Breaking News:

Pengemis Tajir Punya Tabungan Ratusan Juta, Saat Dirazia Bawa Uang Tunai Rp 5 Juta, Petugas Syok

Dua pengemis membuat petugas syok, ternyata mereka punya tabungan ratusan juta dan saat dirazia membawa uang tunai senilai lebih dari Rp 5 juta.

Editor: vega dhini lestari
Freepik
Pengemis (ilustrasi) 

Maman juga juga membernarkan jika penghasilan Abah Nur bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu sehari.

"Iya kalau lagi ramai lagi dapat banyak bisa Rp 300 - Rp 400 ribu, saya juga suka dikasih Rp 50 ribu tapi kalau lagi dapat banyak, kalau biasanya benar Rp 150 ribu, cuma kalau lagi ramai memang dapat lebih," katanya.

Seperti diketahui, foto Abah Nur atau Herman saat akan membuka pintu mobil viral dimedia.

Pria yang kerap kali mengemis di simpang Yasmin hingga disimpang Semplak, Kota Bogor itu disebut membawa mobil sendiri saat dipergoki oleh petrugas Satpol PP.

Namun, saat itu petugas pun melepaskan Abah Nur lantaran mereka tidak sedang melakukan penertiban kepada anak jalanan atau pengemis.

Pada Rabu (20/2/2019), Satpol PP akhirnya kembali turun disekitar lokasi yang biasa tempat Abah Nur mangkal untuk meminta-minta.

Saat dilakukan razia gelandangan dan pengemis, Abah Nur sedang bersembunyi di warung sebelah Masjid di Jalan KH Abdullah Bin Nuh dekat Simpang Semplak.

Pria itu pun tak berkutik saat petugas Satpol PP datang.

Setelah berhasil ditemukan pria itu kemudian di bawa ke mobil Satpol PP untuk di bawa ke Mako Satpol Pp di Jalan Pajajaran Kota Bogor.

Pria ini bisa beli apartemen seharga Rp 1,6 miliar dari hasil mengemis

Seperti dilansir dari allindiaaroundup, di India ada seroang pengemis yang sangat sukses dan tajir malintir.

Orang itu bernama Bharat Jain, seorang pengemis yang memiliki aset bejibun laiknya seorang pengusaha sukses.

Dia juga tinggal di apartemen mewah di India yang terletak di tengah kota Mumbai.

Menurut keterangan, Bharat Jain adalah pengemis yang biasa beroperasi di Chhatrapati Shivaji Terminus atau Azad Maidan.

Bharat Jain, pengemis superkaya dari India dan rumah apartemennya
Bharat Jain, pengemis superkaya dari India dan rumah apartemennya (Boldsky)

Menekuni profesi sebagai seorang pengemis, Bharat Jain menghasilkan 2.000 hingga 2.500 rupee (Rp400-500 ribu) hanya dalam 8-10 jam tanpa melakukan apapun.

Dia hanya duduk di pinggiran jalan, berpenampilan lusuh sambil memelas minta duit.

Selama sebulang penghasilannya bahkan tembus 75.000 Rs atau sekitar Rp14 juta.

Menurut keterangan, penghasilan itu setara dengan gaji Ketua Menteri di India, namun itu hanya segelintir fakta umumnya.

Karena dikatakan Bharat Jain masih memiliki aset dalam jumlah bejibun yang membuatnya tergolong sebagai seorang milyuner.

Bharat sendiri dikatakan memiliki apartemen BHK 1 yang berdekatan di tengah kota dengan nilai 80 lakh, atau sekitar Rp1,6 miliar.

Setelah sukses menjadi seorang pengemis, dia juga melebarkan sayap usahanya dengan memiliki sebuah kios pertokoan.

Dari hasil persewaaan itu, Bharat Jain menghasilkan 10.000 Rupee dalam waktu satu bulan (Rp1,9 juta).

Meskipun sudah menjadi milyuner dari hasil mengemis dan memiliki beberapa aset yang menghasilkan uang Bharat masih bekerja sebagai pengemis.

Keluarga yang menjalankan bisnisnya telah meminta Bharat berhenti menjadi pengemis, namun dia tidak mau mendengarkan nasihat itu.

Bharat sendiri adalah seorang pria yang kini usianya sekitar 50 tahun.

Dia masih memiliki anggota keluarga lengkap seperti ayah, istri, saudara laki-laki dan dua putra yang ditampung di apartemennya.

Terlepas dari fakta tersebut, ternyata Bharat Jain bukanlah satu-satunya di India sebagai pengemis miskin.

Faktanya, banyak ditemukan di India bahwa pengemis memilik harta yang cukup besar, seperti halnya Bharat Jain.

Beberapa tahun lalu, seorang pengemis bernama Kumar Gite yang sering mengemis di Charni Road, Mumbai memiliki apartemen senilai Rp80 juta yang tinggal bersama saudaranya di Nallasopara.

Memberi uang pada pengemis mungkin adalah hal yang baik, namun bisa jadi orang yang Anda beri mungkin lebih kaya daripada Anda.

Pengemis Lain yang Juga Kaya

Kisah lain yang serupa juga pernah terjadi pada Oktober 2019.

Menurut Indiana Express pada Oktober 2019 pengemis tersebut adalah Bidichand Panamaram Azad.

Usianya sudah pria 82 tahun dan sering mengemis di stasiun kereta api lokal.

Menurut keterangan, Azad meninggal setelah tertabrak kereta ketia dia sedang melintasi rel kereta api.

Dia meninggal ditempat. Lalu setelah insiden itu polisi mengevakuasinya.

Kemudian, polisi mencari tahu alamat rumah Azad untuk menghantarkannya jenazahnya.

Diketahui rumahnya berada di sebuah perkampungan kumuh Govandi, India.

Namun setibanya di lokasi mereka terkejut dengan benda yang dimiliki Azad.

Polisi menemukan investasi mengejutkan yang dimiliki oleh Azad tersimpan di karung goni yang berisi uang koin.

Setelah beberapa jam menghitung uang koin tersebut, polisi menemukan jumlahnya senilai 150.000 rupee atau sekitar Rp29 juta.

Selain itu, polisi juga mengungkapkan dokumen yang menunjukkan deposito milik Azad sebesar 770.000 rupee atau sekitar Rp150 juta.

Setelah polisi menemukan keluarganya di Rajasthan, mereka menyerahkan uang milik Azad kepada keluarganya.

Kejadian itu telah memicu reaksi di media sosial twitter, banyak yang kaget dengan total uang yang dikumpulkan oleh Azad.

"Pengemis memiliki lebih banyak uang daripada seorang insinyur IT," tulis seorang pengguna.

Sementara yang lain mentweet, "Wow! Itu sebabnya saya tidak pernah memberikan uang! Ini adalah penipuan dan mafia besar."

Serupa dengan kisah di atas seorang pria bernama Otha Anders mulai mengumpulkan uang koin pada akhir 1960-an.

Tidak hanya menyimpan kembaliannya setelah belanja, tetapi dia juga mencari uang receh di trotoar atau uang yang hilang di bawah bantal sofa.

Dia melihatnya sebagai cara untuk bersyukur atas hal-hal kecil.

"Jika saya melihat satu sen ketika di tanah, di lorong, di lantai, atau di mana saja, secara otomatis saya akan selalu mengucapkan doa terima kasih dan saya akan mengatakan, yah ini adalah cara Tuhan mengingatkan saya bahwa saya harus selalu menjadi bersyukur, " kata Otha Anders.

Ada semacam disiplin aneh dalam latihan ini. Anders menolak untuk menghabiskan uangnya bahkan ketika itu sudah terkumpul.

"Aku belum menghabiskan satu sen dalam 40 tahun lebih," katanya. "Aku akan mengeluarkan satu dolar sebelum menghabiskan satu sen."

Akhirnya, koleksi Anders tumbuh begitu besar sehingga membutuhkan puluhan botol galon air untuk tempatnya.

Dia menyimpan celengan galonnya itu di halaman belakang.

Pada 2018, Anders memutuskan bahwa akhirnya tiba saatnya untuk menukarkan koleksinya.

Dia berusia 73 tahun, dan dia telah menimbun uang lebih dari setengah hidupnya. Dia ingin melihat hasil kerja kerasnya.

Langkah pertama sebenarnya membawa uang ke bank. Uang yang berada dalam galon itu sangat berat.

Anders akhirnya menempatkan uang itu di gerobak dan mendorongnya dengan truk.

Beberapa teman dan anggota keluarga membantu tugas itu.

Ketika uang-uang itu sampai di bank, teller tidak bisa mempercayai mata mereka.

Ada terlalu banyak uang dan koleksinya sangat besar sehingga bahkan menyebabkan pesan kesalahan di mesin sortir koin digital mereka.

Namun, pada akhirnya, Anders dibayar untuk uangnya. Totalnya diturunkan menjadi $ 5.136.

Dia telah mengumpulkan lebih dari 500.000 uang kertas bersama-sama, dan mereka memiliki berat lebih dari 2.800 pound.

Anders berpikir bahwa ia mungkin membelanjakan uangnya untuk biaya perawatan gigi baru-baru ini. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pengemis Abang Adik Ini Punya Tabungan Seratusan Juta di Bank, Kantongi Uang Rp 5 Juta Saat Dirazia dan di Tribunwow.com dengan judul  Pengemis Bermobil di Bogor Viral, Terungkap Penghasilannya Capai 12 Juta per Bulan dan Intisari Online dengan judul 'Bikin Jiwa Kemiskinanmu Meronta, Pengemis Ini Penghasilannya Tembus Rp14 juta Sebulan, Punya Apartemen Senilai Bernilai Rp1,6 Miliar, Semua Dari Hasil Ngemis'

Halaman 4/4
Tags:
pengemisAceh Tenggarauangtabungan pengemis sampai ratusan juta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved