Breaking News:

100 Tahun Lalu Ada Wabah Lebih Ngeri dari Corona, 100 Juta Penduduk Tewas Termasuk dari Indonesia

Wabah yang dikenal dengan nama Flu Spanyol ini terjadi pada tahun 1918 dan baru berakhir pada 1920.

Editor: Galuh Palupi
Aidaazryn
Wabah Flu Spanyol pada tahun 1918 

Virus itu bahkan menjangkiti seluruh penumpang dan awak kapal Toyen Maru yang baru tiba di Makassar dari Probolinggo.

Menariknya, harian Sin Po dan Pewarta Soerabaia memiliki beberapa nama untuk menyebut pandemi itu: “Penjakit Aneh”, “Penjakit Rahasia”, dan “Pilek Spanje”.

Dalam salah satu artikelnya, Pewarta Soerabaia bahkan menggunakan istilah "Russische Influenza" meskipun pandemi Flu Rusia sudah berakhir pada 1890.

Namun dalam artikel-artikel berikutnya, Sin Po maupun Pewarta Soerabaia menggunakan terminologi yang lazim digunakan di seluruh dunia untuk menyebut penyakit ini yakni "Flu Spanyol".

Ketika virus itu mulai menyerang kota-kota besar di Jawa pada Juli 1918, pemerintah dan penduduk tidak terlalu memperhatikan.

Mereka tidak sadar apabila virus tersebut akan menjalar dengan cepat dan mengamuk dengan sangat ganas.

Terlebih, saat itu perhatian pemerintah lebih terfokus pada penanganan penyakit-penyakit menular lain seperti kolera, pes, dan cacar.

Beberapa suratkabar juga menganggap Flu Spanyol belum berbahaya.

Aneta, misalnya, dari korespondensinya dengan Asosiasi Dokter Batavia menyimpulkan bahwa Flu Spanyol tidaklah berbahaya bila dibandingkan dengan flu pada umumnya.

Sementara, Sin Po menulis, “Ini penjakit lagi sedang hebatnja mengamoek di seantero negeri, sekalipoen tiada begitoe berbahaja seperti kolera atau pes."

Burgerlijken Geneeskundigen Dienst (BGD/Dinas Kesehatan Sipil) Hindia Belanda bahkan sempat salah kaprah dengan menganggap serangan Flu Spanyol sebagai kolera.

Akibatnya, setelah muncul beragam gejala, pemerintah menginstruksikan BGD untuk mengadakan vaksinasi kolera di tiap daerah.

Kesalahan penanganan itu menyebabkan jumlah korban semakin banyak, mayoritas berasal dari golongan Tionghoa dan Bumiputera.

Diberitakan oleh Sinar Hindia, penyakit itu disebabkan oleh perang yang berkecamuk di Eropa yang membuat kondisi udara menjadi buruk.

Faktor tersebut berkaitan dengan musim kemarau panjang yang tengah terjadi di Hindia.

Namun, De Sumatra Post membantah pendapat tersebut dengan menyebut influenza sebagai “Penjakit Rakjat”, berasal dari dalam Hindia, dan tidak menular.

Halaman 3/4
Tags:
Flu SpanyolInggrisEropa
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved