Kontroversi Kematian George Floyd
Hasil Autopsi George Floyd Keluar, Derek Chauvin Terbukti Membunuh, 9 Menit Tindih Leher Korban
Hasil autopsi George Floyd telah dirilis, Polisi Derek Chauvin terbukti lakukan pembunuhan. Simak fakta lengkapnya.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus pembunuhan yang menewaskan George Floyd mulai memasuki babak baru. Hasil autopsi telah teluar, begini faktanya.
Hasil autopsi menyatakan bahwa kematian George Floyd adalah pembunuhan, tetapi pihak keluarganya meminta demonstrasi tak berlangsung rusuh.
Menyerukan keadilan bagi saudaranya, Terrence Floyd berujar kepada massa di Minneapolis bahwa demonstrasi yang berujung rusuh "tidak akan membawa saudaranya kembali".
Dia lalu meminta publik untuk memberikan suaranya dalam pemilu yang akan datang. "Jangan berpikiran suara Anda tak akan berarti, segeralah memilih," jelasnya.
Permintaan keluarga itu terjadi beberapa jam sebelum pakar medis mengeluarkan laporan mengenai penyebab kematian George Floyd.
Dari hasil autopsi, diketahui kematian Floyd adalah pembunuhan.
• 5 FAKTA Pria Bertato Indonesia Rusuh Saat Demo George Floyd di AS, Mengaku Bersalah & Lahir di Jawa
• Berani Ceraikan Polisi Sadis Pembunuh George Floyd, Kellie Chauvin Ternyata Nyonya Minnesota 2018

"Mendiang mengalami peningkatan cardiopulmonary ketika ditahan polisi," ulas laporan itu.
Dalam laporan post-mortem yang dirilis, diketahui pria 46 tahun itu mengalami sesak napas, seperti dilaporkan Sky News, Senin (1/6/2020).
Kematian George Floyd karena sesak napas, di mana leher dan punggungnya ditekan ketika ditindih oleh pelaku yang bernama Derek Chauvin.
"Aku tak bisa bernapas."
Inilah kalimat terakhir yang diteriakkan Floyd saat ditindih.
Derek Chauvin langsung dipecat dan ditangkap begitu kabar mengenai insiden itu viral.
Adapun pemeriksaan post-mortem itu dilakukan oleh dokter yang menangani jenazah Eric Garner, yang tewas di tangan polisi pada 2014, memunculkan pergerakan Black Lives Matter.
Hasil pemeriksaan menyatakan, tekanan pada leher memutus aliran darah ke otak, dengan berat di punggung membuatnya tak bisa bernapas.
Temuan ini berbeda jauh dengan rilis yang disampaikan otoritas kehakiman, yang menjadi dasar pelaporan pidana kepada Derek Chauvin.
Versi yang disampaikan sebelumnya juga menyertakan efek dari tindihan, bersama dengan penekanan Floyd punya masalah kesehatan dan potensi intoksikasi dalam sistem tubuhnya.
Namun, laporan tersebut sama sekali tidak menyebutkan diagnosis asphyxia traumatik atau tewas karena tercekik dalam kematian Floyd.
Dalam pidatonya, Terrence Floyd meminta publik tak menahan diri dalam Pilpres AS November mendatang maupun pemilu lain di masa depan.
• Demo George Floyd Bergejolak di Seluruh AS, Donald Trump Labeli Antifa Jadi Teroris, Apa Itu?
"Edukasi diri Anda, jangan sampai menunggu seseorang memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan.
Ketahui siapa yang Anda pilih.
Ini cara kita menghantam mereka," kata dia.
Meneriakkan "perdamaian di tangan kiri, keadilan di tangan kanan", massa yang berkumpul untuk mengenang Floyd bersorak bagi Terrence.
Terrence menyatakan, kemarahan karena kematian saudaranya, ditambah kebrutalan polisi akan kulit hitam, bisa ditempuh melalui jalan damai untuk memberi perubahan.
Lihat Foto, Kericuhan disertai pembakaran terjadi saat aksi demo menentang kematian George Floyd di dekat sebuah kantor polisi di Minneapolis, AS, Kamis malam (28/5/2020).
Dia kemudian mengomentari kerusuhan yang terjadi dalam demonstrasi memprotes kematian saudaranya, dan menyatakan cara itu tak akan membawa Floyd hidup kembali.
"Mungkin beberapa saat akan indah, seperti Anda minum-minum. Tapi, setelah itu, Anda akan menyesali apa yang Anda lakukan," jelasnya.
Dia menjelaskan, otoritas berkuasa tidak tersentuh dengan perbuatan pendemo karena mereka menghancurkan barang milik publik.
< id="page3"> "Jadi mereka ingin menghancurkan apa yang menjadi milik kita. Mari kita lakukan dengan cara berbeda. Lakukan dengan cara kita," pintanya.
Pernyataan mereka terjadi beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump memberi tahu para gubernur negara bagian bahwa mereka harus "mendominasi".
Presiden dari Partai Republik itu menginstruksikan agar mereka yang berbuat kerusuhan "harus dipenjara paling sedikit selama 10 tahun".
Pendahulunya, Barack Obama, dalam tulisannya di Medium mengatakan, "minoritas kecil" sudah mengganggu unjuk rasa yang berlangsung damai itu.
Obama berkata, kekerasan itu dia samakan dengan menghancurkan lingkungan mereka yang sudah kekurangan layanan dan menyebabkannya makin rusak.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Hasil autopsi, Kematian George Floyd adalah Pembunuhan