Breaking News:

Trending Hari Ini

Tak Ada Efek Samping Pasca Vaksinasi? Apakah Vaksin Covid-19 Gagal Tingkatkan Imun? Ini Kata Ahli

Benarkah tak rasakan efek samping pasca vaksinasi berarti vaksin Covid-19 gagal bekerja? Ini penjelasan ahli.

Editor: Dhimas Yanuar
Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19. 

TRIBUNSTYLE.COM - Benarkah tak rasakan efek samping pasca vaksinasi berarti vaksin Covid-19 gagal bekerja? Ini penjelasan ahli.

Saat ini ada 21 vaksin Covid-19 yang diizinkan untuk digunakan di seluruh dunia. 

Di seluruh dunia, lebih dari 13% populasi telah menerima vaksin dengan dosis lengkap.

Hingga kini, pemantauan keamanan vaksin dunia terus berlanjut untuk semua vaksin, seperti yang dinyatakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. 

Selain itu, otoritas kesehatan di seluruh dunia terus mendorong mereka yang menerima vaksin Covid-19 untuk melaporkan efek samping apa pun kepada profesional perawatan kesehatan pasca menerima vaksinasi.

Baca juga: Padahal Vaksinasi Covid-19 Gratis, Sertifikat Palsu Dijual Sampai Rp 500.000, Pembeli Ikut Dipenjara

Baca juga: MANFAAT Besar Vaksinasi Covid-19 Dua Dosis, Untungkan Kesehatan, Kurangi Gejala, hingga Long Covid

Syarat agar bisa mendapatkan suntikan vaksin Sputnik V Rusia.
Vaksin Sputnik V Rusia. (ISTIMEWA)

Jutaan orang yang divaksinasi telah dilaporkan mengalami efek samping.

Efek samping yang dilaporkan termasuk pembengkakan, kemerahan, dan nyeri di tempat suntikan. 

Selain itu, gejala seperti demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, menggigil, dan mual juga sering dilaporkan sebagai efek samping yang dirasakan oleh orang-orang setelah menerima vaksin Covid-19.

Meskipun demikian, tidak semua orang mengalami reaksi dengan cara yang sama terhadap vaksin

Banyak orang yang melaporkan tidak mengalami efek samping apa pun setelah mendapatkan vaksinasi.

Lantas, apakah ini berarti vaksin gagal bekerja dan mereka tidak terlindungi dari Covid-19?

Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Medical News Today, William Schaffner MD, profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, AS, berbicara tentang hubungan antara efek samping dan kekebalan terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Dia menyatakan bahwa baik ada atau tidak adanya efek samping, tidak ada hubungannya dengan proses pembentukan kekebalan. 

“Tidak ada korelasi langsung antara efek samping dan perlindungan (kekebalan terhadap Covid-19),” kata Schaffner.

Data dari uji coba vaksin mRNA Covid-19 dua dosis, yaitu Pfizer-BioNTech dan Moderna, menunjukkan bahwa kedua vaksin ini lebih dari 90% efektif. 

Hanya ada sebanyak 10% dari orang-orang yang telah divaksinasi lengkap yang mungkin hanya memiliki kekebalan parsial atau tidak mendapatkan kekebalan sama sekali.

Hal ini karena cara kerja vaksin yaitu dengan mendorong tubuh untuk membangun kekebalan terhadap patogen target.

Oleh karena itu, individu dengan sistem kekebalan yang terganggu mungkin tidak dapat membangun kekebalan lengkap atau bahkan sebagian terhadap SARS-CoV-2.

Selain itu, menurut Schaffner, beberapa obat, seperti imunosupresan dan beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan kanker, juga dapat berdampak negatif pada efektivitas vaksin Covid-19.

Meskipun demikian, tidak ada pernyataan yang menjelaskan bahwa tidak merasakan efek samping berarti vaksin tidak bekerja dengan baik dan tubuh tidak membentuk kekebalan terhadap SARS-CoV-2.

(*)

--

Masyarakat tak perlu khawatir jika ada varian baru virus corona Covid-19, asalkan segera vaksin dan taat prtokol kesehatan.

Walau bermunculan varian baru Virus Corona, masyarakat diminta jangan khawatir.

Apalagi, munculnya berbagai varian baru Virus Corona berpotensi menurunkan angka Efikasi vaksin.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Baca juga: MANFAAT Besar Vaksinasi Covid-19 Dua Dosis, Untungkan Kesehatan, Kurangi Gejala, hingga Long Covid

Baca juga: Banyak yang Tak Percaya, Ternyata WHO Resmi Terbitkan Vaksin Covid-19 Nusantara di Jurnal Uji Klinis

Prof Wiku Adisasmito.
Prof Wiku Adisasmito. (Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

"Ya, meski (efikasi) menurun, masyarakat jangan khawatir akan kemampuan vaksin khususnya terhadap kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia," katanya saat konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/9/2021).

Menurut World Health Organization (WHO), vaksin yang memiliki efikasi atau efektivitas di atas 50 persen merupakan standar membentuk kekebalan tubuh.

Dikatakan Wiku Adisasmito, vaksin yang ada masih efektif menurunkan angka kesakitan akibat paparan virus.

Saat ini enam jenis vaksin yang digunakan, yakni vaksin CoronaVac produksi Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, dan vaksin produksi Bio Farma dengan bahan baku dari Sinovac.

Menurut Wiku Adisasmito, sikap tepat menghadapi penurunan efektivitas vaksin yakni tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi.

"Bahkan, baiknya (vaksinasi) melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," ujarnya lagi.

Wiku Adisasmito bilang, laju vaksinasi harus dipercepat agar berhasil menekan penularan virus.

Sebab, kekebalan dapat terbentuk optimal jika dosis vaksin yang diberikan sudah lengkap.

Soalnya, setelah vaksinasi dosis pertama, kekebalan tubuh akan turun.

Untuk itu, kata Wiku Adisasmito, perlu dilakukan booster atau vaksin dosis kedua agar kekebalan lebih maksimal dan bertahan dalam waktu yang panjang.

Namun, dikatakan Wiku Adisasmito, vaksinasi bukan solusi tunggal dalam melawan pandemi.

Wiku Adisasmito mengingatkan, sejumlah negara yang vaksinasinya telah menjangkau 60 persen penduduk seperti Israel dan Islandia masih mengalami kenaikan kasus.

"Upaya penanganan pandemi dengan vaksinasi harus dibarengi proteksi paling ideal yaitu menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna," ujarnya.

Untuk diketahui, terdapat hasil studi yang menunjukkan efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 yaitu Pfizer dan AstraZeneca menurun dalam waktu 90 hari atau tiga bulan setelah suntikan dosis kedua diberikan.

Efikasi vaksin Pfizer turun menjadi 75 persen dari 85 persen. AstraZeneca turun menjadi 61 persen dari 68 persen.

Penurunan terlihat pada minggu kedua usai menerima vaksin dosis kedua dan nampak lebih jelas pada orang berusia 35 tahun ke atas.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul: Nyesel Baru Tahu! Ternyata Vaksinasi Dua Dosis Tak Hanya Kurangi Gejala Covid-19, Tapi Ada Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!

(TribunTernate.com/Qonitah)

Artikel ini telah tayang di TribunTernate.com dengan judul Benarkah Tak Rasakan Efek Samping Pasca Vaksinasi Berarti Vaksin Gagal Bekerja? Ini Penjelasan Ahli

Sumber: Tribun Ternate
Tags:
vaksinefek sampingCovid-19
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved