Sejarah dan Makna Perayaan Jumat Agung, Hari Penting Umat Kristiani Memperingati Wafatnya Yesus
Inilah sejarah dan makna di balik perayaan Jumat Agung, hari penting kristiani memperingati wafatnya Yesus Kristus.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah sejarah dan makna di balik perayaan Jumat Agung, hari penting kristiani memperingati wafatnya Yesus Kristus.
Hari ini, 15 April 2022, umat kristiani di seluruh dunia merayakan Jumat Agung.
Ini merupakan perayaan menyambut Minggu Paskah, hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota.
Tahun ini, Hari Paskah jatuh pada Minggu, 17 April 2022.
Sebelum Hari Paskah, dirayakan pula Pekan Suci, yang meliputi, Minggu Palem, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Paskah.
Jumat sebelum Paskah tentu hari yang sangat penting dalam sejarah Kristen.
Baca juga: Pesona Hagia Sophia, Bangunan Sejarah Turki yang Gelar Sholat Tarawih Kembali Setelah 88 Tahun
Baca juga: Mengapa Telur dan Kelinci Identik dengan Perayaan Paskah? Simak Filosofi dan Sejarahnya

Pada hari tersebut, Yesus rela menderita dan mati disalib sebagai pengorbanan terakhir untuk menebus umatnya dari dosa.
Hari Jumat Agung juga disebut dengan istilah Good Friday.
Jumat Agung diperingati dengan berbagai cara seperti mengikuti misa di gereja, tradisi menghias telur, dan saling berbagi ucapan selamat.
Mari mengenal makna dan sejarah Jumat Agung dan kenapa disebut sebagai Good Friday.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini sejarah dan makna di balik peringatan Jumat Agung.

Mengenal Jumat Agung, Peringatan Hari Kematian Yesus
Melansir britannica.com, Jumat Agung merupakan hari umat Kristiani memperingati penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib.
Sejak hari-hari awal Kekristenan, Jumat Agung diperingati sebagai hari kesedihan, penebusan dosa dan puasa.
Sementara itu, dilansir dari Countryliving, perayaan Jumat Agung telah mengalami berbagai perkembangan selama berabad-abad.
Pada Abad Pertengahan, Fransiskus dari Assisi mempopulerkan ziarah simbolis yang dikenal sebagai Jalan Salib.
Perayaan tersebut dilakukan dengan menempatkan salib pada jarak tertentu hingga membentuk seperti di lukisan yang menggambarkan pemandangan kehidupan Yesus.
Orang-orang berhenti untuk berdoa, bermeditasi, dan membaca atau mendengar bagian-bagian Alkitab.
Ini paling sering didoakan selama Prapaskah dan terutama pada hari Jumat Agung.
Passion play, drama dari hari-hari terakhir kehidupan Yesus juga telah dimulai pada Abad Pertengahan.
Puasa dan menghadiri kebaktian juga merupakan bagian dari peringatan Jumat Agung.

Alasan Disebut Good Friday
Dalam bahasa Inggris, Jumat Agung ini disebut dengan istilah Good Friday.
Sementara dalam bahasa Jerman, disebut Karfreitag yang artinya Jumat yang Penuh Duka.
Kemungkinan besar, nama Good Friday berasal dari kata 'baik' yang dulu berarti 'suci'.
Itu berdasarkan sebuah teori yang didukung banyak linguistik dan Kamus Bahasa Inggris Oxford.
Beberapa ahli bahasa dan sejarawan memperdebatkan teori bahwa kebaikan mungkin juga datang darinya setelah disebut 'God's Friday'.
Dikutip dari christianity.com, penderitaan dan kematian Yesus menandai puncak dramatis dari rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.
Sementara itu, The Catholic Encyclopedia, yang pertama kali diterbitkan pada 1907, menyatakan bahwa asal usul istilah tersebut tidak jelas.
Penggunaan paling awal dari istilah 'Good Friday' ditemukan di The South English Legendary, sebuah teks dari sekitar tahun 1290, menurut BBC.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)