Gubernur Beirut Menangis Lihat Kotanya Porak-poranda, Sebut Ledakan Mirip Hiroshima dan Nagasaki
Ledakan di kawasan Beirut, Lebanon telah memporak-porandakan hampir seluruh kota. Hal ini membuat Gubernur Beirut menangis di hadapan awak media.
Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Amirul Muttaqin
"Aku tidak percaya aku masih hidup,” pungkasnya

Beberapa orang di atas kapal Italia berlabuh di dekat lokasi ledakan, Ratu Orient, terluka dan dibawa ke rumah sakit.
"Kapal itu benar-benar hancur - kabin, ruang tunggu, semuanya," kata Vincenco Orlandini, seorang anggota kru berusia 69 tahun.
"Aku mendengar ledakan itu, dan aku terbang ke seberang lobi, lalu aku mendarat di karpet, dan aku beruntung, kurasa itu menyelamatkanku,” kata dia.
Dikutip dari New York Times, tembok besar bahan peledak yang disita pemerintah bertahun-tahun lalu disimpan di tempat ledakan itu terjadi.
• LENGKAP! Daftar Korban & Kerusakan Bom Guncang Beirut, Merebak Situasi Jerit Tangis Memilukan
Menurut pejabat tinggi Libanon - khususnya amonium nitrat, yang biasa digunakan dalam pupuk dan bom.
Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa
langkah-langkah keamanan dan mengatakan itu "tidak dapat diterima".

Dia menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan keadaan darurat dua minggu harus diumumkan.
Beberapa jam sebelumnya, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, kepala dinas keamanan umum Lebanon, mengatakan bahwa "bahan-bahan yang sangat eksplosif" disimpan di situs tersebut, yang kemudian dikonfirmasi oleh Aoun.
Pada awalnya, tak satu pun dari mereka mengatakan apa bahan-bahan itu.
Tetapi Jenderal Ibrahim memperingatkan agar tidak"mendahului penyelidikan" dan berspekulasi tentang tindakan teroris.

Setelah ledakan itu terjadi, pemerintah setempat menggelar pertemuan dewan darurat yang diselenggarakan di istana Presiden
Baabda yang juga dihadiri oleh Menteri Hassan Diab.
Dalam pertemuan tersebut diputuskan bahwa komite investigasi ditugaskan untuk menyelidiki siapa yang bertanggung jawabatas ledakan di ibu kota Lebanon tersebut.