang dengan mengatakan ia dapat tidur nyenyak setiap malam' setelah bom nuklir pertama di dunia dijatuhkan.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 1975, Tibbets berkata, "Saya bangga bahwa saya dapat memulai dengan cuma-cuma, merencanakannya, dan membuatnya bekerja dengan sempurna sebagaimana mestinya... Saya tidur nyenyak setiap malam."
Menindaklanjuti komentarnya tentang kengerian bom atom, Tibbets memberikan wawancara kedua di mana dia berbicara tentang gejolak 'emosional' yang ditimbulkannya.
Baca juga: Laris Sejak Konflik Rusia-Ukraina, Bunker Anti-Nuklir di Inggris Dijual Rp476 juta, Intip Kondisinya
