Breaking News:

Sikap Tegas Najwa Shihab saat Banyak Tawaran Jadi Menteri: Lebih Banyak Manfaat di Posisi Sekarang

Najwa Shihab mengakui banyak tawaran yang datang kepadanya untuk menjadi politisi hingga menjadi menteri.

Editor: vega dhini lestari
Instagram @najwashihab
Najwa Shihab 

TRIBUNSTYLE.COM - Najwa Shihab mengakui banyak tawaran yang datang kepadanya untuk menjadi politisi hingga menjadi menteri. Putri Quraish Shihab tegaskan posisinya saat ini lebih bermanfaat untuk banyak orang.

Sosok Najwa Shihab dikenal sebagai presenter yang kritis dan cerdas.

Diakui Najwa Shihab, bayak tawaran yang datang kepadanya untuk duduk di kursi pemerintahan.

Bagaimana tanggapan putri Quraish Shihab ini?

Sebagai seorang presenter, Najwa Shihab sering memberikan kritikan pedas kepada sejumlah pejabat tinggi.

Najwa Shihab
Najwa Shihab (Instagram/fashiontv_id)

Baca juga: Laporan Relawan Jokowi Bersatu Ditolak Polisi, Najwa Shihab Beberkan Alasan Wawancara Kursi Kosong

Baca juga: Soroti Pelaporan RJB Terkait Najwa Shihab Wawancara Kursi Kosong, dr Tirta Siap Pasang Badan

Beberapa kejanggalan yang terjadi di Pemerintahan Indonesia kerap disinggung Najwa Shihab hingga viral di media sosial.

Hal tersebut pun membuat Najwa Shihab sering digadang- gadang oleh banyak orang untuk menduduki jabatan pemimpin untuk memperbaiki pemerintahan di negri ini.

Hingga sekarang, Najwa Shihab mengungkapkan bahwa masih banyak yang memintanya untuk mencalonkan diri untuk duduk di kursi pemerintahan.

"Jujur ada (yang tawarin ambil kursi di pemerintahan), dan makin ke sini makin sering, dari dulu sampai sekarang tawaran-tawaran itu ada," ungkap Najwa Shihab saat dikutip Grid.ID di YouTube CXO Media, Jumat (9/10/2020).

Wanita berusia 43 tahun ini mengungkapkan, sudah sejak lama dirinya mendapatkan permintaan untuk terjun ke dunia politik.

Najwa Shihab
Najwa Shihab (Instagram/@najwashihab)

"Apalagi dulu 30 persen wanita masuk politik, itu hampir semua Parpol nawarin gue jadi caleg deh."

"Dan ketika Pilkada kan Parpol dicari siapa yang populer, karena dengan populer, elektabilitasnya gampang."

"Diminta jadi calon walikota, wakil walikota, bupati, sampai daerah antah berantah pernah."

"Ada yang nawarin menteri, presiden, calon wakil presiden," ungkap Najwa Shihab.

Namun, Najwa Shihab selalu mempertimbangkan matang- matang baik atau buruknya jika dirinya terjun di lingkungan politik.

"Ketika tawaran itu muncul dari berbagai pihak, aku selalu berpikir sih."

"Jadi berpikir soal itu sering, tapi akhirnya setiap tawaran itu datang, aku berpikir lebih banyak manfaat atau modarat nih," ungkap Najwa Shihab.

Lagipula, bagi Najwa Shihab, pekerjaannya sekarang sebagai presenter dan pengusaha, banyak mendatangkan hal-hal baik.

"Di posisi sekarang, sampai terakhir sekarang, aku mikir lebih banyak manfaat di posisi sekarang."

"Narasi baru startup-nya, nggak mungkin ditinggalkan," ungkap Najwa Shihab.

Dirinya bisa menggerakkan dan memberi pengaruh besar pada masyarakat Indonesia tanpa harus menduduki jabatan di pemerintahan.

"Di posisi sekarang juga bisa bawa pengaruh banyak hal."

"Leader itu bukan di posisi atau jabatan tertentu, leader itu kan orang yang bisa menggerakkan, membawa nuansa yang sama, yang bisa menginspirasi, bukan mendikte, yang bisa ajak orang punya harapan dan tujuan yang sama, saat-saat sekarang banyak manfaatnya melakukan ini," tutup Najwa Shihab.

Najwa Shihab Beberkan Alasan Wawancara Kursi Kosong

Sementara itu, terkait upaya pelaporan Relawan Jokowi Bersatu, Najwa Shihab akhirnya angkat bicara.

Laporan Relawan Jokowi Bersatu itu terkait aksi Najwa Shihab mewawancari kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Melalui akun Instagram resminya, Najwa Shihab mengaku siap untuk diperiksa oleh polisi.

"Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," terang Najwa Shihab dilansir TribunJakarta pada Selasa (6/10).

Najwa Shihab
Najwa Shihab (Kolase TribunStyle (Instagram/najwashihab))

Baca juga: Soroti Pelaporan RJB Terkait Najwa Shihab Wawancara Kursi Kosong, dr Tirta Siap Pasang Badan

Baca juga: Dokter Tirta Siap Jadi Tameng Najwa Shihab yang Dipolisikan: Nanti Siapa yang Berani Lagi Bersuara?

Najwa mengaku baru mengetahui dirinya dilaporkan ke polisi setelah ada pemberitaan dari awak media.

Lebih lanjut, Najwa Shihab menyatakan belum persis mengetahui dasar pelaporan hingga pasal yang dituduhkan terhadapnya.

Meski demikian, putra Quraish Shihab ini menjelaskan alasannya menayangkan sesi wawancara kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi," aku Najwa Shihab.

Menurut Najwa, penjelasan itu tak harus disampaikan di Mata Najwa, melainkan bisa dimanapun. Meski demikian, saat kasus Covid-19 kian meningkat, Terawan justru menghilang dari peredaran.

Terlebih, dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Menteri Kesehatan dalam penanganan pandemi.

"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi.

Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa.

Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu "mengembangkan pendapat umum" dan "melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum"," jelas Najwa Shihab.

Najwa Shihab menilai, tayangan kursi kosong ini sebenarnya sudah banyak dilakukan di negara-negara lain. Namun, kata dia, hal itu belum pernah dilakukan di Indonesia.

"Sependek ingatan saya, treatment "kursi kosong" ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O'Donnell di MSNBC's dalam program Last Word."

Najwa Shihab
Najwa Shihab (YouTube/Najwa Shihab)

"Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi 
Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC.

Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya," papar Najwa Shihab.

Sebagai informasi, Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya. Najwa Shihab dilaporkan setelah mewawancarai 'bangku kosong' yang seolah-olah Menkes Terawan dalam program Mata Najwa.

Menurut Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, aksi Najwa Shihab wawancara 'kursi kosong' itu merupakan tindakan cyber bullying.

"(Tindakan yang dipersangkakan) cyber bullying karena narasumber tidak hadir kemudian diwawancarai dan 
dijadikan parodi.

Parodi itu suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara, khususnya menteri," kata Silvia kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/10).

Najwa Shihab
Najwa Shihab (https://www.instagram.com/najwashihab/)

Silvia menambahkan, pihaknya tergerak untuk melaporkan Nana, sapaan akrab Najwa Shihab, karena Menteri Terawan adalah representasi Presiden Joko Widodo.

Namun laporan Silvia ditolak polisi. Polisi mengarahkan Silvia untuk melapor ke Dewan Pers karena Najwa Shihab adalah seorang jurnalis, yang dilindungi oleh UU Pers.

"Jadi tadi diarahkan oleh polisi ke Dewan Pers karena kasus ini ada hukum yang berlaku di luar hukum perdata dan pidana. Diminta rekomendasi dan referensi (Dewan Pers). Contohnya Dewan Pers punya UU Pers mana saja pasal yang dilanggar. Kode etik mana yang dilanggar, gitu," jelasnya.

Dewan Pers Belum Terima Laporan

Ketua Komisi Penegakan dan Pegaduan Etika Pers Dewan Pers, Arif Zulkifli mengaku belum menerima laporan mengenai pelaporan terhadap jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab oleh Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu.

"Sejauh ini saya belum dapat laporan tentang pelaporan itu," kata Arif kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Arif menuturkan, apabila pihak Relawan Jokowi Bersatu berencana melaporkan hal tersebut, maka Dewan Pers akan menerimanya.

Setelah itu, Dewan Pers akan memeriksa apakah kasus tersebut memenuhi syarat untuk dimediasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

"Jika mereka melapor akan diterima dan diperiksa apakah kasusnya memenuhi syarat untuk dimediasikan oleh Dewan Pers sesuai UU 40/1999 Tentang Pers," tutur Arif.

Dalam UU Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers diatur bahwa penyelesaian kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers dilakukan di Dewan Pers. (TRIBUNJAKARTA/KOMPAS) (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Mendadak Najwa Shihab Ditawari Jadi Menteri hingga Presiden: Aku Mikir Lebih Banyak Manfaat Sekarang dan Tribunjakarta.com dengan judul Dipolisikan Relawan Jokowi Karena Kursi Kosong, Najwa Shihab: Saya Siap Memberikan Keterangan

Sumber: Tribun Jambi
Tags:
Najwa ShihabmenteriQuraish Shihab
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved