Terdampak Gempa, Pilu Warga Majene Terpaksa Ngungsi di Kandang Ayam, Tidur Beralaskan Tikar & Terpal
Gempa guncang Majene, Sulawesi Barat, Kepala Desa Malia mengatakan, warganya mengungsi di kandang ayam beralaskan tikar dan terpal.
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Reporter : Nafis Abdulhakim
TRIBUNSTYLE.COM - Gempa landa Majene, kondisi warga Desa Maliaya yang mengungsi memprihatinkan.
Hal tersebut juga dikatakan oleh Kepala Desa Maliaya, Masri.
Dikarenakan tak ada tempat berlindung, puluhan warga terpaksa mengungsi di kandang ayam.
Di kandang ayam tersebut, mereka pun terlihat hanya beralaskan tikar dan terpal.
Seperti diketahui, bencana alam gempa bumi mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Kamis (14/1/2021).
Akibat gempa berkekuatan 6,2 SR tersebut memaksa para warga untuk mengungsi.

Tak berhenti di situ, gempa susulan pun terjadi dengan kekuatan lebih besar sehari setelahnya, Jumat (15/1/2021).
Warga terpaksa mengungsi di bawah kandang ayam karena terhimpit keadaan.
Bantuan tenda yang dibutuhkan warga diketahui masih terbatas.
Melansir Tribunnews.com, saat dihubungi, Masri pun menjelaskan keadaan terkini para pengungsi.
"Warga yang tidak punya tenda atau kebagian tenda, terpaksa nginep disitu (kandang ayam) karena tenda terbatas," terangnya.
Oleh karenanya, Masri mengatakan bahwa warganya masih sangat butuh banyak tenda di pengungsian.
"Jumlah tenda yg dibutuhkan masih banyak," lanjutnya.
Karena katerbatasan jumlah tenda, warga terpaksa mengungsi di kandang ayam bersama hewan ternak lainnya.
"Karna kandang ayam ditempati pengungsi, hewan ternak diletakan di atas, pengungsi di bawah kolong," jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, jumlah warga yang mengungsi di dalam tenda ayam pun beragam.
Lebih lanjut, Masri mengatakan, dalam satu kandang ayam terdapat tujuh Kepala Keluarga (KK) hingga 30 KK tersebar secara merata.
Kandang ayam tersebut mayoritas milik warga sendiri.
Akibat kondisi tersebut, tak sedikit pengungsi yang mulai terkena penyakit kulit atau gatal-gatal.
Selain tenda, Masri mengatakan, para warga masih membutuhkan bantuan bahan makanan.
Sebab, meski beberapa bantuan sudah mulai masuk, namun dianggap masih kurang dan belum merata.
"Sekarang bantuan sudah masuk, tetapi belum merata," ungkap Masri saat dihubungi secara langsung.
"Kalau air bersih sudah banyak, kebutuhan pokok dan tenda saja yang kurang, " tambahnya.
Korban Gempa Sulbar Bertambah, Terbaru 73 Orang Meninggal Dunia
Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 SR di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 73 orang.
Adapun rincian 64 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majane.
Demikian berdasarkan data per Minggu (17/1/2021) pukul 14.00 WIB.
Sebagaimana diketahui gempa berkekuatan 6,2 SR terjadi pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
“Selain itu, terdapat 554 korban luka di Kabupaten Majene dengan rincian antara lain 64 orang luka berat, 215 orang luka sedang dan 275 orang luka ringan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati kepada wartawan, Minggu (17/1/2021).
BNPB mencatat 27.850 orang mengungsi di 25 titik pengungsian yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap dan terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
Selanjutnya, terdapat pelayanan kedaruratan pada 3 rumah sakit yang saat ini aktif di Kabupaten Mamuju, yaitu RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.

Dukungan Penanganan Rumah Rusak Akibat Gempa Sulbar
BNPB juga akan memberikan dana stimulan bagi warga yang memiliki rumah danmengalami kerusakan akibat Gempabumi Sulawesi Barat (Sulbar) Magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.
Adapun besaran dana stimulan tersebut masing-masing adalah 50 juta rupiah untuk Rumah Rusak Berat (RB), 25 juta rupiah untuk Rumah Rusak Sedang (RS) dan 10 juta rupiah untuk Rumah Rusak Ringan (RR).
Selain itu, BNPB telah menyerahkan bantuan awal untuk operasional kebutuhan pokok penanganan Gempabumi Sulawesi Barat sebesar 4 miliar Rupiah pada hari ini, Sabtu (16/1/2021).
Bantuan tersebut diserahkan sebesar 2 miliar rupiah untuk Provinsi Sulbar dan masing-masing 1 miliar rupiah untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
BNPB juga telah mendistribusikan 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.
Pada Sabtu (16/1) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempabumi dengan kekuatan M5,0 di Kabupaten Majene.
BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.
Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.
(TribunStyle.com/Nafis,Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korban Gempa Sulbar Bertambah, Terbaru 73 Orang Meninggal Dunia
Baca juga: Ratusan Rumah di Belasan Desa di Halmahera Terendam Banjir, Para Warga Bertahan di Pengungsian
Baca juga: Turut Berduka atas Gempa yang Mengguncang Sulawesi Barat, Siwon Super Junior: Sungguh Menyakitkan