Tragedi Susur Sungai
7 Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Sleman, Reaksi Kepsek dan Alasan Polisi Tetapkan Pembina Tersangka
Berikut ini 5 fakta baru terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta. Update korban hingga penetapan tersangka.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Agung Budi Santoso
Meski telah merenggut nyawa sang anak, Dedy memilih untuk tidak menyalahkan pihak manapun.
"Ini musibah yang harus saya terima. Allah bisa memanggil dengan cara apa pun," tutur pria 48 tahun ini dengan raut wajah sangat sedih.
5. Viral jawaban pembina
Tengah viral di Facebook sebuah akun yang mengungkapkan bagaimana jawaban pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat diingatkan warga soal bahaya susur sungai.
Akun bernama Bambang Supana tersebut menuliskan tulisan yang cukup panjang terkait kejadian tragis yang dialami para siswa SMPN 1 Turi.
PIDANAKAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI TURI 1, SLEMAN
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA
Salam berduka yang mendalam,
Berita hanyutnya beberapa murid SMP Negeri Turi 1 dan menelan korban jiwa, bukan musibah. Murni kebodohan, dan keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.
KEPALA SEKOLAH, GURU-GURU DAN PEMBINA PRAMUKA HARUS BERTANGGUNG JAWAB. JANGAN HANYA MINTA MAAF!
Musim hujan, anak didik disuruh susur sungai? Mengapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai? Otaknya dimana?
Saya dapat informasi, kalau acara susur sungai sudah diingatkan warga. Namun gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah...guru goblog! Kenapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati? Kenapa harus anak didik?
Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman.
Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah.
Saya sangat sedih dan berduka yang mendalam.
Terimakasih. Viralkan!
Yogyakarta, 2020-02-21
Hormat saya,
(KPH. BP. Widyakanigara)
6. Penetapan tersangka
Dikutip TribunStyle dari TribunJogja, polisi baru saja menetapkan satu orang saksi sebagai tersangka atas tuduhan kelalaian.
Tersangka dalam peristiwa tragedi susur sungai SMPN 1 Turi adalah pria berinisial IYA, menurut keterangan Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto.
“Ada tujuh orang saksi yang diperiksa, dan saat ini, sudah ada 1 dari saksi ditetapkan menjadi tersangka, pria berinisial IYA," papar Kabid Humas Polda DIY pada Sabtu sore (22/2/2020).
Pasal yang disangkakan adalah 359 dan 360 KUHP, pasal kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, dan kelalaian yang menyebabkan orang lain luka-luka.
7. Langkah Bupati
Atas musibah yang dialami para siswa SMPN 1 Turi, Bupati Sleman Sri Purnomo langsung melakukan tindakan.
Bupati mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah dan Pengawas di Kabupaten Sleman.
Bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sabtu (22/2/2020), Bupati mengingatkan kepada seluruh Kepala Sekolah dan pengawas khususnya Pengawasan TK SD SMP untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada peserta didik.
Ke depannya, ia mengatakan Pemkab Sleman akan membuat prosedur tetap (protap) terkait dengan kegiatan outdoor sehingga nantinya akan dijalankan secara profesional guna menjaga keselamatan anak didik. (TribunStyle.com/Febriana)

Kesaksian Siswi SMP 1 Turi yang Selamat Susur Sungai Sempor: Pembina Sempat Diingatkan Warga
TRIBUNNEWS.COM - Kesaksian satu siswi SMPN 1 Turi Sleman yakni Tita Farza Pradita yang sempat hanyut dan selamat saat kegiatan susur sungai Sempor Sleman, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020).
Saat ini, Tita yang kondisinya sudah membaik menceritakan peristiwa saat banjir menerjang sungai Sempor.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV.
Selain itu, ia sempat menolong tiga temannya yang hanyut terbawa air banjir.
"Pertamanya itu dari garis start belum banjir, tapi semakin lama air naik."
"Saya cuma berdua sama teman saya Via itu bilang 'Ta aku udah nggak kuat, terus tak suruh pegangan dipundak'," terang Tita.
Baca: Cerita Salma Siswi SMP 1 Turi yang Terseret Arus Berhasil Selamatkan Diri, Orang Tua Sempat Panik

Tita juga diminta menolong adik kelas yang meminta bantuan.
"Habis itu ada adik kelas bilang, 'Mbak itu ditolong kasihan sudah hanyut dari atas' terus tak tolong," ucapTita.
"Adik kelas ada dua. Jadi tangan kanan megangin yang cewe, tangan kiri megang yang cowo. Via tak taruh dipundak, sambungnya.
Lebih lanjut, Tita berujar saat menolong tiga temannya itu dirinya juga ikut hanyut.
Sementara itu, ia menyebut saat kegiatan susur sungai tidak ada pembina pramuka yang mendampingi.
Baca: Cerita Aksi Heroik 2 Siswa SMP 1 Turi Yogyakarta Selamatkan Temannya Saat Susur Sungai: Jangan Panik
Tita menceritakan sesaat sebelum dimulai kegiatan susur sungai sang pembina ini memberikan pesan.
"Sempat (ketemu kakak pembina) cuma bilang hati-hati," ungkapnya.
Ia mengatakan jika warga sudah memperingatkan pembina pramuka kalau lebih baik tidak melaksanakan kegiatan susur sungai.
"Tapi itu katanya sama warga sudah diingetin mending nggak usah tapi tetap melanjutkan."
"Mendengar ada yang memperingatkan warga, katanya (kakak pembina) ya nggak papa kalau mati juga ditangan Tuhan," jelas Tita.
Musibah menimpa SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta sebanyak 249 siswa hanyut di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).
Baca: UPDATE Tregedi SMPN 1 Turi Sleman: 2 Belum Ditemukan, Kepsek Akui Tak Tahu hingga Ada Satu Tersangka

Kegiatan Pramuka yang diselenggarakan merupakan bagian dari kegiatan susur sungai tersebut.
Humas Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Surakarta sekaligus Sekretaris Pramuka Peduli Arba'in Rajab Nugroho turut berbelasungkawa atas kejadian tersebut.
"Yang pasti pertama saya ikut berbelasungkawa sedalam-dalamnya, semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," ungkap Arba'in, dikutip Tribunnews sebelumnya, Sabtu (22/2/2020).
Arba'in menyayangkan, kegiatan susur sungai dilakukan saat kondisi musim penghujan.
"Ya sangat disayangkan, kenapa susur sungai saat musim hujan," ungkap Arba'in.
Arba'in pun menyampaikan pentingnya seorang Pembina Pramuka mengerti terkait manajemen risiko.
Baca: Jenazah Salah Satu Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya
"Seorang Pembina Pramuka perlu memahami petunjuk penyelenggaraan kebijakan manajemen resiko dalam gerakan Pramuka," ungkapnya.
Arba'in menilai, sudah ada pegangan untuk kegiatan pramuka.
Yakni Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No 227 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka.
Arba'in menyebut dasar manajemen risiko tersebut bertujuan untuk menangani berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil.
"Hal ini pastinya dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam skala kecil di gugus depan maupun skala besar di cabang, daerah, maupuan nasional," ungkapnya.
Baca: Korban Meninggal SMPN 1 Turi Sleman Semua Perempuan, Kepala SAR DIY: Kondisi Pakaian Berpengaruh
Menurutnya, hal kecil saja perlu dipertimbangkan risikonya.
"Kalau mau pasang tenda saja, banyak pertimbangannya, apakah aman, ketersediaan air, dan lain sebagainya. Apalagi kegiatan yang memiliki risiko," ungkap Arba'in.
Apalagi, kegiatan Pramuka merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di alam terbuka.
"Diperlukan adanya kesadaran atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan," ujarnya.
"Dalam hal ini menyangkut para penyelenggara maupun peserta kegiatan," imbuhnya.
Baca: Operasi Pencarian Siswa SMPN 1 Turi Sleman: Tim SAR Lakukan Pemantauan di Sejumlah DAM Malam Ini
Arba'in menyebut pemahaman tersebut harus ditanamkan sejak dini.
"Untuk mendukung keberhasilan pendidikan dan pelatihan terhadap kesadaran akan keamanan, keselamatan, dan kesehatan perlu diterapkan secara dini," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani/Wahyu Gilang P)