Virus Corona
Benarkah Virus Corona Akan Hilang Saat Cuaca Menghangat? Begini Penjelasannya Menurut Ahli
Donald Trump dan banyak orang lain optimis virus corona mungkin hilang ketika cuaca menghangat, benarkah demikian? Begini penjelasan dari ahli.
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Penyebaran virus corona kini semakin menyebar di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia.
Kini WHO pun telah menetapkan virus corona sebagai pandemi.
Sementara itu sebelumnya beredar kabar bahwa virus corona akan menghilang seiring menghangatnya cuaca.
Hal ini pun sempat diamini oleh Presiden AS Donald Trump.
Seperti dilansir SCMP dari Business Insider, Donald Trump dan banyak orang lain menyatakan optimisme bahwa virus corona mungkin hilang ketika cuaca menghangat dengan cara yang mirip dengan flu musiman.
"Banyak orang yang berpikir (virus corona) itu hilang pada bulan April, dengan datangnya musim panas," ujar Trump pada Februari lalu.

• Status Virus Corona Kini Pandemi, Berikut Cara-cara Paling Mudah untuk Cegah Covid-19 dari WHO
Tetapi faktanya, di Australia yang kini mengalami musim panas dengan suhu rata-rata sekitar 23 derajat Celcius masih ditemukan kasus virus corona.
Setidaknya ada 128 orang di Australia yang dinyatakan positif virus corona dan tiga orang telah meninggal dunia.
Kasus yang terbaru, aktor Hollywood Tom Hanks dan sang istri Rita Wilson dinyatakan positif virus corona pada Rabu 11 Maret 2020 lalu.
Bersama Rita Wilson, Tom Hanks diketahui tengah berada di Australia dalam beberapa hari terakhir.
Ini bisa menjadi bukti bahwa cuaca yang lebih hangat tidak membuat virus corona menghilang.
Seperti yang diketahui beberapa gejala dari virus corona serupa dengan flu biasa.
Orang yang terkena virus corona atau terjangkit Covid-19 ditandai dengan demam, batuk dan terkadang disertai infeksi paru-paru yang parah.

• Baru Saja Dirilis Ilmuwan, Begini Potret Paru-paru Penderita Corona Kronis, Rusak & Muncul Tanda Ini
Karena flu dan pilek cenderung berfluktuasi dengan musim - menghilang di musim panas dan kembali di musim dingin setiap tahunnya - maka banyak orang termasuk Donald Trump, menyatakan optimisme bahwa cuaca hangat yang akan datang di musim mendatang dapat menghambat penyebaran virus.
Tetapi para ahli tidak berpikir demikian.