Virus Corona
FAKTA yang Didapatkan Ilmuwan Dunia Setelah 3 Bulan Teliti Virus Corona: Jaga Jarak, Masker, Vaksin
Ini sejumlah fakta yang didapatkan ilmuwan dunia setelah 3 bulan meneliti tentang virus corona: jaga jarak tak cukup, perdebatan masker, dan vaksin.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: vega dhini lestari
"Beberapa cairan ini mendarat di tangan saya, meskipun saya tidak berada di jalur batuk secara langsung. Jika tetesan ini mengandung virus, saya akan terinfeksi. Ini sangat menular."
Dalam penelitian lain menunjukkan bahwa batuk dan bersin bukan saja yang perlu dikhawatirkan.
Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional bergengsi di AS baru-baru ini memperingatkan bahwa virus corona bisa disebarkan oleh kabut halus yang dihasilkan manusia ketika berbicara dan bernapas.
• Belum Ada Bukti Peliharaan Tularkan Virus Corona Ke Manusia, Begini Cara Hindarkan Hewan Dari Virus
• Pandemi Corona, Kemenag Rilis Surat Edaran Ibadah Ramadan: Bagaimana Nasib Tarawih hingga Bukber?

Masker bisa melindungi?
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat yang sehat dapat menggunakan masker kain tiga lapis untuk mencegah penularan Covid-19.
Namun, masker jenis ini hanya dapat menangkal virus hingga 70 persen.
"Sesuai hasil penelitian, masker kain dapat menanagkal virus sebesar 70 persen," kata Wiku saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (5/4/2020).
Namun dalam penelitan lain mengatakan bahwa virus masih bisa menyebar pada saat memakai masker apapun, kecuali masker khusus anti virus.
Banyak ilmuwan dunia mengaku skeptis dengan orang sehat yang memakai masker.
Ada kekhawatiran ketika tangan yang terkontaminasi justru malah menyebarkan ketika masker menghentikan pergerakan virus.
Ditambah lagi ilmuwan juga mengatakan bahwa virus corona masih bisa memasuki tubuh manusia melalui celah di sisi masker dan mata.
• Virus Corona Masih Mewabah, Presiden Jokowi Imbau Warganya Wajib Memakai Masker
• Pemerintah Wajibkan Semua Orang Pakai Masker, Ini Beda untuk yang Sehat, Sakit Hingga Tenaga Medis

Orang tanpa gejala atau silent spreader
Di Indonesia sendiri telah membuat satu kategori baru tentang orang tanpa gejala terinfeksi virus corona atau silent spreader.
Penyebaran Covid-19 oleh orang-orang yang tidak menunjukkan gejala adalah salah satu alasan virus ini sangat berbahaya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science menyimpulkan bahwa 86 persen dari kasus positif virus corona adalah tidak memiliki gejala atau ringan.