Suara Gemuruh Terdengar dari Gunung Merapi, Warga Lereng Gunung di Boyolali Minta Dievakuasi
Terdengar suara gemuruh, warga di lereng Gunung Merapi di Boyolali minta untuk dievakuasi ke tempat yang aman
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Amirul Muttaqin
Lebih lanjut, adapun kemungkinan terjadinya erupsi.

Diperkirakan, lanjut Hanik, adanya ancaman guguran lava dan awan panas.
Wedus gembel atau awan panas tersebut, lanjut Hanik, bisa mencapai jarak sejauh 5 kilometer.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ujar Hanik, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Dalam keterangan tersebut, dijelaskan bahwa aktivitas vulkanik terus meningkat.
Selain itu, kegempaan juga semakin intensif sejak Oktober 2020.
Menurut data BPPTKG, pada Mei 2020 telah terjadi kegempaan internal VA dan VB (vulkanik dangkal).
Sedangkan, gempa MP (fase banyak) terjadi 174 kali.
Kemudian setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan VA, VB, dan MP terus meningkat.
Pada Juli 2020, pun terjadi gempa VA 6 kali, gempa VB 33 kali, dan gempa MP 339 kali.
Rekomendasi BPPTKG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari waspada ke siaga (level III).
BPPTKG Yogyakarta memberikan rekomendasi terkait status Siaga Gunung Merapi.
" Status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III), berlaku mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," ujar Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida dalam surat peningkatan status Gunung Merapi, Kamis (5/11/2020).
Ditingkatkanya status Gunung Merapi ini setelah mengevaluasi data pemantuan.