Berita Terpopuler
POPULER Pangdam Jaya Kaget Periksa Ponsel Penyusup Demo Tolak UU Cipta Kerja: Dijanjikan Dapat Uang
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga penyusup dalam demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Editor: Ika Putri Bramasti
Kebersamaan pertama yang Dudung bagikan saat TNI bersama mahasiswa bergotong royong memindahkan tameng-tameng dari truk satu ke kendaraan lainnya.
Baca juga: KAGET Tahu Mayoritas Pendemo UU Cipta Kerja Masih Remaja, Begini Sikap Wagub DKI Jakarta
Ini dilakukan supaya truk tersebut dapat digunakan memulangkan mahasiswa ke asal daerahnya.
"Jadi setelah diimbau oleh Bapak Gubernur, para mahasiswa kesulitan untuk pulang ke daerah Pamulang malam itu."
"Kebetulan ada kendaraan marinir yang stan by di situ dan akhirnya diminta tolong mengangkut mahasiswa yang ingin kembali ke Pamulang."
"Kebetulan di dalam truk ada tameng-tameng untuk mengatasi huru-hara. Sehingga tameng-tameng diturunkan oleh anggota dan mahasiswa membantu menurunkan dan dipindahkan ke kendaraan lainnya."

"Bukan berarti kemudian memberikan tameng ke mahasiswa, tentu tidak. Tameng itu dipindahkan secara gotong royong."
"Karena truk itu akan digunakan membawa pulang mahasiswa ke Pamulang," urai Dudung.
Dudung menegaskan pihaknya mendukung penuh tugas kepolisian dalam menjaga aksi demo UU Cipta Kerja supaya berjalan damai.
Ia juga tidak ingin TNI ditunding mencari muka dalam menjalankan tugasnya.
"Itu saya sampaikan kepada media, kami dari TNI mendung penuh tugas-tugas kepolisian. Tidak ada kita mencari popularitas dan lain sebagainya," imbuhnya.
Cerita TNI Hadang Mahasiswa Menuju ke Monas
Baca juga: TANGIS Pelajar Pecah Dijemput Orangtua Ketahuan Ikut Demo UU Cipta Kerja, Menyesal Hingga Cium Kaki
Dudung dalam kesempatan tersebut juga menceritakan momen saat jajarannya menghadang para mahasiswa yang ingin merapat ke kawasan Monas dan Istana Negara guna menggelar aksi dami menolak UU Cipta Kerja.
Ketika itu anggota TNI tidak memperbolehkan para mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi untuk menuju lokasi tersebut.
"Namun ada permintaan yang tidak saya penuhi mereka untuk ke istana. Saya bilang kalau mau aksi damai silahkan dan mereka mau orasi kita fasilitasi," ungkap Dudung.
Pria kelahiran 16 November 1965, meneruskan ceritanya.