Viral Hari Ini
Patungnya Kini Dirusak, Sejarah Brutalnya Perbudakan & Kolonialisme Raja Belgia Leopold II di Kongo
Patungnya kini dirusak imbas demo yang ramai terjadi, gambaran brutalnya genosida, perbudakan, dan kolonialisme oleh Raja Belgia Leopold II di Kongo.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Berikut gambaran dan kisah brutalnya genosida, perbudakan, dan kolonialisme oleh Raja Belgia Leopold II di Kongo.
Patung Raja Belgia Leopold II dilaporkan telah dirusak dan dibakar imbas dari demonstrasi yang ramai terjadi di Eropa.
Minggu ini, patung Leopold lainnya di kota Ghent ditutupi dengan cat berawarna merah.
Protes besar pada Minggu (7/6/2020) di Brussel dilaporkan ada orang yang mengibarkan bendera raksasa Republik Demokratik Kongo dan meneriakkan "pembunuh" dan "reparasi" pada sejarah patung itu.
Bahkan dilaoporkan pada Selasa (9/6/2020) malam, 65.000 orang telah menandatangani petisi untuk menurunkan semua patung Raja Leopold II dari seluruh Belgia.
Hal ini terkait sejarah kepemerintahannya yang disebut sangat brutal ketika menguasai Kongo ratusan tahun silam.
• Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Diceburkan ke Sungai, Punya Sejarah Kelam Ini
• Tak Cuma Jadi Gerakan Demonstrasi, Kematian George Floyd Berakibat Pembubaran Kepolisian Minneapolis

Raja Leopold II menguasai Kongo Belgia, kini bernama Republik Demokratik Kongo, pada 1885 dan 1908.
Bahkan disebutkan dalam berbagai sejarah dan tulisan, Raja Leopold II menjadikan daerah tersebut sebagai properti pribadi.
Dalam kurun waktu pendudukannya Raja Leopold II Belgia menerapkan kerja paksa untuk mengeksploitasi cadangan karet, di mana jutaan orang tewas, dan dianggap sebagai genosida.
Tentu perusakan patung berusia 150 tahun dari Leopold II di Antwerp, Belgia ini merupakan imbas di tengah gerakan Black Lives Matter, buntut kematian George Floyd di Minneapolis, AS.

Kisah kolonialisme Raja Leopold II Belgia di Kongo
Leopold II, putra dari Raja Leopold I dan Louise dari Orleans, dihormati dengan sejumlah momumen karena memerintah jauh lebih lama dari raja mana pun di Belgia.
Namun, eksplorasinya akan Negara Bebas Kongo dianggap sangat brutal pada masa itu, dengan jutaan orang tewas karena pemerintahannya.
Sang Raja Belgia disebutkan mengeruk untung besar, dengan banyak rakyat negara itu terbunuh atau mendapat siksaan luar biasa saat mengerjakan kebun karetnya.
• Naik Pitam Akibat Tewasnya George Floyd, Hacker Lancarkan Miliaran Serangan Siber di Situs Penting
• RASISME Terhadap George Floyd Memang Menyakitkan, 6 Artis Ini Pernah Alami Hal Menyebalkan Serupa

Warga yang gagal memenuhi target entah tangannya dipotong atau istri mereka ditahan hingga berhasil mendapatkan produksi yang diinginkan.