PAHITNYA Nasib Ibu 4 Anak di Ukraina, 12 Jam Dilecehkan Tentara Rusia, Nangis Lebih Memilih Mati
Nasib tragis dialami seorang ibu empat anak di Ukraina yang menjadi korban pelecehan tentara Rusia.
Editor: Delta Lidina Putri
"Saya akan mengarahkan jari pada orang-orang yang mengadukan saya. Saya akan menunjukkannya kepada suami saya," ucap Elena.
Alina Kryvoulyak, dari La Strada, sebuah kelompok hak-hak perempuan, mengatakan kasus rudapaksa banyak terjadi setelah tentara Rusia menyerang.
"Mungkin ada ribuan perempuan dan gadis-gadis muda yang telah diperkosa," kata Alina.
La Strada telah menerima aduan tentang tujuh kasus pemerkosaan dan yakin akan ada lebih banyak lagi yang akan melapor begitu kejutan awal mereda.
Telepon pertama yang diterima La Strada pada 4 Maret adalah tentang pemerkosaan terhadap seorang ibu dan putrinya yang berusia 17 tahun oleh tiga pria di Kherson.
Kasus lainnya terjadi di wilayah Kyiv, katanya.
"Tentara Rusia telah melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan laki-laki Ukraina, terhadap anak-anak dan terhadap orang tua," kata jaksa agung Ukraina Iryna Venediktova minggu ini.
Dia mengakui, bagaimanapun, tantangan mengumpulkan bukti di negara yang berperang di mana sinyal telepon dan jangkauan listrik tidak merata.
Tentara Rusia Cekikikan Bahas Korban Rudapaksa
Pemerintah Ukraina baru-baru ini merilis sebuah rekaman suara yang berisi percakapan telepon antara seorang tentara Rusia dan seorang wanita yang berhasil disadap.
Pada saat bercakap-cakap terdengar tentara Rusia tersebut membahas sebuah kasus rudapaksa yang dilakukan oleh sejumlah tentara Rusia terhadap gadis di bawah umur.
Terdengar juga suara tawa pada percakapan tersebut.
Dikutip dari Thesun.co.uk, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sempat menyampaikan para tentara Rusia sengaja melakukan tindakan asusila terhadap warga sipil sebagai instrumen perang selama invasi.
Awalnya percakapan dibuka oleh sang wanita.
"Apa yang kau lakukan," tanya wanita itu sambil tertawa.
Baca juga: Pasukan Rusia Mundur dari Chernobyl Karena Terpapar Radiasi, Ukraina Ambil Alih Pembangkit Nuklir