Kasus Pertama di Dunia, Remaja Alami Leher Bengkok 90 Derajat, Berujung Kematian Jika Tak Ditangani
Diberikan pengobatan gratis untuk penyakitnya yang langka, gadis ini tak henti-hentinya menangis.
Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Diberikan pengobatan gratis untuk penyakitnya yang langka, gadis ini tak henti-hentinya menangis.
Dikabarkan, seorang gadis remaja di Pakistan selamat dari operasi setelah lehernya mengalami bengkok pada posisi 90 derajat.
Gadis bernama Afsheen Gul itu, sebelumnya hanya bisa menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan kondisi leher seperti itu selain ia juga menderita cerebral palsy.
Menurut laporan BBC, orang tua Afsheen mengira kondisi putri mereka akan membaik dengan seiring berjalannya waktu.
Namun, anggapan tersebut ternyata salah ketika kondisi anaknya berubah menjadi semakin buruk.
Baca juga: VIRAL Balita 4 Tahun Terjatuh 100 Kali Sehari & Cuma Ngomong Uh Oh, Ternyata Idap Penyakit Langka
Baca juga: VIRAL Facial Lintah Sembuhkan Jerawat, Dokter Kulit Tegaskan Bahaya, yang Ada Malah Jadi Infeksi
Karena tidak punya uang untuk membawa Afsheen berobat, orang tuanya pun mencoba berbagai pengobatan alternatif, dikutip dari OHBULAN!, Senin (18/7/2022).
Ibunya Jameelan dan saudara laki-lakinya Mohammad Yaqoob Kumbar, selama ini membantu kegiatan sehari-hari Afsheen, mulai dari memakaikan pakaian, menyuapi makan hingga pergi ke toilet.
Selain itu, mereka juga mengalami kesusahan dalam bertahan hidup.
Sebab, mereka hanya bergantung pada gaji Jameelan sebesar 6.000 rupee atau setara dengan Rp 1,1 juta setahun sebagai tukang bersih-bersih.
Menurut ahli bedah tulang belakang Dr Rajagopalan Krishnan dari Rumah Sakit Apollo, ia telah mendiagnosis Afsheen dengan Atlanto-axial rotatory dislocation (AARD), yang merupakan ketidakstabilan rotasi tulang belakang leher.
Pada awalnya, tim medis memprediksi peluang Afsheen untuk selamat dari operasi tidak lebih dari 50 persen.
Tetapi, berkat sumbangan dari orang-orang dari seluruh dunia, mereka berhasil mengumpulkan Rp 392,9 juta untuk proses operasi.
Dr Rajagopalan yang bekerja untuk National Health Service (NHS) di Inggris selama 15 tahun sebelum kembali ke India akhirnya bertemu Afsheen tahun lalu.
Setelah mengobrol dengan keluarga remaja itu, ia memutuskan untuk memberikan layanannya secara gratis.
Setelah bertemu dengannya, ia menyatakan kemungkinan kalau remaja itu akan meninggal dalam jangka pendek atau menengah jika tidak segera ditangani.