Tokoh Viral Hari Ini
Kisah Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Dipenjara di 3 Masa Pemerintahan Tapi Tetap Produktif
Kisah Pramoedya Ananta Toer, sastrawan Indonesia yang pernah dipenjara di 3 masa pemerintahan, Kolonial, Orde Lama, dan Orde Baru.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Kisah Pramoedya Ananta Toer, sastrawan Indonesia yang pernah dipenjara di 3 masa pemerintahan, Kolonial, Orde Lama, dan Orde Baru.
Tanggal 6 Februari 2022 merupakan hari lahir sastrawan besar Tanah Air.
Sebagai informasi, Pramoedya Ananta Toer lahir pada 6 Februari 1925.
Sastrawan yang akrab disapa Pram itu meninggal di Jakarta, 30 April 2006 silam.
Penulis novel ini memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya.
Lika-liku perjalanan hidupnya membuat penulis tetralogi Buru ini begitu fenomenal.
Baca juga: Sosok Asep Maskar, Mantan Suami Dorce Gamalama yang Menikah Virtual, Sempat Bikin Kapok Nikah Lagi
Baca juga: Mengenang David Bowie, Ini 5 Lagu Populer Sang Musisi Legendaris, Ada yang Pernah Dibawakan Nirvana
Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.
Sayangnya, di balik nama besar itu, ia sempat mengalami hal yang tak enak.
Karya-karyanya bahkan sempat dilarang pada saat pemerintahan Orde Baru.
Mari mengenang sekilas sosok Pram beserta perjalanannya menulis segudang karya.

Profil Pramoedya Ananta Toer
Lahir di Blora, Jawa tengah, pada 6 Februari 1925, Pram memiliki nama asli Pramoedya Ananta Mastoer.
Nama aslinya ini tertulis dalam cerita pendek semi-otobiografinya, Cerita dari Blora.
Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa 'Mas' pada namanya.
Pram kemudian menggunakan 'Toer' sebagai nama belakang atau keluarganya.