Breaking News:

Tragedi Susur Sungai

7 Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Sleman, Reaksi Kepsek dan Alasan Polisi Tetapkan Pembina Tersangka

Berikut ini 5 fakta baru terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta. Update korban hingga penetapan tersangka.

Dok Pusdalops DIY - TribunJogja.com,Tribunjogja.com/Hasan Sakri, Christi Mahatma Wardhani
7 Fakta Baru Tragedi Susur Sungai SMP 1 Turi, Pengakuan Kepsek hingga Polisi Tetapkan 1 Tersangka 

TRIBUNSTYLE.COM - Berikut ini 7 fakta baru terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta. Mulai dari update korban hingga penetapan seorang tersangka.

Baru-baru ini publik tengah dihebohkan dengan tragedi susur sungai yang dialami para siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta.

Ketika para siswa tengah melakukan kegiatan pramuka berupa susur sungai di Kali Sempor, terjadi banjir hingga membuat para siswa tersapu arus.

Dari total 256 siswa kelas 7 dan 8, 249 diantaranya menjadi korban musibah tersebut.

 Berawal dari Lihat Sepatu Nyangkut di Jembatan, Warga Temukan Satu Jasad Siswi SMPN 1 Turi

Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020)
Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020) (twitter @merapi_news)

Sementara itu update terbaru menyebut sebanyak 8 orang meninggal dunia dan dua orang masih dalam pencarian.

Data tersebut merupakan rilis dari BPBD DIY yang di-update terakhir pada Sabtu (22/2/2020) pukul 11.45 WIB.

Tragedi susur sungai yang dialami ratusan murid SMPN 1 Turi, membuat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama sang istri GKR Hemas langsung bertolak menuju lokasi atau tepatnya di SMPN 1 Turi sekira pukul 23.00 pada Jumat (21/2).

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengaku sangat sedih dan prihatin atas insiden tersebut.

 Kisah Pilu Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat di Hari Ultah, Sang Ayah Angkat Bicara

 Viral Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Saat Warga Ingatkan Bahaya Susur Sungai, Tuai Kecaman!

 Suasana Berubah Pilu, Satu Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya

Tak hanya Sultan, tragedi nahas tersebut juga mendapat sorotan dari publik.

Terlebih setelah pengakuan dari Kepala Sekolah SMPN 1 Turi yang menyebut dirinya tak mengetahui adanya kegiatan susur sungai.

Sejumlah fakta tragis lainnya pun mulai sedikt demi sedikit terkuak ke permukaan.

Apa saja?

Berikut ini TribunStyle rangkum 5 fakta terkait tragedi susur sungai yang menelan korban siswa SMPN 1 Turi.

1. Kronologi

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, kejadian berawal saat sejumlah siswa turun ke sungai.

Saat itu, hujan belum turun dan arus sungai juga masih dalam kondisi normal.

"Namun ternyata di hulu sungai hujan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/2/2020).

Adanya air deras dari hulu sekira pukul 15.00 WIB, membuat ratusan siswa itu terseret.

Sementara itu, Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan, lokasi kejadian memang merupakan sungai dangkal.

Namun, para pembina tak paham jika di hulu sedang turun hujan.

"Kalau nggak banjir hanya dangkal, tapi kalau banjir ya bisa satu meter sampai satu setengah meter," jelas Tartono.

2. Korban

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun saat menghadiri upacara pemakaman salah satu korban susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi, bernama Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun saat menghadiri upacara pemakaman salah satu korban susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi, bernama Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (TRIBUNJOGJA.COM | Hasan Sakri Ghozali)

Dari jumlah total 249 siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, 8 diantaranya telah ditemukan meninggal dunia.

Sementara 2 orang masih hilang dan terus dilakukan pencarian.

Berdasarkan data BPBD Sleman, berikut identitas 8 korban tewas yang berhasil diketemukan:

- Sovie Aulia

- Arisma Rahmawati

- Nur Azizah

- Lathifa Zulfaa

- Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah

- Evieta Putri Larasati

- Faneza Dida

- Nadine Fadilah.

3. Pengakuan kepala sekolah

Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengatakan dirinya tak tahu menahu terkait adanya kegiatan susur sungai yang dilakukan oleh para siswanya dalam ekstra kurikuler Pramuka.

Titik memang mengakui kegiatan Pramuka merupakan kegiatan rutin sekolah.

Namun, Titik mengaku pembina Pramuka tidak berkoordinasi dengan dirinya terkait kegiatan susur sungai tersebut.

"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan Pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," katanya saat jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/02/2020) seperti dikutip dari TribunJogja.

"Mungkin karena siswa berasal dari Turi dan sudah paham daerah Turi. Jadi mungkin ya menganggap itu biasa,"lanjutnya.

