JEMPUT Rohingya Berujung Penjara, Ojol Ini Tak Sadar Terlibat Perdagangan Manusia, Tergiur Rp 6 Juta
Nasib driver ojol tergiur Rp 6 juta untuk jemput wanita Rohingya kini malah terancam dipenjara. Tak sadar jika terlibat perdagangan manusia.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Gara-gara tergiur uang Rp 6 juta, driver ojol nekat memenuhi suruhan seseorang untuk menjemput seorang wanita Rohingnya.
Niat hati hanya menolong dan dapatkan bayaran Rp 6 juta, nasib driver ojol ini malah terancam dibui.
Driver ojol berinisial BS ini tak menyangka perintah seseorang untuk menjemput Rohingya di Lhokseumawe masuk dalam sindikat perdagangan manusia.
Kini bukannya mendapat bayaran Rp 6 juta untuk menghidupi keluarganya, driver ojol ini harus meratapi nasibnya di penjara.
Saat diwawancara Serambinews.com di Mapolres, Minggu (22/11/2020), pria asal Tangerang, Provinsi Banten tersebut mengaku tidak menyangka dirinya akan terjerat perkara penyelundupan Rohingya.
Soalnya ia hanya disuruh untuk menjemput seorang wanita dan anaknya di Lhokseumawe.
Baca juga: Viral Pemesan Makanan Lewat Ojol Tolak Bayar Tambahan Biaya Parkir Rp 3 Ribu, Tuai Pro dan Kontra
Baca juga: Pilunya Driver Ojol Dibayar Pakai Uang Mainan, Langsung Lemas Saat Mau Beli Susu Anak: Takut Saya

Namun sampai di lokasi ia malah diciduk anggota TNI penjaga Kamp.
Pria itu dengan polos menanyakan kepada petugas bahwa dirinya hendak menjemput wanita Rohingya dengan nama Somin Ara.
Kemudian dirinya digelandang ke Makodim setempat.
“Saya masuk ke dalam Kamp, saya tanya ke orang-orang disitu tentang wanita yang harus dijemput.
Saya bingung banyak orang di sana, ada anggota.
Kemudian saya keluar dari kamp dan saat itulah saya dipanggil anggota TNI dan Polisi, saat ditanya ya saya jawab jujur, karena saya kira tidak ada masalah,” sebut BS.
Ia mengaku shock setelah diberitahu oleh petugas, bahwa dirinya berupaya membawa kabur pengungsi Rohingya.
“Tak terlintas dibenak saya akan ditangkap dengan kasus penyelundupan manusia.
Karena orang menelpon saya mengaku orang Malaysia dan mengenal saya.