Breaking News:

Jerman Izinkan Rumah Bordil Buka Lagi, Tapi Dilarang Hubungan Intim, Gantinya Hanya Boleh Pijat

Pemerintah Jerman kembali buka rumah Bordil, tapi dilarang lakukan hubungan intim, sebagai gantinya hanya boleh pijat.

YouTube
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial 

TY, ayam kampus lainnya di Palembang juga mengaku lebih wanti-wanti dalam cari pelanggan.

Menjajakan diri melalui sosial media, membuat mereka dapat memilah pelanggan yang akan menggunakan jasa seks si ayam kampus.

Jika dirasa si pelanggan aman dan memiliki isi kantong tebal, barulah ia mau diajak bercinta.

"Saya lebih ke eksklusif, nggak mau sembarang pilih pelanggan. Nanti bisa-bisa rupanya kita dijebak. Apalagi sekarang kasus prostitusi online sedang maraknya diungkap," jelasnya.

Dengan gaya eksklusifnya, membuat gadis pemilik tinggi 168 cm ini menerima pelanggan maksimal satu minggu sekali.

Namun jika ia sedang mood atau ingin beli sesuatu, TY bakal langsung meladeni apabila ada pelangggan yang mau menggunakan jasanya.

"Ya tergantung mood juga sih. Tapi kalau mau beli sesuatu saya cari pelanggan," ujarnya.

Diakuinya, menjadi ayam kampus tak banyak orang yang mengetahui terlebih lingkungan keluarga dan pacarnya.

Ia menutup rapat kesehariannya yang kerap menjajakan cinta dengan pria hidung belang melalui sosial media.

Mahasiswi semester lima jurusan kesehatan ini pun mengaku sempat khawatir jika suatu saat ia bakal terkena penyakit.

Tetapi, himpitan ekonomi dan tututan gaya hidup membuatnya terpaksa menggeluti dunia ayam kampus hingga kini.

"Pernah kepikiran takut kena penyakit, cuma ya dibawa happy aja. Mau bagaimana lagi, karena kita memang butuh uang," bebernya.

Pengakuan Pelanggan
Boy, salah seorang pegawai swasta mengaku suka menggunakan jasa ayam kampus dikarenakan lebih profesional, ramah dan berkelas dari PSK lainnya.

Ia mengungkapkan, penilaiannya terhadap layanan ayam kampus bukan hanya soal hubungan intim.

Melainkan, juga soal attitude dan sensasi yang didapatkan dari si ayam kampus.

Dengan pelayanan berbeda diberikan ayam kampus, ia pun harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan kesempatan kencan dengan ayam kampus.

Namun begitu, hal tersebut bukanlah jadi soal. Baginya kepuasan dan layanan adalah yang paling utama.

"Ayam kampus itu lebih eksklusif dan berkelas, karena tidak sembarangan orang bisa pakai jasanya. Walau harus bayar Rp 2 juta tidak masalah yang penting lebih berkelas dan pelayanan memuaskan," bebernya.

Lain lagi dengan Jo, ia lebih memilih menjadikan ayam kampus sebagai teman bersenang-senang.

Setelah satu-dua kali menggunakan jasanya, pria berambut ikal ini akan melanjutkan hubungannya ke jenjang lebih dekat.

Jika hubungan keduanya semakin akrab, ia mengaku selanjutnya tak perlu lagi mengeluarkan biaya cukup mahal.

Cukup membuka kamar di hotel dan diajak jalan pegawai swasta ini dengan leluasa menggunakan jasa si ayam kampus.

"Awal-awalnya bayar Rp 1 juta, setelah itu kita akrabin. Selanjutnya tinggal suka sama suka aja," jelasnya.

Tampil Biasa Tak Terkesan Glamor dan Menggoda
Para oknum mahasiswi yang nyambi jadi ayam kampus enggan secara terang-terangan membuka jati diri mereka.

Bahkan, pihak keluarga dan sang pacar tak mengetahui jika mereka terjerumus ke dalam dunia prostitusi ayam kampus.

Mereka biasanya berpenampilan biasa saja di lingkungan kuliah, enggan tampil mencolok dengan pakaian glamor dan menggoda.

Untuk pakaian yang digunakan ketika kuliah juga rata-rata tertutup seperti mahasiswa lain pada umumnya.

MS, salah seoerang ayam kampus jurusan ekonomi di kampus swasta Palembang mengaku kalau sepintas orang pasti tidak akan mengetahui bahwa mereka terlibat dunia prostitusi online.

Permainan melalui sosial media, membuat modus ayam kampus cukup sulit terendus oleh orang banyak.

"Ya pintar-pintar kita sembunyikan identitas. Pacar dan keluarga saya tidak tahu kalau saya begini (ayam kampus, red)," ujarnya, Kamis (15/8/2019).

Ia menjelaskan, si ayam kampus biasanya diketahui oleh sesama rekannya dan penikmat jasa saja.

Mereka enggan membuka diri secara terang-terangan dengan profesi tersebut karena berada di lingkungan kampus.

"Ketahuan teman satu kampus ya malulah. Paling cuma beberapa teman yang tahu, tapi mereka nggak bakal bocor. Tahu sama tahu saja," tegas MS.

Ogah Jadi Simpanan

Diakuinya, meski bisa dengan mudah mendapatkan uang menjadi seorang ayam kampus, namun sebagian mahasiswi pelaku bisnis haram ini enggan menjadi simpanan om-om berkantong tebal.

Mereka lebih mengambil aman dengan menjajakan cinta kilatnya ketimbang harus menjadi simpanan pria beristri.

Wanita berambut panjang ini selalu menolak ajakan tersebut. Alasannya, selain beresiko jati dirinya terungkap.

Ia menghindari terjadinya konflik dengan istri sah si om-om.

"Kalau yang ngajak jadiin simpanan banyak, tapi saya nya yang nggak mau. Terlalu beresiko kalau gitu (jadi simpanan, red)," ujarnya.

Ia mengungkapkan, bahkan ada om-om yang rela memberinya uang hingga Rp 20 juta untuk mengiming-iminginya agar mau jadi simpanan.

"Pokoknya yang dicari itu duit, bukannya status. Kalau jadi simpanan itu terikat," kata MS.

Ada yang Baper Saat Bareng Pelanggan

TY, ayam kampus lainnya juga mengaku kerap kali bercinta terkadang terbawa perasaan alias baper.

Akan tetapi ia mengaku lebih memilih menahan diri. Mahasiswi ini lebih memilih menahan diri ketimbang nantinya hubungan berlanjut hingga menjadi simpanan si pelanggan.

Diakuinya, sulit meninggalkan kehidupan yang serba enak dari penghasilannya sebagai ayam kampus. Ia menjalani profesi ini untuk memenuhi lifestyle dan kebutuhan sehari-hari.

"Imej mahasiswi itu kesannya sensual, intelek dan lebih eksklusif. Jadi banyak yang mau jadikan simpanan. Tapi kalau saya sih ogah, terlalu beresiko," ungkapnya. (tim)

(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Bordil Jerman Buka Lagi, tapi Dilarang Ada Hubungan Seks"

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Tags:
PSKRumah BordilJerman
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved