Breaking News:

Viral Hari Ini

Patungnya Kini Dirusak, Sejarah Brutalnya Perbudakan & Kolonialisme Raja Belgia Leopold II di Kongo

Patungnya kini dirusak imbas demo yang ramai terjadi, gambaran brutalnya genosida, perbudakan, dan kolonialisme oleh Raja Belgia Leopold II di Kongo.

AFP/Roosens / Wikimedia
Raja Belgia Leopold II - Patung Leopold II dibakar pada minggu lalu oleh demonstran yang memprotes rasisme dan mendukung Black Lives Matter yang terjadi di Eropa beberapa pekan terakhir, buntut dari kematian George Floyd di Minneapolis, AS. 

TRIBUNSTYLE.COM - Berikut gambaran dan kisah brutalnya genosida, perbudakan, dan kolonialisme oleh Raja Belgia Leopold II di Kongo.

Patung Raja Belgia Leopold II dilaporkan telah dirusak dan dibakar imbas dari demonstrasi yang ramai terjadi di Eropa.

Minggu ini, patung Leopold lainnya di kota Ghent ditutupi dengan cat berawarna merah.

Protes besar pada Minggu (7/6/2020) di Brussel dilaporkan ada orang yang mengibarkan bendera raksasa Republik Demokratik Kongo dan meneriakkan "pembunuh" dan "reparasi" pada sejarah patung itu.

Bahkan dilaoporkan pada Selasa (9/6/2020) malam, 65.000 orang telah menandatangani petisi untuk menurunkan semua patung Raja Leopold II dari seluruh Belgia.

Hal ini terkait sejarah kepemerintahannya yang disebut sangat brutal ketika menguasai Kongo ratusan tahun silam.

Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Diceburkan ke Sungai, Punya Sejarah Kelam Ini

Tak Cuma Jadi Gerakan Demonstrasi, Kematian George Floyd Berakibat Pembubaran Kepolisian Minneapolis

Patung Leopold II di Belgia dibakar pada minggu lalu oleh masa protes terkait rasisme Black Lives Matter.
Patung Leopold II di Belgia dibakar pada minggu lalu oleh masa protes terkait rasisme Black Lives Matter. (AFP/Roosens)

Raja Leopold II menguasai Kongo Belgia, kini bernama Republik Demokratik Kongo, pada 1885 dan 1908.

Bahkan disebutkan dalam berbagai sejarah dan tulisan, Raja Leopold II menjadikan daerah tersebut sebagai properti pribadi.

Dalam kurun waktu pendudukannya Raja Leopold II Belgia menerapkan kerja paksa untuk mengeksploitasi cadangan karet, di mana jutaan orang tewas, dan dianggap sebagai genosida.

Tentu perusakan patung berusia 150 tahun dari Leopold II di Antwerp, Belgia ini merupakan imbas di tengah gerakan Black Lives Matter, buntut kematian George Floyd di Minneapolis, AS.

Leopold II.
Leopold II. (Wikimedia)

Kisah kolonialisme Raja Leopold II Belgia di Kongo

Leopold II, putra dari Raja Leopold I dan Louise dari Orleans, dihormati dengan sejumlah momumen karena memerintah jauh lebih lama dari raja mana pun di Belgia.

Namun, eksplorasinya akan Negara Bebas Kongo dianggap sangat brutal pada masa itu, dengan jutaan orang tewas karena pemerintahannya.

Sang Raja Belgia disebutkan mengeruk untung besar, dengan banyak rakyat negara itu terbunuh atau mendapat siksaan luar biasa saat mengerjakan kebun karetnya.

Naik Pitam Akibat Tewasnya George Floyd, Hacker Lancarkan Miliaran Serangan Siber di Situs Penting

RASISME Terhadap George Floyd Memang Menyakitkan, 6 Artis Ini Pernah Alami Hal Menyebalkan Serupa

Congo Free State pada 1890, disebut sebagai milik pribadi Leopoold II.
Congo Free State pada 1890, disebut sebagai milik pribadi Leopoold II. (Wikimedia)

Warga yang gagal memenuhi target entah tangannya dipotong atau istri mereka ditahan hingga berhasil mendapatkan produksi yang diinginkan.

Penjarahan sumber daya itu juga meliputi gading, tembaga, dan berlian.

Bahkan, Leopold disebutkan mengimpor beberapa orang lokal.

Mereka akan dibawa ke negeri coklat, di mana mereka bakal dipamerkan di "kebun binatang manusia" yang berada di Belgia.

Sejarawan AS, Adam Hochschild, mengklaim dalam bukunya, King Leopold's Ghost, sebanyak 10 juta rakyat tewas karena kebrutalannya.

Eksploitasi tersebut memang membuat Brussels kaya raya.

Namun di sisi lain memunculkan isu hak asasi manusia terbesar pada masanya.

Keterangan asli:
Keterangan asli: "Kaki dan tangan anak yang potong oleh tentara, dibawa ke misionaris oleh ayah yang terlihat kebingungan". (Seorang ayah menatap tangan dan kaki putrinya yang berusia lima tahun, yang dipotong sebagai hukuman karena memanen terlalu sedikit caoutchouc / karet.). (Baringa, Kongo, Mei 1904). (Wikimedia)

Reaksi pemerintahan Belgia

Dalam keterangan pemerintah kota, patung itu akan diturunkan untuk direstorasi karena dirusak lapor NYTimes pada (9/6/2020).

Namun, kemungkinan tak akan dipasang di tempat yang sama kembali.

Sejumlah patung raja yang memerintah Belgia antara 1865 sampai 1909 itu adalah bagian dari gerakan anti-rasisme yang masuk ke Eropa.

Juru bicara wali kota, Bart de Wever, mengatakan patung tersebut menjadi target vandalisme serius pekan lalu, dan harus direstorasi oleh pakar.

Dia menerangkan, patung itu tidak akan ditempatkan lagi ke asalnya dikarenakan rencana renovasi yang bakal digelar 2023 mendatang.

"Kemungkinan patung itu akan menjadi koleksi museum," jelas De Wever sebagaimana diberitakan Daily Mail pada Selasa (9/6/2020).

Pernyataan itu dibenarkan juru bicara Museum Middelheim.

Mereka berujar akan merestorasi patung tersebut sebelum memutuskan apa yang akan mereka lakukan.

(Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo // Tribunstyle/Dhimas Yanuar)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jalankan Aturan Kolonial Brutal di Kongo, Patung Raja Belgia Leopold II Dirusak"

Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Diceburkan ke Sungai, Punya Sejarah Kelam Ini

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
viral hari iniKongoRaja Belgia Leopold II
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved