100 Tahun Lalu Ada Wabah Lebih Ngeri dari Corona, 100 Juta Penduduk Tewas Termasuk dari Indonesia
Wabah yang dikenal dengan nama Flu Spanyol ini terjadi pada tahun 1918 dan baru berakhir pada 1920.
Editor: Galuh Palupi
Sementara itu, 50.000 warga Kanada meninggal, 300.000 orang Brasil juga meninggal termasuk presidennya kala itu Coleues Alves.
Di Inggris 250.000 orang meninggal, sementara Prancis lebih dari 400.000 jiwa, di Jepang 300.000 orang meninggal dan di Indonesia 1,5 juta.
Sedangkan di India mungkin terbanyak karena sebanyak 17 juta orang meninggal, akibat flu Spanyol tersebut.
Pada 1919 ketika antibiotik dan vaksin belum lahir, banyak yang percaya bahwa flu Spanyol akan menhancurkan umat manusia.
Flu ini memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi, rata-rata korban yang meninggal berusia 20-40 tahun.
Penyakit ini menyebabkan pendarahan di hidung, lambung dan usus, kemudian pendarahan dan efusi pleura menyebabkan pasien tenggelam oleh cairan tubuh mereka sendiri.
Pada 2007, para ilmuwan menguji virus flu Spanyol pada monyet yang menunjukkan gejala khas pandemi 1918.
Monyet ini mati karena badai sitokin (sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan).
Memantul dari invasi virus, memproduksi terlalu banyak sel darah putih dan sitokin untuk membunuh virus.
Sel darah putih ini menyerang sel sehat dan membunuh yang sakit.
Itu sebabnya orang yang berusia berusia 20-an dan 40-an yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat lebih mungkin meninggal karena penyakit ini.
Di Indonesia Sempat Salah Penanganan
Melansir dari Historia.id Pandemi Virus Spanyol terbawa masuk ke Indonesia kemungkinan melalui jalur laut, yakni lewat kapal penumpang ataupun kapal kargo.
Pemerintah Hindia Belanda kala itu mencatat bahwa virus ini pertama kali dibawa oleh penumpang kapal dari Malaysia dan Singapura dan menyebar lewat Sumatera Utara.
Investigasi polisi laut terhadap kapal penumpang Maetsuycker, Singkarah, dan Van Imhoff mendapati bahwa beberapa penumpang positif terjangkit virus tersebut.