Breaking News:

Berita Viral

Imbas Tragedi Kanjuruhan, Ibu Ini Bakar Atribut Arema FC Milik Anak : Nggak Usah Arema-aremaan Lagi

Seorang ibu tampak kesal saat tahu anaknya jadi suporter Arema FC, kini bakar atribut Arema FC imbas tragedi Kanjuruhan.

TikTok @ali_dong1
Seorang ibu bakar atribut Arema FC, aksinya viral di media sosial. 

TRIBUNSTYLE.COM - Insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menorehkan duka dalam di wajah Indonesia.

Seperti diketahui, ratusan supporter Arema FC terkapar menjadi korban insiden kerusuhan yang terjadi pada Sabtu, (1/10/2022) lalu.

Kericuhan bermula pasca Arema FC kalah telak dari Persebaya dengan skor 2-3.

Ratusan nyawa korban jiwa melayang seketika, selain itu juga banyak korban luka-luka atas insiden tersebut.

Atas insiden tersebut, kini banyak orangtua mengutuk anak-anaknya untuk menonton bola.

Hal itulah yang dilakukan oleh ibu-ibu satu ini.

Viral di media sosial, seorang ibu bakar atribut Arema FC.

Baca juga: Kisah Pedagang Nasi Goreng saat Tragedi Kanjuruhan, Pasrah Cari Anak, Buka Puluhan Kantong Jenazah

Dalam video viral itu, sang ibu bakar atribut Arema FC menggunakan pematik.

Sejak diunggah di akun tiktok @ali_dong1 pada Senin (3/10/2022) lalu, video viral ibu bakar atribut Arema FC ini sudah ditonton 1.7 M tayangan dengan 45.7 suka dan 2715 komentar.

"Keluarga menanti dirumah," tulis @ali_dong1 pada keterangan video yang diunggah itu.

Dalam video, tampak ibu yang mengenakan daster merah tersebut memegang syal Arema FC.

Kemudian ibu tersebut menyerahkan syal dan pemantik itu kepada sang anak dan menyuruhnya untuk membakar syal itu.

Tak hanya itu, sang ibu juga meminta anaknya untuk berhenti menjadi suporter Arema, dan tak perlu mengurusi olahraga sepakbola lagi.

"Lek, anakku wes nggak usah Arema Aremaan, obongen iki.

Wes nggak usah bal-balanan, obong.

(Anakku sudah nggak usah Arema Arema lagi, bakar ini.

Udah nggak perlu sepak bola, bakar)" teriak ibu tersebut sambil menyerahkan pemantik dan syal tersebut.

Aksi emak-emak membakar syal Arema milik anaknya
Aksi emak-emak membakar syal Arema milik anaknya (Instagram @mememedsos)

Dengan berat hati, pria berkaus kuning tersebut terpaksa merelakan atribut tim sepak bola kebanggaanya untuk dibakar sang ibu.

Tak menunggu lama, syal bertuliskan 1987 itu pun terbakar.

Pada unggahan video itu, akun tersebut juga mengunggah tangkapan layar berisi chat keluarga yang melarang ia untuk ikut-ikutan hal yang demikian.

Unggahan Tiktok itu pun diunggah kembali di berbagai media sosial dan menuai beragam komentar dari warganet.

”Aku hanya melihat sosok ibu yang takut kehilangan anaknya," tulis @seduk_basudewa pada akun @memomedsos yang mengunggah kembali video itu.

"Hanya ucapan seorang ibu yang khawatir akan kehilangan anaknya.

Respect bu, semoga sehat selalu dan tidak dibully oleh fans bola musiman," tulis @alfiandate

"Pasti banyak ibu yang trauma sama sepak bolaterutama keluarga korban," tulis @echaakto

Baca juga: Nasib Bocah 11 Tahun, Orangtuanya Tewas saat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Kini Jadi Yatim Piatu

Kisah Pedagang Nasi Goreng Cari Anaknya saat Tragedi Kanjuruhan

Kini, satu persatu keluarga korban tampak membeberkan kondisi anaknya yang menjadi salah satu dari ratusan korban tragedi Kanjuruhan.

Ya pemuda Risky Dendi Nugroho (19) menjadi satu di antara ratus korban luka akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Diketahui, pria yang disapa Risky itu dirawat di RSUD dr Saiful Anwar (RSSA), Malang, Jawa Timur sejak Sabtu (1/10/2022) malam hingga Senin (3/10/2022) siang.

Menurut Ayah Risky, Sugeng (50), putranya saat ini masih dalam perawatan medis lantaran kondisi kesehatan sang anak yang belum pulih.

Pasalnya, saat ini kondisi napas Risky masih harus dibantu dengan alat pernapasan akibat menghirup gas air mata.

"Hasil rontgen kemarin enggadiceritakan,” kata Sugeng dikutip TribunnewsBogor.com dari TribunJatim.

“Tapi kalau kata dokter kebanyakan menghirup udara gas air mata, karena bisa kena paru-paru, dan bisa sesak.

Sampai sekarang masih pakai oksigen terus, iya alat bantu oksigen, napasnya susah," katanya dikutip TribunStyle.com dari TribunJatim.com, Selasa (4/10/2022).

Tak hanya itu, Sugeng juga menceritakan, bahwa putranya hingga saat ini masih belum bisa berkomunikasi.

