Breaking News:

PAHITNYA Nasib Ibu 4 Anak di Ukraina, 12 Jam Dilecehkan Tentara Rusia, Nangis Lebih Memilih Mati

Nasib tragis dialami seorang ibu empat anak di Ukraina yang menjadi korban pelecehan tentara Rusia.

Zee News
Nasib tragis dialami seorang ibu empat anak di Ukraina yang menjadi korban pelecehan tentara Rusia. 

TRIBUNSTYLE.COM - Nasib tragis dialami seorang ibu empat anak di Ukraina yang menjadi korban pelecehan tentara Rusia.

Diketahui, wanita ini menjadi korban rudapaksa sejumlah tentara Rusia selama lebih dari 12 jam pada pada Minggu (3/4/2022).

Elena (bukan nama sebenarnya) yang berasal dari di wilayah Kherson selatan, mengalami penyerangan di rumahnya sendiri.

Wanita itu pun terisak-isak mengaku tak ingin lagi hidup lantaran trauma atas kejadian tersebut.

Maryna Beschastna, Wakil Walikota Ivaniv, Ukraina, menangis menceritakan insiden rudapaksa oleh pasukan Rusia yang dialami anak-anak di kotanya, Rabu (6/4/2022).
Maryna Beschastna, Wakil Walikota Ivaniv, Ukraina, menangis menceritakan insiden rudapaksa oleh pasukan Rusia yang dialami anak-anak di kotanya, Rabu (6/4/2022). (Capture YouTube ITV News)

Baca juga: UPDATE Hari Ke-33 Invasi Rusia, Belum Ada Kemajuan Negosiasi, Ukraina Bakal Pecah Seperti Korea?

Dilansir dari Daily Mail, Jumat (8/4/2022), Elena yang memiliki suami tentara Ukraina, berprofesi sebagai seorang bidan.

Ia mengatakan bahwa pada pukul 4 sore, di sebuah toko, tentara Rusia datang dan mulai berbicara dengan pelanggan.

Seseorang yang diduga simpatisan Rusia tiba-tiba menunjuk ke arahnya.

"Dia seorang banderovka!," kata orang tersebut mengacu pada istilah terkait pemimpin nasionalis Ukraina Stepan Bandera, yang bekerja sama dengan Nazi untuk memerangi Rusia.

Simpatisan tersebut mengatakan kepada para tentara bahwa suami Elena adalah seorang tentara Ukraina di garis depan.

"Saya segera meninggalkan toko. Aku hanya punya waktu untuk masuk ke rumahku. Dua tentara Rusia masuk melalui pintu setelah saya," ujar Elena.

"Tanpa sepatah kata pun, mereka mendorong saya ke tempat tidur. Mereka menahan saya dengan senapan dan menelanjangi saya. Mereka tidak banyak bicara. Kadang-kadang mereka memanggil saya 'banderovka' atau mereka mengatakan 'giliranmu' satu sama lain."

"Kemudian, pada jam 4 pagi, mereka pergi."

Sambil menangis, Elena mengatakan itu kejadian itu membuatnya merasa sangat jijik dan trauma.

"Saya tidak ingin hidup," isak Elena.

Dia juga bersumpah untuk menemukan orang-orang yang mengkhianatinya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
UkrainaRusia
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved