Hari Puisi Nasional 26 Juli atau 28 April? Dua Versi yang Berhubungan dengan Sosok Chairil Anwar
Hari Puisi Nasional 26 Juli atau 28 April? Simak sejarahnya, berkaitan dengan sosok penyair Chairil Anwar.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Profil Chairil Anwar
Sosok penyair besar ini lahir pada 26 Juli 1922.
Chairil Anwar lahir di Medan, yang dulu merupakan kota di Sumatra Timur, saat Indonesia masih dikenal sebagai Hindia Belanda.
Ia mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda.
Kemudian, Chairil meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Saat usianya mencapai 18 tahun, dia tidak lagi bersekolah.
Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman.
Penyair Muda Produktif
Pada kisaran tahun 1940, Chairil pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya yang bercerai.
Dari situ, ia kemudian menggeluti dunia sastra.
Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis.
Puisinya menyangkut berbagai tema; mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.
Ia dikenal sebagai penyair terkemuka Indonesia, yang diperkirakan telah menulis 96 karya termasuk 70 puisi semasa hidup.
Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun.
Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairil dinobatkan oleh HB Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.