Berita Terpopuler
POPULER Syarat Wajib Masuk Sekolah Pakai Aplikasi PeduliLindungi, Bagaimana Jika Tidak Punya HP?
Aplikasi PeduliLindungi bakal jadi syarat wajib masuk sekolah, lalu bagaimana jika anak-anak tidak punya HP atau smartphone?
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Ika Putri Bramasti
“Saya tahu bahwa di pedalaman mungkin anak-anak belum ada perangkat gadget yang memungkinkan memakai aplikasi PeduliLindungi ini,” kata dia.
“Nah ini makanya kita sedang melakukan uji coba dan tentu kami belum bisa memberikan (penjelasan teknis). Tapi kita arah-arahnya ke sana,” lanjut Jumeri.

Baca juga: PERATURAN PPKM Baru, Akses Tempat Publik Anak-anak Harus Vaksinasi, PeduliLindungi hingga Antigen
Baca juga: Bahaya Nyalakan Layanan Lokasi & GPS Aplikasi PeduliLindungi saat di Rumah, Masih Sering Eror
Kasus penularan Covid-19 di sekolahan
Dilansir dari Komapas.com, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan pihak sekolah untuk berhati-hati dan mengutamakan penerapan protokol kesehatan.
Hal ini ia katakan terkait pencegahan virus corona dalam menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah yang banyak terjadi.
Klaster baru Covid-19 akibat pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah daerah di Indonesia telah banyak dilaporkan.
Wiku mengingatkan pihak sekolah memperhatikan proses skrining kesehatan, pengaturan kapasitas ruangan, dan jarak antarorang dalam pembelajaran tatap muka.
Selain saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, pihak sekolah juga diminta memperhatikan peluang penularan virus di rumah dan di perjalanan.
Pastikan siswa dan tenaga pengajar disiplin mematuhi protokol kesehatan.
1.296 sekolah dilaporkan mengalami kasus penularan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terhadap 46.500 sekolah, hingga 20 September 2021 sudah ada 1.296 sekolah melaporkan klaster penyebaran covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Jumeri.
Klaster penyebaran Covid-19 kata Jumeri paling banyak terjadi di SD sebesar 2,78 persen atau 581 sekolah.
Disusul, 252 PAUD, SMP sebanyak 241 sekolah.
Kemudian SMA sebanyak 107 sekolah, SMK 70 sekolah, dan terakhir Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 13 sekolah.