Virus Corona
Benarkah Virus Corona Akan Hilang Saat Cuaca Menghangat? Begini Penjelasannya Menurut Ahli
Donald Trump dan banyak orang lain optimis virus corona mungkin hilang ketika cuaca menghangat, benarkah demikian? Begini penjelasan dari ahli.
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Dhimas Yanuar
Menurut para ahli, kita tidak bisa menganggap virus corona atau Sars-CoV-2 ini datang dan pergi di musim semi atau panas.
"Jawaban singkatnya adalah bahwa meskipun kita dapat mengharapkan penurunan moderat dalam penularan Sars-CoV-2 dalam cuaca yang lebih hangat dan basah, dan mungkin dengan penutupan sekolah di daerah beriklim belahan bumi utara.
Tidaklah masuk akal untuk mengharapkan penurunan (kasus virus corona) ini (dengan hanya mengandalkan cuaca) untuk memperlambat penularan," tulis ahli epidemiologi Marc Lipsitch dalam sebuah unggahan untuk Universitas Harvard.
Sementara itu ahli penyakit menular Maria van Kerkhove mengatakan hal serupa pada konferensi pers yang digelar 5 Maret bersama WHO.
"Kami tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa virus ini akan berperilaku berbeda dalam suhu yang berbeda."
Diagnosis Tom Hanks (saat berada di Australia) semakin menawarkan bukti yang tidak menguntungkan.
Virus corona nyatanya masih beredar di bagian dunia yang bahkan sudah memasuki musim panas.
• Foto Terbaru Tom Hanks Positif Corona, Suami Rita Wilson Tersenyum: There is No Crying in Baseball

Menurut Lipsitch, hal ini bisa jadi karena bahkan infeksi musiman dapat terjadi "di luar musim" ketika mereka adalah jenis yang baru.
"Virus baru memiliki keunggulan sementara tetapi penting yaitu sedikit atau tidak ada individu dalam populasi yang kebal terhadap mereka,” tulisnya.
"Secara sederhana, virus yang sudah ada sejak lama dapat hidup - menyebar melalui populasi - hanya saat berada di kondisi yang paling menguntungkan, dalam hal ini di musim dingin," lanjutnya merujuk pada flu.
"Tetapi virus yang belum pernah terlihat sebelumnya seperti virus corona (penyebab Covid-19) dapat menyebar di luar musim normal untuk (virus) sepupu mereka yang lebih mapan," sambungnya.
Virus yang menyerang pernapasan dapat menyebar dengan lebih mudah di musim dingin karena suhu yang lebih dingin membantu mengeraskan lapisan seperti gel yang mengelilingi partikel virus itu sendiri.
Cangkang yang lebih kuat memungkinkan mereka bertahan cukup lama untuk melakukan perjalanan dari satu orang ke orang lain.
"Virus flu khususnya 'bertahan lebih baik dalam suhu dingin dan kering'," jelas ahli epidemiologi Amanda Sinek kepada Insider saat ditemui di University of Wisconsin di Milwaukee.
Tapi tentu saja, belahan bumi utara dan selatan tidak mengalami musim yang sama pada saat yang sama.
• Satu Pasien Positif Corona di Solo Meninggal, Pemakaman Sesuai Prosedur, Jenazah Dibungkus Plastik