4. Korban Khoirunnisa

Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan)
Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan) (TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY, Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Salah satu korban yang bernama Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah dimakamkan di tanggal ulang tahunnya.

Siswi SMPN 1 Turi tersebut tepat berusia 13 tahun saat dimakamkan.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang hadir di rumah duka di Dusun Karanggawang, Girikerto, Turi menyampaikan sambutan dalam upacara pelepasan jenazah.

Dikutip dari TribunJogja.com, keluarga korban tak kuasa menahan kedukaan saat jenazah dibawa ke pemakaman.

Atas meninggalnya Khoirunnisa ini, sang ayah Dedy Sukma mengaku ikhlas.

Meski telah merenggut nyawa sang anak, Dedy memilih untuk tidak menyalahkan pihak manapun.

"Ini musibah yang harus saya terima. Allah bisa memanggil dengan cara apa pun," tutur pria 48 tahun ini dengan raut wajah sangat sedih.

5. Viral jawaban pembina

Tengah viral di Facebook sebuah akun yang mengungkapkan bagaimana jawaban pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat diingatkan warga soal bahaya susur sungai.

Akun bernama Bambang Supana tersebut menuliskan tulisan yang cukup panjang terkait kejadian tragis yang dialami para siswa SMPN 1 Turi.

PIDANAKAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI TURI 1, SLEMAN

Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA

Salam berduka yang mendalam,
Berita hanyutnya beberapa murid SMP Negeri Turi 1 dan menelan korban jiwa, bukan musibah. Murni kebodohan, dan keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.

KEPALA SEKOLAH, GURU-GURU DAN PEMBINA PRAMUKA HARUS BERTANGGUNG JAWAB. JANGAN HANYA MINTA MAAF!

Musim hujan, anak didik disuruh susur sungai? Mengapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai? Otaknya dimana?

Saya dapat informasi, kalau acara susur sungai sudah diingatkan warga. Namun gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah...guru goblog! Kenapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati? Kenapa harus anak didik?

Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman.

Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah.

Saya sangat sedih dan berduka yang mendalam.

Terimakasih. Viralkan!

Yogyakarta, 2020-02-21
Hormat saya,
(KPH. BP. Widyakanigara)

6. Penetapan tersangka

Dikutip TribunStyle dari TribunJogja, polisi baru saja menetapkan satu orang saksi sebagai tersangka atas tuduhan kelalaian.

Tersangka dalam peristiwa tragedi susur sungai SMPN 1 Turi adalah pria berinisial IYA, menurut keterangan Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto.

“Ada tujuh orang saksi yang diperiksa, dan saat ini, sudah ada 1 dari saksi ditetapkan menjadi tersangka, pria berinisial IYA," papar Kabid Humas Polda DIY pada Sabtu sore (22/2/2020).

Pasal yang disangkakan adalah 359 dan 360 KUHP, pasal kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, dan kelalaian yang menyebabkan orang lain luka-luka.

7. Langkah Bupati

Atas musibah yang dialami para siswa SMPN 1 Turi, Bupati Sleman Sri Purnomo langsung melakukan tindakan.

Bupati mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah dan Pengawas di Kabupaten Sleman.

Bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sabtu (22/2/2020), Bupati mengingatkan kepada seluruh Kepala Sekolah dan pengawas khususnya Pengawasan TK SD SMP untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada peserta didik.

Ke depannya, ia mengatakan Pemkab Sleman akan membuat prosedur tetap (protap) terkait dengan kegiatan outdoor sehingga nantinya akan dijalankan secara profesional guna menjaga keselamatan anak didik. (TribunStyle.com/Febriana)

Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan)
Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan) (TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY, Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Kesaksian Siswi SMP 1 Turi yang Selamat Susur Sungai Sempor: Pembina Sempat Diingatkan Warga

TRIBUNNEWS.COM - Kesaksian satu siswi SMPN 1 Turi Sleman yakni Tita Farza Pradita yang sempat hanyut dan selamat saat kegiatan susur sungai Sempor Sleman, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020).

Saat ini, Tita yang kondisinya sudah membaik menceritakan peristiwa saat banjir menerjang sungai Sempor.

Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV.

Selain itu, ia sempat menolong tiga temannya yang hanyut terbawa air banjir.

"Pertamanya itu dari garis start belum banjir, tapi semakin lama air naik."

"Saya cuma berdua sama teman saya Via itu bilang 'Ta aku udah nggak kuat, terus tak suruh pegangan dipundak'," terang Tita.

