Ditinggal Suami Sholat Subuh, Istri di Aceh Masukkan Selingkuhan, Seorang Satpol PP ke Dalam Kamar
Ditinggal sebentar oleh suami untuk sholat subuh di masjid, istrinya nekat berselingkuh dengan oknum Satpol PP di dalam kamar, warga pergoki keduanya
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: vega dhini lestari
Dia merekam pertengkarannya dengan istri yang sudah dinikahinya 12 tahun itu untuk dijadikan bukti gugatan perceraian.
Tuppani mencoba meyakinkan mertuanya, kalaupun perceraian harus terjadi dia tidak akan meminta hak asuh anak.
Kesabaran Tan akhirnya habis ketika dia dan putrinya hanya mendapatkan separuh uang dari hasil penjualan perusahaan yang dipimpinnya.
Lihat Foto, Tan Nam Seng terlihat berdiri tenang di depan mayat menantunya Spencer Tuppani di sebuah kedai kopi di Jalan Boon Tat, kawasan bisnis Singapura. Tan membunuh Tuppani pada siang bolong, 10 Juli 2017.
Tuppani adalah sosok yang mendesak Tan untuk menjual perusahaan yang dirintis dengan susah payah pada tahun 1974 oleh Tan.
Adapun alasan penjualan karena kondisi keuangan perusahaan yang tidak begitu sehat.
Tan yang mengakui kemampuan berbisnis Tuppani, memilih mempercayakan segalanya kepada si menantu.
Tan semakin yakin bahwa sejak awal Tuppani telah merencanakan untuk menceraikan putrinya, merebut kendali perusahaan, dan mengambil hak asuh anak.
Kondisi kesehatan fisik dan mentalnya merosot dan dia mengalami susah tidur.
Pada siang hari, Tan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya ketika dia melihat menantu sedang makan siang di kedai kopi di Jalan Telok Ayer.
Setibanya di kantor, pelaku menuju ke dapur mengambil sebuah pisau.
Sesampainya di kedai kopi Tan menghampiri Tuppani dan berkata, “Kamu memang keterlaluan.”
Tak lama kemudian dia mengeluarkan pisau dari tas dan menghunuskannya ke dada korban tiga kali.
Tuppani sempat coba berlari dengan luka tusuk di dadanya, tapi akhirnya jatuh pingsan di restoran sebelah di Jalan Boon Tat dan meninggal dunia di tempat.
Tan kemudian menendang wajah menantunya itu dua kali dan menghalau kerumuman yang kaget bukan kepalang melihat apa yang baru terjadi.
Pengusaha perkapalan itu memberitahu kerumunan, "Ini menantu saya, tidak perlu tolong dia, dia pantas mati."
Tan dengan tenang meletakkan pisau di samping meja dan kemudian duduk menunggu kedatangan polisi.
Sambil menunggu dia menelepon putrinya dan berkata,
”Ayah tidak bisa tidur kemarin malam.
Ayah sudah melakukannya.
Jangan menangis.
Ayah sudah tua.
Ayah tidak takut masuk penjara.”
Tan kemudian menyerahkan diri tanpa perlawanan kepada polisi yang tiba di lokasi. Dia mengaku bersalah di pengadilan.
Sepanjang proses pengadilan, Tan terus menyampaikan perbuatannya didasari oleh kasih sayang seorang ayah terhadap putrinya.
Tan diketahui menderita depresi karena kecemasan akan nasib putrinya disertai konflik dengan Tuppani.
“Ayah sangat mencintai keluarganya.
Tidak ada yang ingin hal ini terjadi.” Shyller berkata setelah mengetahui vonis yang harus dijalani ayahanda.
(TribunStyle.com/Nafis)
Sebagian artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Istri di Langsa Pasok Oknum Satpol PP ke Kamar saat Suami Shalat Subuh di Masjid, Ngaku Cuma Ciuman
Sebagian artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Terima Putrinya Diselingkuhi, Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi
• Laeli Atik Pelaku Mutilasi Kalibata Ternyata Pelakor, Begini Isi Chatnya Ketika Ketahuan Selingkuh
• KEPERGOK Selingkuh saat Suami Sholat Subuh ke Masjid, Nasib Keduanya Miris Terancam Hukuman Cambuk