Kecelakaan Sriwijaya Air
PILOT Nam Air Ternyata Jadi Penumpang SJ 182, Keluarga Tolak Kiriman Bunga: Berharap Ada Keajaiban
Duka mendalam dirasakan keluarga pilot Nam Air, Kapten Didik Gunardi (49) yang jadi korban Sriwijaya Air SJ 182.
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
"Otomatis semua pasti terpukul, syok apalagi istrinya, anaknya, bapaknya."
"Semua saudara syok bahkan tetangga di kampung juga. Jadi seperti itu," ucapnya.
Tangis Keluarga Korban Sriwijaya Air
Dukacita juga menyelimuti keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 lainnya.
Mereka sempat mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sejak Sabtu (9/1/2021) malam posko Disaster Victim Identification (DVI) dibuka hingga kini, keluarga korban terus mendatangi posko antemortem.
Mereka datang menyerahkan data antemortem atau data sebelum kematian untuk proses identifikasi tampak berduka menanti kabar anggota keluarganya.

Seorang pria yang mendatangi posko antemortem depan gedung DVI RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (11/1/2021) satu di antaranya.
Setelah keluar dari gedung DVI RS Polri Kramat Jati sekira pukul 10.00 WIB, tangis pria berusia sekitar 30 tahun yang mengenakan kemeja putih pecah.
Dua anggota Pusdokkes Polri yang melayani kedatangan pihak keluarga pun langsung berupaya menenangkan pihak keluarga agar tak larut dalam duka.
"Kita ke sana (tenda untuk ruang tunggu keluarga) ya, di sana ada psikolog yang akan membantu, nanti bercerita," kata seorang anggota Polri berpangkat Kombes kepada keluarga korban di RS Polri Kramat Jati, Senin (11/1/2021).
Hingga pukul 09.00 WIB tadi Tim DVI tercatat sudah menerima sebanyak 40 sampel DNA dari pihak keluarga inti penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan Tim DVI terus menunggu kedatangan pihak keluarga untuk menyerahkan data antemortem.
Guna membantu pihak keluarga korban yang datang jajaran Pusdokkes Polri menyiagakan tenaga psikolog dekat posko antemortem DVI.
"Agar keluarga secara psikologis tidak terganggu dan bisa menerima musibah ini. Mudah-mudahan semua berjalan efektif, bisa membantu keluarga korban menerima keadaan dan psikologis daripada keluarga korban bisa tetap normal," ujar Rusdi.