Baca: Cerita Salma Siswi SMP 1 Turi yang Terseret Arus Berhasil Selamatkan Diri, Orang Tua Sempat Panik

SMPN 1 Turi Sleman, Tita Farza Pradita menceritakan detik-detik daat dirinya hanyut terseret arus Sungai Sempor (Tangkap Layar Youtube KompasTV).
SMPN 1 Turi Sleman, Tita Farza Pradita menceritakan detik-detik daat dirinya hanyut terseret arus Sungai Sempor (Tangkap Layar Youtube KompasTV). (Youtube KompasTV)

Tita juga diminta menolong adik kelas yang meminta bantuan.

"Habis itu ada adik kelas bilang, 'Mbak itu ditolong kasihan sudah hanyut dari atas' terus tak tolong," ucapTita.

"Adik kelas ada dua. Jadi tangan kanan megangin yang cewe, tangan kiri megang yang cowo. Via tak taruh dipundak, sambungnya.

Lebih lanjut, Tita berujar saat menolong tiga temannya itu dirinya juga ikut hanyut.

Sementara itu, ia menyebut saat kegiatan susur sungai tidak ada pembina pramuka yang mendampingi.

Baca: Cerita Aksi Heroik 2 Siswa SMP 1 Turi Yogyakarta Selamatkan Temannya Saat Susur Sungai: Jangan Panik

Tita menceritakan sesaat sebelum dimulai kegiatan susur sungai sang pembina ini memberikan pesan.

"Sempat (ketemu kakak pembina) cuma bilang hati-hati," ungkapnya.

Ia mengatakan jika warga sudah memperingatkan pembina pramuka kalau lebih baik tidak melaksanakan kegiatan susur sungai.

"Tapi itu katanya sama warga sudah diingetin mending nggak usah tapi tetap melanjutkan."

"Mendengar ada yang memperingatkan warga, katanya (kakak pembina) ya nggak papa kalau mati juga ditangan Tuhan," jelas Tita.

Musibah menimpa SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta sebanyak 249 siswa hanyut di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Baca: UPDATE Tregedi SMPN 1 Turi Sleman: 2 Belum Ditemukan, Kepsek Akui Tak Tahu hingga Ada Satu Tersangka

Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka
Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka (kolase tribunnews: BPBD DIY/TribunJogja)

Kegiatan Pramuka yang diselenggarakan merupakan bagian dari kegiatan susur sungai tersebut.

Humas Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Surakarta sekaligus Sekretaris Pramuka Peduli Arba'in Rajab Nugroho turut berbelasungkawa atas kejadian tersebut.

"Yang pasti pertama saya ikut berbelasungkawa sedalam-dalamnya, semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," ungkap Arba'in, dikutip Tribunnews sebelumnya, Sabtu (22/2/2020).

Arba'in menyayangkan, kegiatan susur sungai dilakukan saat kondisi musim penghujan.

"Ya sangat disayangkan, kenapa susur sungai saat musim hujan," ungkap Arba'in.

Arba'in pun menyampaikan pentingnya seorang Pembina Pramuka mengerti terkait manajemen risiko.

Baca: Jenazah Salah Satu Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya

"Seorang Pembina Pramuka perlu memahami petunjuk penyelenggaraan kebijakan manajemen resiko dalam gerakan Pramuka," ungkapnya.

Arba'in menilai, sudah ada pegangan untuk kegiatan pramuka.

Yakni Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No 227 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka.

Arba'in menyebut dasar manajemen risiko tersebut bertujuan untuk menangani berbagai akibat negatif baik secara moril maupun materiil.

"Hal ini pastinya dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Gerakan Pramuka, baik dalam skala kecil di gugus depan maupun skala besar di cabang, daerah, maupuan nasional," ungkapnya.

Baca: Korban Meninggal SMPN 1 Turi Sleman Semua Perempuan, Kepala SAR DIY: Kondisi Pakaian Berpengaruh

Menurutnya, hal kecil saja perlu dipertimbangkan risikonya.

"Kalau mau pasang tenda saja, banyak pertimbangannya, apakah aman, ketersediaan air, dan lain sebagainya. Apalagi kegiatan yang memiliki risiko," ungkap Arba'in.

Apalagi, kegiatan Pramuka merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di alam terbuka.

"Diperlukan adanya kesadaran atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan," ujarnya.

"Dalam hal ini menyangkut para penyelenggara maupun peserta kegiatan," imbuhnya.

Baca: Operasi Pencarian Siswa SMPN 1 Turi Sleman: Tim SAR Lakukan Pemantauan di Sejumlah DAM Malam Ini

Arba'in menyebut pemahaman tersebut harus ditanamkan sejak dini.

"Untuk mendukung keberhasilan pendidikan dan pelatihan terhadap kesadaran akan keamanan, keselamatan, dan kesehatan perlu diterapkan secara dini," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
korban susur sungai SMPN 1 Turi terbaruSlemanSMP Negeri 1 Turi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved