Sejarah dan Makna Perayaan Jumat Agung, Hari Penting Umat Kristiani Memperingati Wafatnya Yesus
Inilah sejarah dan makna di balik perayaan Jumat Agung, hari penting kristiani memperingati wafatnya Yesus Kristus.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Pada Abad Pertengahan, Fransiskus dari Assisi mempopulerkan ziarah simbolis yang dikenal sebagai Jalan Salib.
Perayaan tersebut dilakukan dengan menempatkan salib pada jarak tertentu hingga membentuk seperti di lukisan yang menggambarkan pemandangan kehidupan Yesus.
Orang-orang berhenti untuk berdoa, bermeditasi, dan membaca atau mendengar bagian-bagian Alkitab.
Ini paling sering didoakan selama Prapaskah dan terutama pada hari Jumat Agung.
Passion play, drama dari hari-hari terakhir kehidupan Yesus juga telah dimulai pada Abad Pertengahan.
Puasa dan menghadiri kebaktian juga merupakan bagian dari peringatan Jumat Agung.

Alasan Disebut Good Friday
Dalam bahasa Inggris, Jumat Agung ini disebut dengan istilah Good Friday.
Sementara dalam bahasa Jerman, disebut Karfreitag yang artinya Jumat yang Penuh Duka.
Kemungkinan besar, nama Good Friday berasal dari kata 'baik' yang dulu berarti 'suci'.
Itu berdasarkan sebuah teori yang didukung banyak linguistik dan Kamus Bahasa Inggris Oxford.
Beberapa ahli bahasa dan sejarawan memperdebatkan teori bahwa kebaikan mungkin juga datang darinya setelah disebut 'God's Friday'.
Dikutip dari christianity.com, penderitaan dan kematian Yesus menandai puncak dramatis dari rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.
Sementara itu, The Catholic Encyclopedia, yang pertama kali diterbitkan pada 1907, menyatakan bahwa asal usul istilah tersebut tidak jelas.
Penggunaan paling awal dari istilah 'Good Friday' ditemukan di The South English Legendary, sebuah teks dari sekitar tahun 1290, menurut BBC.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)