Bahkan dirinya juga mengaku Risky kerap kali menangis hingga berdiam diri.

"Sampai sekarang engga bisa komunikasi, bisanya bergerak-gerak saja. Seperti menangis, diam," jelas pedagang nasi goreng itu.

Baca juga: Kesaksian Suporter Arema FC, Ceritakan Tragedi Kanjuruhan : Banyak Anak Kecil Sesak Tak Berdaya

Sugeng Cari Risky

Di sisi lain, saat disinggung soal kejadian tragedi malam kelabu itu.

Sugeng tak habis pikir, lantaran pada Minggu (2/10/2022) pukul 01.00 WIB, dirinya tak mendapati putranya pulang bersama rekan-rekannya.

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kericuhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 usai, Sabtu (1/10/2022)
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kericuhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 usai, Sabtu (1/10/2022) (Surya.co.id/Purwanto)

Naluri seorang Ayah pun saat itu keluar, usai pulang berjualan nasi goreng di sebuah perumahan kawasan Blimbing, Malang, ia langsung bergegas menuju Stadion Kanjuruhan.

Benar saja, pria paruh baya itu melihat kondisi Stadion Kanjuruhan yang sudah porak poranda.

Meski suasana begitu mencekam, Sugeng bersikeras mencari putranya hampir 1,5 jam.

Sayang, usaha ia mencari Risky tak membuahkan hasil.

"Waktu itu saya pulang kerja jam 1 malam.

Temannya sudah pulang, kok anak saya engga pulang,” cerita Sugeng.

“Kemudian saya cari, ternyata sampai jam 02.30 WIB saya engga ketemu, cuma motornya saja," tutur pria paruh baya.

Lantaran tak membuahkan hasil, Sugeng berinisiatif mencari putranya ke sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan tempat para korban kerusuhan suporter pada malam kelabu itu.

Dirinya juga mengaku mendatangi kurang lebih lima rumah sakit di Malang, Jawa Timur.

Setibanya di rumah sakit, Sugeng bergegas menuju ruang IGD, namun ia tetap tidak menemukan Risky.

Bahkan dirinya tak segan mencari putranya di kamar mayat setiap rumah sakit.

"Lalu saya cari ke RS, ada 5 RS, mulai Gondanglegi, Pakis Aji, Wava, RSUD Kanjuruhan.

Saya cari di ruang pasien gak ada dan saya cari di ruang jenazah," terangnya.

Ilustrasi mayat tragedi Kanjuruhan.
Ilustrasi mayat tragedi Kanjuruhan. (Kompas.com)

Baca juga: Pasutri Tewas dalam Kerusuhan di Kanjuruhan, Anak Selamat, Nangis Pilu Antar Orang Tua 1 Liang Lahat

Selama pencarian keberadaan Risky, Sugeng mengaku perasaannya saat itu campur aduk.

Perasaan pasrah dan optimis saat itu saling tumpang tindih tak jelas.

Tak hanya itu, perasaan tak karuan juga semakin membuncah, di saat ia kerap menggeser resleting kantung mayat satu per satu.

"Semuanya di situ, gak ada identitas.

Kalau saudaranya mau mencari ya dibuka satu per satu, karena sudah diwadahi kantong," ceritanya.

"Malam itu Saya sudah membuka 50 lebih kantung.

Saya di RS Wava juga banyak yang anak-anak. Umur 8-12 tahun," tambahnya.

Sejauh pengamatan Sugeng terkait kondisi jenazah dari setiap kantung mayat yang berhasil ia buka, wajah dari para korban yang tewas tampak tak wajar.

Bagaimana tidak, dirinya melihat wajah para jenazah seperti hangus terkena minyak panas.

"Jadi saat saya buka kantung jenazah, wajahnya rata-rata kayak hangus kena minyak panas. Katanya kena gas itu," paparnya.

Sementara, dalam 50 kantung jenazah yang sudah ia buka, Sugeng tetap tidak menemukan putra tercintanya itu.

Akhirnya Sugeng meminta bantuan ke sejumlah anggota keluarganya untuk melacak keberadaan Risky di sejumlah rumah sakit Malang.

Tak lama kemudian salah seorang saudaranya menemukan Risky sedang menjalani perawatan intensif di IGD RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Malang, dalam keadaan tak sadarkan diri.

Bahkan menurutnya, kondisi tersebut, masih berlangsung hingga saat ini, Senin (3/10/2022) siang.

"Barang bawaan gak ada, hilang semua. HP dan 2 STNK hilang semuanya," ungkapnya.

Tak hanya itu, dirinya dengan tegas mengatakan soal gas air mata harus diusut hingga tuntas lantaran mengakibatkan ratusan korban berjatuhan.

"Soal gas air mata itu, iya harus diusut. Itu yang minta diselidiki. Kata teman anak saya yang selamat.

Pernapasan itu juga kena. Anak saya sama 6 orang temannya main," tutupnya.

(TribunMedan/istiqomah kaloko)

Artikel ini diolah dari Tribun-Medan.com dengan judul VIRAL Seorang Ibu Bakar Atribut Arema FC: Enggak Usah Arema-aremaan Lagi

Sumber: Tribun Medan
Tags:
Arema FCTragedi KanjuruhanPersebayaMalangTribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved