Hari Puisi Nasional 26 Juli atau 28 April? Dua Versi yang Berhubungan dengan Sosok Chairil Anwar
Hari Puisi Nasional 26 Juli atau 28 April? Simak sejarahnya, berkaitan dengan sosok penyair Chairil Anwar.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Puisi karya Chairil yang paling terkenal adalah berjudul 'Aku' dan 'Karawang Bekasi'.
Dari salah satu karya puisinya yang berjudul 'Aku', Chairil Anwar lantas dijuluki 'Binatang Jalang'.
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, bahasa Rusia dan Spanyol.
Kontroversi Plagiarisme
Puisi hasil karya Chairil sempat dituduh sebagai hasil plagiarisme oleh HB Jassin.
Hal itu disampaikan Jassin dalam tulisannya pada Mimbar Indonesia yang berjudul 'Karya Asli, Saduran, dan Plagiat'.
Ia membahas tentang kemiripan puisi Karawang-Bekasi dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald MacLeish.
Namun, Jassin tidak menyalahkan Chairil.
Menurutnya, meskipun mirip, tetap ada rasa Chairil di dalamnya.
Sementara itu, sajak MacLeish, menurut Jassin, hanyalah katalisator penciptaan.
Meninggal di Usia Muda
Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpa Chairil.
Ia meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta, pada tanggal 28 April 1949.
Penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC.
Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.
Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)